Akhir-final ini banyak yang mengeluh kalau iklannya pada boncos. Yang selama ini menggarap pasar luar negeri, juga mengeluh hal yang sama. Yang fokus di pasar lokal juga begitu. Sebagian besar menyalahkan update gila-gilaan yang dikerjakan oleh Facebook, sebagian lagi menyalahkan Jokowi 🙂 Hahahaha
Tapi pada dasarnya hanya satu : rugi.
Seperti yang kita tahu, Facebook Ads ialah platform yang sungguh hebat. Menjadi sangat jago alasannya adalah iklan kita bisa menyasar golongan pasar yang sangat niche sekalipun. Dan saya selalu bilang, traffic yang paling convert ya via Facebook Ads (selain Google Adwords). Bertahun-tahun memakai iklan di sosial media ini dan karenanya senantiasa memuaskan. Sampai beberapa hari ini yang mulai banyak memasang status boncos, atau bahkan diem-diem kebingungan alasannya adalah iklannya tidak menciptakan ROI seperti yan dibutuhkan.
Well, ada banyak penyebabnya.
Mungkin Landing Page anda yang kurang keren atau mungkin juga funneling anda yang terlalu ribet. Tetapi ini saya coba menulis hal-hal yang perlu anda pahami dalam optimalisasi Facebook Ads anda. Ingat, tidak ada barang yang tidak mampu dijual di dunia ini, barangkali anda hanya belum menemukan pasar yang sempurna saja. Tulisan ini saya ambil dari pengalaman, pengamatan dan beberapa sumber yang otentik.
Cara optimasi Facebook Ads ialah :
1. Jalankan Iklan Anda Secepatnya.
Metode FTO (Fast Take Off) ini akan menciptakan iklan anda secepatnya dikerjakan oleh Facebook dan anda juga akan mendapatkan data yang anda harapkan dalam waktu yang singkat. Rasionalnya, ini juga akan membuat anda secepatnya tahu apakah iklan anda berhasil atau gagal.
Ada beberapa cara yang mampu anda lakukan :
– Kalau anda sangat confident dengan produk yang anda pasarkan (tergolong dengan audience yang anda pilih)
a. Ketika menciptakan campaign untuk pertama kali, hindari tata cara ‘Accelerated Delivery’, senantiasa menggunakan Daily atau Lifetime Budget. Setelahnya set bugdet iklan yang anda rencanakan sebesar 200%-500%. Pancingan ini akan membuat iklan anda berlangsung segera.
Baca juga : Cara Membuat Instant Articles di Facebook
b. Daripada menunggu hasil data selama 5-7 hari, dalam waktu 48 jam anda kana mendapatkan data yang dapat anda pakai untuk dianalisa. Setelah menerima 10-20k impresi, balikkan lagi anggaran campaign anda ke normal. Segera evaluasi.
Note : Beri waktu 24 jam buat Facebook untuk mengoptimasi otomatis iklan anda.
– Kalau anda kurang confident dengan produk anda atau beru pertama kali memakai facebook ads
a. Pake anggaran iklan yang anda harapkan. Mulai dari yang kecil juga tidak apa-apa. Jangan rubah anggaran selama kurun 3 hari pertama iklan anda.
b. Algoritma Facebook dikala ini yakni learning algorithm. Biarkan iklan anda berlangsung dulu selama 3 hari. Facebook akan mempelajari iklan anda manis di demografi yang mana.
c. Setelah 3 hari iklan berlangsung, naikkan anggaran sebesar 50% dari budget sebelumnya. Jalankan iklan selama 7 hari dan mulai analisa balasannya. Jangan cemas jikalau anda tidak menerima konversi dalam 3 hari pertama. Khawatirlah jikalau anda tetap tidak mendapatkan konversi setelah ahad kedua.
2. Selalu Optimasi di Tujuan Anda Beriklan.
Ada banyak tujuan orang beriklan di Facebook. Tetapi Facebook sudah meng-kluster-kan tujuan iklan kita ke dalam beberapa kategori. Ini ada disettingan iklan di awal campaign.
Ada 3 (tiga) tujuan beriklan yang hendak diakomodasi oleh Facebook, anda tinggal menyesuaikan saja : 1) Awareness, 2) Consideration, dan 3) Conversion.
Kenapa ini menjadi sangat penting dan harus dipikirkan diawal dengan benar, alasannya Facebook akan secara otomatis memaksimalkan traffic sesuai dengan tujuan yang kita pilih.
Nah, lazimnya orang telah pribadi menargetkan konversi untuk iklannya. Sah-sah saja. Yang perlu diingat yaitu orang yang ‘berbelanja’ produk anda jauh lebih minim dari yang mengklik iklan, atau bahkan yang sampe ke ‘add to chart’.
Baca juga : Studi Kasus Iklan di Facebook
Perhatikan betul metrik yang anda ingin raih. Ada beberapa metrik yang mau sangat mengasyikkan untuk dilihat (dan di screenshot lalu anda taruh di status), yang aku sebut metrik semu, mirip :
- Total impresi (semakin banyak impresi, iklan kian manis)
- Cost per click (semakin kecil cpc, iklan kian menyenangkan)
- Click through rate (kian besar CTR, anda semakin gembira)
- Cost per 1k impresi (kian kecil, makin indah)
Metrik di atas hanya bisa dipakai pada saat anda melalukan A/B testing iklan. Tapi tidak mengindikasikan ROI dari iklan anda. Perhatikan metrik di bawah ini :
- Cost per Conversion
- Conversion Rate
- Click to Conversion Rate
Ketiganya jauh lebih berharga alasannya adalah secara langsung mengumumkan ROI dari tujuan yang ingin diraih.
Kalau anda gundah menentukan tujuan di permulaan, rekomendasi saya pasang 2 campaigns dengan produk dan audience yang sama tetapi 2 goals yang berlawanan. Lihat kesudahannya mana yang lebih menciptakan.
3. Optimasi Bidding Anda.
Ada 2 (dua) opsi yang dapat anda pakai : Automatic Bidding atau Manual Bidding. Dari pengalaman saya : gak jauh juga bedanya. Eh salah, ada peningkatan konversi dikit di permulaan namun kemudian turun lagi mirip biasa <– gampang-mudahan hanya aku yang mengalaminya. **untung ada disclaimer di bawah
Akan ada masanya dikala bidding otomatis yang anda pake membuat CPC makin naek dan iklan menjadi merugi. Kemudian anda beralih ke Manual Bidding. Di 2-4 hari awal, perpindahan bid ini akan membuat konversi anda naik tetapi daily anggaran anda tidak terpakai secara optimal.
Kemudian mulailah anda membuat puluhan, bahkan ratusan campaigns dengan daily anggaran yang dinaikkan 500% supaya anda mendapatkan impresi yang cukup dengan harapan iklan anda semakin banyak dilihat orang. Setelah itu iklan anda kian tidak terukur lagi.
Ada 5 (lima) cara untuk manual bid yang mampu digunakan :
- Mulai dengan tengah-tengah dari suggested bid, lalu naikkan/turunkan pelan-pelan.
- Mulai dengan bid rendah, kemudian naikkan secara perlahan-lahan.
- Mulai dengan bid tinggi, lalu turunkan secara perlahan-lahan.
- Mulai dengan bid tinggi dan biarkan saja seperti itu.
- Mulai dengan bid tinggi, sesudah berlangsung lalu turunkan ekstrim ke sangat rendah untuk klik yang murah.
Saya bocorin sedikit, percuma pake manual bidding kalo mental anda masih belum tersadar. Selain mental, tentukan anggaran anda juga melimpah. Ini dikarenakan algoritma Facebook yang ‘kurang ajar’.
> Kalo anda bid rendah, hanya dikasih traffic yang ‘somewhat likely to purchase’ (kayaknya sih mau beli).
> Kalo anda bid sesuai dengan suggested bid, bakalan dikasih audience yang ‘likely to purchase’ (kelihatan mau beli).
> Kalo anda bid yang tinggi (2-3x dari suggested bid), maka anda akan dikasih audience yang ‘most likely to purchase’ (percaya mau beli).
Strategi ini memang agak unik. Makanya aku bilang, manual bidding itu hanya untuk yang punya nyali juara. Belum lagi, tata cara ini memerlukan anggaran yang besar untuk mampu berlangsung dengan baik. Pengalaman aku, paling nggak di $1000/hari baru mampu jalan.
Baca juga : Cara Mengukur Campaign Online
Hari pertama mungkin masih tinggi cost-nya, tetapi bakal menurun di hari berikutnya. Ini sebab advertiser lain yang outbid mulai mem-pause iklannya.
Pengalaman saya juga bilang, dengan manual bidding, kalo anda membuatlookalikes audience setelah 100+ konversi, anda akan menerima lookalikes yang kualitas nomer satu, bukan di grade yang bawah. Selain itu, manual bid bisa membuat kompetitor anda di audience yang serupa ‘mengalah’ alasannya adalah outbid yang mau menyebabkan mereka tidak mendapatkan traffic.
Kalo gak yakin sama manual, ya udah automatic bidding saja. Lebih mudah.
4. Pake Custom Ad Schedule.
Kalau anda biasa memakai automatic bidding dan membiarkan Facebook mengembangkan iklan anda di audience yang telah anda tentukan (atau malahan di broad), maka anda akan memahami betul saat kapan iklan anda menerima impresi atau konversi banyak, dan kapan yang sepi.
Paling tidak ada 2 hal yang membuat iklan anda gak relevan lagi pake automatic bid :
1) Iklan anda tetep nongol pada dikala yang tidak tepat. Misalnya anda jualan mesin fotokopi tapi iklan nongol jam 1 malem, siapa yang hendak beli?,
2) Karena Facebook menggunakan learning algorithm, jadi nongolnya iklan akan diadaptasi dengan jam-jam yang ‘most likely’ konversi (atau tujuan beriklan anda) tercapai.
Cara menangani hal ini yakni dengan setting custom ad schedule. Cari jam-jam yang konversi anda tinggi, pasang iklan pada dikala jam tersebut saja.
5. Pake Smart Scheduling/rotasi Untuk Menurunkan Frequency.
Ada cara sederhana untuk menghindari naeknya CPC dan frequency. Ini sangat berkhasiat untuk iklan yang direncanakan akan dilaksanakan dalam waktu yang usang.
Bayangannya gini, dikala iklan kita timbul di audience yang sama selama beberapa ahad, maka frequency akan naek. Biasanya, naeknya frequency ini akan dibarengin dengan CPC juga naek alasannya iklan makin saturated.
Cara paling gampangnya yakni dengan menawarkan 3 gambar untuk satu campaign dan audience yang serupa. Pasang gambar itu di tiga ad set yang berbeda dan jalankan pada ahad yang berbeda.
Cara lain lagi adalah dengan membuat satu campaign dengan satu rancangan dan jadwalkan untuk running di hari Senin, Kamis dan Minggu lalu duplicate ad set dua kali untuk Selasa dan Jumat dengan desain yang berlainan. Duplicate dua kali lagi untuk hari Rebo dan Sabtu juga dengan desain yang berlainan. Jreng jreng!
Please take note : dari setiap ad set yang dibuat mampu menimbulkan hasil yang berbeda.
6. Selalu Lakukan A/B Split Test Untuk Iklan Anda
Ada banyak alesan mengapa split test ini perlu anda lakukan. Saya pernah menulis wacana split test dan konsep AIDA.
Tetapi pada dasarnya, split test itu diperlukan untuk mengenali mana yang terbaik dari yang ada. Mana yang terbaik dari gambar, ad-copy, call-to-action, penempatan iklan sampai dengan audience yang terbaik. Ini adalah proses eksperimen dalam rangka mencari formulasi yang maksimal untuk iklan anda. Note : selama kala split test, jangan berharap ROI.
Apa saja yang bisa di split test? Banyak bro.
- Headline
- Ads Copy
- Metode Bidding
- Tujuan Iklan (campaign objectives)
- Audience
- Tipe Iklan (Ad Type)
- Gambar (ini saja mampu di tes dengan berbagai cara)
- Gambar vs Video
- Ad Placement
- Dan lain-lain
7. Pake Facebook Pixel dan Pasang Standard Event Untuk Analisa
Hampir siapa saja sekarang merekomendasikan Facebook Pixel. Well. pake saja dahulu. Ini manfaatnya banyak kok. Saya paling suka make pixel ini buat retargeting. Ini yang bikin iklan ngikutin audience kita kemana-mana.
Beberapa laba meng-inject Facebook Pixel di landing page/situs web yaitu :
- Bisa track konversi
- Bisa dipake untuk retargeting
- Bisa menyaksikan metrik lain berdasarkan dari reaksi orang-orang setelah menyaksikan landing page kita.
Kalau masih galau liat guide Facebook Pixel-nya dari Facebook.
Setelah memasang pixel dengan benar, anda mampu memilih 9 (sembilan) standard events untuk men-track reaksi dari audience setelah dibawa masuk ke landing page/situs web anda.
Ini menjadi sangat penting alasannya anda akan mengetahui berapa banyak yang cuma liat-liat di landing page, berapa banyak yang telah sampai add-to-cart, berapa banyak yang sudah isi purchase form tetapi gak beli atau berapa banyak yang beli (dari thank you letter yang dikirim).
Untuk memasang standard event ini, anda cuma mesti menyertakan beberapa baris code di Facebook Pixel yang sudah terpasang.
Penambahannya mirip ini (lihat gambar di bawah):
1. Landing page original code : Copy dan paste Pixel code diantara
dan tags di landing page anda.2. Masukkan Facebook Pixel Code
3. Standard Event Code : di dalam Pixel Code, di atas tag, paste-kan standard event code. Tambahkan Standard Event Code ini di setiap halaman yang ingin di track sesuai dengan peruntukannya.
Guide nya disini : Pasang facebook pixel
8. Pake Custom Audience
Secara khusus, Facebook memperbolehkan kita untuk menggunakan 3 (tiga) macam audiences. Ketiganya yaitu :
- Saved Audience – sasaran audience yang bisa anda dapat dari memilih beberapa atribut dasar mirip lokasi, umur, gender, gawai yang dipakai, interests dan sebagainya.
- Custom Audience – target audience dari orang-orang yang pernah mampir ke landing page/ website kita, atau bahkan yang pernah bereaksi dengan iklan yang kita buat. CUstom audience ini juga bisa berasal dari email list yang kita punya.
- Lookalike Audience – ini ialah perluasan dari custom audience. Isinya target audience yang memiliki aksara nyaris sama dengan custom audience yang sengaja kita cari lookalike-nya.
Kalau anda masih gundah dengan yang di atas, ini ada 9 (sembilan) audiences, berdasarkan observasi aku, yang mau menciptakan performa iklan anda menjadi jago :
- All your situs web visitors (Custom Audience)
- Pricing page visitors (Custom Audience)
- Blog readers/ readers of particular articles (Custom Audience)
- Specific landing page visitors (Custom Audience)
- Shopping cart abandoners (Custom Audience)
- Existing customers and past purchasers (Custom Audience)
- Free trial and freemium users (Custom Audience)
- People similar to your customer base (Lookalike Audience)
+ Lookalike Audience dengan spesifik interest dan demografi.
Yang terakhir ini ini unik alasannya adalah kita harus membagi lookalikes audience yang sudah dibuat (mampu dari 1%,2% atau yang yang lain) dengan keperluan demografi yang kita punyai.
9. Retargeting dan Niche-kan Niche anda
Setelah menginstall Facebook Pixel di Landing Page/situs web, kini anda bisa me-retargeting orang-orang yang telah berkunjung ke web. Yang paling persyaratan adalah me-remarketing orang-orang yang berkunjung ke Landing Page dalam waktu 30-90 hari terakhir.
Pernah gak anda dikala iseng berkunjung ke Agoda, kemudian membuka satu hotel tertentu, padahal hotel tersebut cuma dilihat-lihat saja, tetapi kemudian iklan Agoda pada spesifik hotel tersebut mengikuti kita kemana-mana? Ini yang aku maksud niche-kan niche anda.
Kita harus me-retarget relevan produk kepada pengunjung. Kalau kita mempunyai toko online dan terdapat beberapa klasifikasi barang, tentukan pengunjung anda di-remarketing untuk produk yang terakhir kali dikunjungi. Apalagi jikalau telah masuk ke add-to-chart namun tidak jadi membeli.
Jangan lupa tawarkan diskon atau penawaran menarik lain biar kandidat pembeli melaksanakan hal yang kita kehendaki.
10. Pisahkan Target Audience Remarketing Berdasarkan Reaksinya
Salah satu kunci dari kesuksesan retargeting yaitu dengan memisahkan orang berdasarkan terhadap reaksi yang ditimbulkan sehabis masuk ke website kita.
Misalnya gini, jikalau anda memiliki artikel di blog yang mempesona, seseorang yang sudah meng-klik dan membaca artikel tersebut akan familiar dengan blog anda. Orang ini jangan lagi masuk ke retargeting ke pembaca blog, tetapi seharusnya telah dipindahkan dan ditargetkan dengan Sales Page.
Ada tiga keadaan yang bisa menjadi tolok ukur :
Awareness Stage –> Prospecting Stage –> Conversion Stage
Cari pengunjung ke web anda sebanyak-banyaknya di awareness stage, tawarkan produk anda via sales page dikala sudah menjadi kesempatan dan tawarkan kembali upselling ketiga sudah masuk ke klasifikasi conversion stage.
Untuk memasukkan target ke dalam tahapan yang selanjutnya (baik prospecting atau conversion), anda bisa memakai fitur EXCLUDE di iklan facebook.
Misalnya dengan EXCLUDE-kan orang-orang yang sudah membaca artikel di blog dari sasaran audience yang telah pernah membaca penawaran khusus produk kita, dan set up campaign lain yang menargetkan pembaca blog kita dan memperlihatkan produk yang relevan dan artikel yang mereka baca.
Jangan lupa EXLUDE kan juga semua pelanggan ketika ini (yang telah berbelanja) dari campaign yang menargetkan cold leads (lead/harapan yang tidak berbelanja).
11. Hindari Over Remarketing
Mendapatkan iklan hasil remarketing itu kerap kali jengkelin juga. Sepanjang hari buka dimana saja (bahkan di adwords juga), iklannya ngikutin dan nempel kayak perangko. Buka Google ada iklan itu, buka website orang liat iklan adsense yan itu juga, buka Facebook liat iklan newsfeed yang sama trus right-ads juga nunjukin iklan yang sama. Eneg gak tuh.
Kalau anda ingin kandidat pembeli berempati kepada produk anda, hindari remarekting yang berlebihan. Kasih interval yang masuk nalar. Caranya mampu dengan mirip ini (dengan sasaran sampai dengan 10.000 audience) :
– Tujuan campaign (goal)-nya di set ke Reach. Goal yang satu ini bermakna iklan anda tidak akan dibantu oleh Facebook buat auto-meningkatkan secara optimal alasannya anda ingin menjangkau audience yang di retargeting.
– Cari fitur Optimization for Ad Delivery – gunakan Daily Unique Reach, ini artinya Facebook hanya akan menampilkan iklan anda satu kali sehari pada target yang anda pilih sebelumnya.
12. Optimalkan Breakdown Menu pada Ad Report
Saya juga gres sadar belum lama kalau Breakdown Menu di Ad Report mampu sedasyat ini. Walaupun dengan penampilan yang sederhana, laporannya kalo di short udah mirip sama Voluum.
Menu yang satu ini menciptakan anda bias menyaksikan laporan :
- Umur berapa iklannya paling convert
- Lokasi sasaran pasar yang disasar yang paling baiklah
- Gawai apa yang digunakan
- Dan banyak lagi.
Saran aku, sebelum anda betul-betul menggunakan fitur yang satu ini, biarkan iklan berjalan selama beberapa saat apalagi dulu. Data yang terlalu sedikit mampu menyebabkan keputusan yang salah. Kalau saya lazimnya melihatnya secara progressif, dibandingkan iklan pada ketika menghasilkan 100 konversi, 200 koversi sampai dengan 500 konversi.
Selamat menjajal !
Disclaimer : Tulisan ini menurut dari pengalaman, pengamatan dan berbagai sumber yang otentik. Masing-masing orang mungkin saja mengalami hasil yang berbeda. Toh ini negara juga dibangun atas dasar kebhinekaan. Kaprikornus berbeda pun tak apa. Ciao!
Sumber harus di isi