Cara Melaksanakan Valuasi Untuk Aset Cryptocurrency

Selama setahun terakhir, beberapa penanam modal dan jago kripto ternama telah merekomendasikan banyak sekali kerangka kerja, heuristik, dan metrik yang mampu diterapkan oleh penanam modal ke nilai aset cryptocurrency.


menilai cryptocurrency


Artikel ini merangkum kerangka kerja penilaian aset cryptocurrency hari ini. Saya berencana menjelaskan secara singkat kerangka utama dan mengeksplorasi kekurangan mereka serta mendiskusikan kesempataneksplorasi lebih lanjut. Saya menyimpulkan dengan anutan ihwal cara terbaik untuk mendekati penilaian untuk pasar saat ini dan periode depan.


cara valuasi atau menilai aset cryptocurrency
sumber : blockchainatberkeley


1. Tesis “Store of Value” atau alat penyimpanan “value”


Gagasan utama: Value yaitu bagian aktivis yang penting dalam mata duit digital, merupakan kemampuan untuk memberikan nilai uang terhadap pengguna (user) atau penanam modal. Kemampuan token untuk berfungsi selaku penyimpan value dapat menciptakan value yang penting bagi pihak-pihak ini.


Argumen utama: Mata duit memiliki tiga karakteristik: menyimpan value , media exchange / media penukaran, dan unit akun. Asset mirip bitcoin (BTC) atau stable coin mungkin memiliki fitur “store of value” yang berguna, membuatnya sungguh mempesona bagi investor. Mata uang digital yang mempunyai nilai stabil berdasarkan rancangan (dengan kata lain, stable coin – harga coin nya lazimnya di peg dengan nilai mata duit atau emas), atau coin yang diharapkan komunitas menjadi stabil atau tumbuh harganya akan menciptakan coin menjadi “store of value” yang menarik.


Baca Juga : Perbedaan Coin VS Token Dalam Cryptocurrency


Observasi: Seperti halnya mata uang atau komoditas fiat tanpa utilitas intrinsik yang memiliki arti (kertas di uang kertas tidak banyak berguna untuk kita bila tidak diakui banyak orang), coin yang cantik harus diterima oleh ekosistem, diyakini banyak orang (collective belief), dan keyakinan mengenai aset tersebut adalah dasar dari posisinya sebagai aset cryptocurrecystore of value”.


Untuk valuasi, orang bisa mereferensikan asset store-of-value yang sepadan di dunia ini, seperti emas. Value total emas batangan di dunia pada harga spot $ 1300 adalah sekitar $ 8 triliun berdasarkan beberapa asumsi. Jika ini ialah indikator apa saja, dan bila coin seperti bitcoin mengambil alih emas sebagai store of value (*kalau* yang sangat, sangat besar), maka aset cryptocurrency seperti itu mempunyai kesempatan pengembalian yang luar biasa. Dalam kuantifikasi sederhana, jikalau kita menggunakan contoh bitcoin, pada persediaan 21M BTC yang tertutup, masing-masing BTC dapat menyaksikan harga $ 380.000 bila diasumsikan daerah yang sama di dunia selaku store of value sebagai emas ($ 8T / 21M koin = $ 380.000 per coin).


2. Tesis Velocity Token


Gagasan utama: Velocity transaksi Token ialah salah satu kunci yang menentukan value token jangka panjang.


Persamaannya dalam cryptocurrency adalah MV = PQ



  • M - Money Supply / size of Asset Base

  • V  – Velocity / kecepatan peredaran cryptocurrency (atau seberapa cepat crypto berpindah tangan)

  • P = Harga dari digital asset

  • Q = Jumlah cryptocurrency yang bereda





Argumen Utama: Mengambil dari The Monetary Equation of Exchange (MV = PQ), yang oleh para ekonom disebut Teori Kuantitas Uang, velocity adalah pergerakan / pendorong harga token yang signifikan, dan kian rendah velocitynya, harga token yang lebih besar adalah melalui apresiasi M di bagian kiri dari persamaan di atas (MV=PQ).




Implikasi dari tesis ini ialah token dengan velocity rendah, yaitu mereka yang berada lebih usang di wallet untuk argumentasi apa pun (spekulasi, store of value, dll.), akan melihat harga yang lebih tinggi daripada coin lainnya, yang lainnya seluruhnya sama.


Velocity rendah mempunyai arti para spekulan dari crypto telah berubah menjadi holdr, atau orang-orang yang memegang cryptonya untuk jangka panjang dan menjadi penanam modal. Semakin banyak orang yang meng-hold coinnya maka harga cryptocurrency tersebut akan terjaga, stabil atau meningkat.


Observasi: Implikasi utama dari inspirasi ini ialah bahwa project cryptocurrency harus memberi usernya alasan yang bagus untuk memegang / hold beberapa coin melampaui apa yang akan mereka gunakan dalam metode (ingat token crypto digunakan untuk membeli service di dalam ekosistem project). Motivasi bisa termasuk memegang koin selaku investasi spekulatif atau store of value. Alternatifnya, protokol /proyek (pemilik project crypto) dapat merancang fitur yang memaksa penghematan velocity (kecepatan coin berpindah/diperjual belikan), mirip fungsi staking (kian banyak dan lama hold crypto, menerima bonus, tampakdi FunFair) atau mekanika burn-and-mint yang sebanding (tampakdi Factom). Secara lazim, fitur staking seperti yang ada dalam protokol PoS mesti menolong mendukung velocity rendah.


 


Tesis ini memiliki kritik yang diakui secara luas, mirip:



  • Kecepatan / velocity token crypto berpindah tidak dapat ditentukan atau diukur secara sempurna, sedangkan model mengasumsikan bahwa beliau dapat didefinisikan /diperkirakan dan digunakan untuk memodelkan value.

  • Faktor-faktor lain dalam persamaan, M, P, dan Q juga tidak mampu dengan gampang diukur atau diperkirakan. Bahkan, para ekonom akan mengatakan bahwa Anda perlu model untuk memperkirakan salah satu dari variabel-variabel ini bersama dengan korelasi mereka satu sama lain.

  • Ketika velocity berubah, opsi untuk mencatat imbas dalam M, P, atau Q yaitu sewenang-wenang dan menghasilkan implikasi yang berlainan untuk harga token. Lebih lanjut, hubungan dan kekerabatan V dengan faktor-aspek ini yakni dinamis, dan mengasumsikan relasi yang stabil dengan P, Q, atau M lagi adikara dan berurusan.

  • M itu sendiri sangat sukar untuk diukur di tanah cryptocurrency, alasannya ada yang dapat dikunci atau mata duit yang tidak dimining yang mungkin atau tidak mungkin tercermin dalam value versi M.


Kontributor: Fred Ehrsam, John Pfeffer, lainnya yang menyatakan bahwa velocity yaitu salah satu driver dan indikator valuasi yang lebih penting dan berguna.


3. INET & Tesis Crypto J-Curve


Gagasan utama: Model INET, dibangun oleh Chris Burniske, adalah versi keuangan jelas di mana value token diperkirakan menggunakan Persamaan Moneter Pertukaran (MV = PQ) yang telah diperkenalkan di atas. Perhatikan bahwa INET hanyalah nama token fiksi yang sedang dievaluasi oleh analis. Harga Token berikutnya dipecah menjadi dua komponen yang kontribusinya berevolusi seiring waktu: “value utilitas saat ini” (CUV – Current Utility Value), yang mewakili value yang didorong oleh utilitas dan penggunaan saat ini, dan “diskon value utilitas yang diperlukan” (DEUV – Discounted Expected Utility Value), yang mewakili value yang didorong oleh spekulasi investasi.


valuasi aset crypto


Argumen utama: Nilai pasar token saat ini dapat dimodelkan dan diproyeksikan menggunakan input tergolong supply-side drivers, tingkat kemajuan adopsi dan tingkat kejenuhan market, seruan token, dan velocity. Selanjutnya, CUV dan DEUV dan imbas dinamis mereka masing-masing pada harga token dapat dimodelkan dan diperkirakan.


Setelah persamaan pertukaran moneter (MV = PQ), harga token sama dengan basis moneter yang diproyeksikan (M) di kala depan dibagi dengan jumlah coin yang beredar di abad depan; M dihitung sama dengan PQ / V, atau nilai volume transaksi on-chain (atau “jaringan GDP”) dibagi dengan velocity token.


Observasi: Velocity yakni asumsi yang sangat penting dan value input, dan model ini menderita kerugian yang serupa terkait dengan velocity token dan interaksi dengan aspek-aspek lain seperti yang diterangkan dalam argumen tesis velocity di atas.


Tesis Crypto J-curve: Ketika proyek meningkat , CUV dan DEUV bergiliran mengendalikan harga token alasannya proyek dan pandangan pasar mereka stabil dan matang. Ketika token pertama kali diluncurkan, DEUV mendominasi sebagai pemegang yang bersemangat wacana teknologi tersebut dan menghendaki apresiasi harga di periode depan. Ketika antusiasme menyusut dengan rintangan teknis yang tak terelakkan, harga menurun dan lebih dikendalikan oleh CUV dari pengguna teknis dan pengguna permulaan. Ketika tim mengatasi tantangan, CUV diam-diam berkembang sebagai token menjadi lebih banyak diadopsi. DEUV lalu menangkap selaku spekulasi dan kegembiraan mengikuti minat developer. Akhirnya dalam kondisi stabil, CUV harus mengontrol harga token.


4. Network Value-to-Transaction Ratio (NVT)


Gagasan utama: NVT = network value / daily transaction volume. NVT merupakan rasio valuasi yang membandingkan value network (sama dengan kapitalisasi pasar) dengan volume transaksi on-chain network harian.


Argumen utama: Serupa dengan rasio valuasi popular equity P/E (baik harga saham / keuntungan per saham, atau kapitalisasi pasar / pemasukan total), NVT mampu memberikan apakah token network dinilai terlalu rendah atau terlalu tinggi dengan memperlihatkan kapitalisasi pasar relatif terhadap volume transaksi network, yang mewakili utilitas yang diambil pengguna dari network. Ketika rasio menjadi sungguh tinggi, ini memperlihatkan potensi over-valuation.


network value transaction cryptocurrency indonesia - valuasi
https://coinmetrics.io/nvt/#assets=btc

Observasi: Rasio terbaik berlaku untuk asset yang volume transaksi on-chainnya secara erat mewakili utilitas untuk pengguna. Misalnya, volume transaksi on-chain bitcoin merepresentasikan utilitas (atau jumlah pemakaian) yang diberikan terhadap pengguna untuk mengirim uang secara internasional dengan biaya yang sangat minim dan tingkat anonimitas. Untuk network dengan tingkat rincian transaksi yang tinggi seperti Monero dan Zcash, rasionya tidak terdefinisi. Untuk network dengan reward staking mirip Dash, kegiatan transaksi yang dihasilkan dari staking akan memajukan denominatornya, secara tidak sengaja menyebabkan rasio itu dianggap enteng. Efek ini dapat dikoreksi dengan mengurangkan kegiatan staking dari volume transaksi.


Kritik:



  • Volume transaksi cenderung mengikuti pergeseran harga, sehingga dua variabel memiliki korelasi endogen dan “refleksif”, melemahkan kekuatan indikatif dari rasio.

  • Para mahir sudah bereksperimen dengan kerangka waktu yang dipakai untuk mengukur volume transaksi harian. Lihat rujukan di bawah ini untuk beberapa analisis ini.


Kontributor: Chris Burniske, Willy Woo, tim Coinmetrics, Dmitriy Kalichkin


5. Daily active addresses/users (DAA)


Gagasan utama: Daily active addresses merupakan metrik dan indikator jumlah pengguna yang menggunakan network cryptocurrency dalam transaksi setiap hari.


daily active address - cara valuasi aset crypto


Argumen utama: Serupa dengan daily active users (DAU) untuk perangkat lunak dan aplikasi, DAA mampu menunjukkan informasi perihal jumlah pengguna di network, yang mampu memberitahukan tren dan melengkapi indikator lain mirip NVT dan volume transaksi on-chain.


Sumber : https://blockchainatberkeley.blog/todays-crypto-asset-valuation-frameworks-573a38eda27e


 


Baca Juga Artikel Lain Tentang Blockchain dan Cryptocurrency


 


Perbedaan Coin VS Token Cryptocurrency dan Hubungannya Dengan Blockchain



 


 


 



Sumber harus di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama