Hard Fork, Soft Fork Dan Kaitannya Dengan Kripto

Blockchain dan kripto merupakan dua hal yang saling berhubungan satu sama lain. Blockchain merupakan jaringan teknologi dimana teknologi ini menciptakan produk yang berjulukan kripto. Salah satu kripto yang paling terkenal yaitu bitcoin. Setiap kripto pastinya berlawanan satu sama lain tergantung dari tipe server yang mereka ‘tumpangi’. Salah satu teknologi yang cukup mempunyai efek pada kripto yakni hard fork dan soft fork.


definisi hard fork dan soft fork
Source: cryptographics.com

Hard fork sendiri merupakan sebuah kondisi dimana satu satuan kripto terbagi menjadi dua dimana dari satuan cryptocurrency tersebut diubah sehingga menghasilkan instruksi usang dan isyarat gres dimana kedua kode ini tidak kompatibel satu sama lain. Contoh kripto yang telah melakukan hard fork ialah Ethereum dimana dari hard fork ini dihasilkan Ethereum dan Ethereum Classic. Baik Ethereum maupun Ethereum Classic sudah berada di jaringan kode server yang berlainan sehingga user tidak mampu mengantarEthereum ke jaringan Ethereum Classic dan sebaliknya. Selain itu jikalau user memiliki sejumlah Ethereum dikala hard fork terjadi maka user akan mempunyai 2 jenis koin yaitu Ethereum dan Ethereum Classic.


Jika pergeseran yang terjadi pada hard fork menciptakan dua aba-aba yang berlainan dan tidak dapat berafiliasi satu sama lain maka pergeseran yang terjadi pada soft fork juga menghasilkan 2 aba-aba yang sama dan dapat bekerjasama satu sama lain. Salah satu pola dari soft fork bitcoin adalah SegWit dan non-SegWit dimana kedua software ini sama-sama menggunakan jaringan bitcoin.


definisi soft fork dan hard fork
Source: cryptohigh.tech

Baik soft fork maupun hard fork pasti merupakan pergantian yang hendak terjadi di blockchain dan perubahan ini pasti akan menghasilkan imbas diantaranya yaitu kedua jaringan blockchain tersebut akan tetap dipakai oleh user tetapi akan ada jaringan blockchain yang lebih mayoritas dibandingkan jaringan blockchain satunya.


Jadi saat koin yang Anda minati akan melakukan forking maka ada baiknya Anda mengetahui dulu tipe forking seperti apa yang hendak dikerjakan oleh coin tersebut apakah itu hard fork atau soft fork. Jika Anda ialah user crypto dan bukan miner maka tidak ada hal yang perlu Anda lakukan bila forking yang terjadi bukanlah hard fork. Namun jika Anda merupakan seorang miner atau memakai software crypto Anda sendiri maka tentukan Anda memakai model software yang benar.


Salah satu hal paling penting yang mesti Anda ingat saat terjadi fork pada kripto ialah tetap menyimpan private keys Anda pada wallet digital dan bukan pada exchange. Alasan untuk menyimpan private keys pada wallet digital dikarenakan exchange dan pihak ketiga yang lain akan memiliki banyak tugas untuk mendistribusikan koin yang gres ke user satu per satu. Anda pasti mampu melakukan hal ini sendiri dan mempunyai banyak pilihan apakah ingin mendapatkan koin tersebut atau menjualnya di market. kalau Anda memegang sendiri private keys Anda. Namun kalau Anda tetap ingin menggunakan exchange maka Anda perlu mencari exchange yang mempunyai histori solid dalam mendistribusikan koin fork pada setiap user contohnya Binance.


Lalu bagaimana cara suatu perusahaan yang mempunyai kripto di pasaran mampu melaksanakan soft fork atau hard fork? Caranya yaitu dengan memiliki algoritma konsensus dimana di dalam konsensus tersebut terdapat banyak nodes (komputer) yang terhubung pada jaringan konsensus. Para nodes ini harus setuju pada update fork tersebut dan melaksanakan update terpola. Namun konsensus cuma diharapkan jikalau fork tersebut mengadopsi update yang hendak terjadi. Namun jikalau user hanya ingin menyelenggarakan soft fork atau hard fork tanpa mengadopsinya maka siapapun dapat menyalin aba-aba yang ada lalu kemudian menciptakan soft fork atau hard fork yang mampu diadopsi oleh orang lain. Dengan kata lain, siapapun mampu menciptakan hard fork dan mengkopi isyarat bitcoin tapi hal tersulit terdapat pada support yang diberikan oleh exchange maupun komunitas.


Anda mampu membuka GitHub dan mengambil sebuah isyarat dari koin (contohnya bitcoin) dan melaksanakan pengembangan untuk menunjukkan update pada software tersebut. Namun ada beberapa hambatan yang akan Anda alami mulai dari sekurang-kurangnya jumlah penambang, jumlah user yang sedikit sampai tidak adanya exchange yang ingin melisting koin Anda. Hanya terdapat sedikit sekali koin yang berhasil di ‘fork’ dalam sejarah kripto alasannya adalah fork tersebut membutuhkan konsesus supaya dapat berlangsung dengan efektif.


 


Baca Juga Informasi Lainnya Tentang Blockchain & Bitcoin


Apa Itu Bitcoin Halving: Kapan Yang Selanjutnya?



 


Berbagai Infografis Yang Menggambarkan Bagaimana Blockchain Bekerja



 


 



Sumber harus di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama