Memilih Mentor


Mari kita akui saja. Dunia internet marketing ialah keinginan banyak orang. Ada banyak perkiraan yang terbentuk di khalayak lazim bahwa internet marketing itu sungguh menggembirakan. Beberapa diantaranya, mungkin, karena dipikirnya pekerjaan pemasaran internet itu pekerjaan yang ‘set & forget’. Di-set sekali lalu ditinggal kemana-mana udah kondusif aja, duwitnya ngalir sendiri. Enak bener!


Buat anda yang gres masuk internet marketing, atau sedang cari-cari workshop pertama anda, aku mampu bilang dari sini, jikalau anda pikir internet marketing itu bisa ditinggal-tinggal, anda salah besar. Sekali lagi, anda salah besar.


Kemudian anda berpikir, lho kan gampang. Kalau satu web bisa menciptakan 10 dollar sehari dari Adsense, kan tinggal duplikasi saja. Bikin 100 blog yang masing-masing akan menciptakan 10 dollar sehari, dapet deh $1000 sehari. Sebulan mampu dapet $1000 x 30 hari = $30,000. Mendadak jadi horang kaya. Piknik ke Swiss tiap bulan deh. Hahaha..


Kalau anda masih punya fikiran yang seperti itu. Anda gak hanya seorang newbie, tetapi juga gak akan pernah punya mental cukup buat masuk ke dunia internet marketing. Saya berani bertaruh, dengan mental yang sedemikian dangkal, sepuluh tahun lagi anda akan tetap berada di daerah anda kini. Gak akan bergerak maju. Jangankan mikirin duplikasi, payout aja belum tentu, udah keburu ke-banned.


Oke, yang bener itu begini : di dunia internet marketing, nasib anda mampu berubah dalam waktu yang singkat. Dari miskin, jadi kaya. Itu bener. Dari gak punya duwit, jadi bergelimang harta. Itu juga bener.


Syaratnya cuma satu, anda tahu caranya mesti bagaimana.


Di jaman yang Internet of Things (IoT) mirip kini ini, anda bisa mengawali dari manapun juga. Mau mencari berita apapun, buka internet saja trus beres. Mau cari panduan? Cari di Youtube semua ada. Semua hal yang berhubungan dengan teknikal mampu dipelajari di internet.


Yang gak ada cuma dua, (1) ngajarin mindset dan (2) mental. Yang dua ini cuma bisa di mampu jikalau anda mengikuti anjuran saya yang ini : carilah mentor.


Setelah lebih dari 10 tahun konsisten melaksanakan pemasaran internet, ada banyak hal yang aku pelajari. Mungkin alasannya saya juga dosen, karenanya saya banyak memperhatikan sekitar aku. Termasuk mengamati banyaknya anak baru yang masuk ke jagad internet marketing dengan tingkah polahnya masing-masing. Walaupun tidak kenal seluruhnya, tetapi banyak juga yang saya kenal via Facebook.


Tidak cuma bicara keberhasilannya, namun juga kegagalannya. Tidak hanya bagusnya, namun juga rusaknya.


Beberapa diantaranya bener-bener niat, semua orang yang dia anggap mastah di-add dan lalu bersungguh-sungguh banget komen di status mastah-mastah tersebut. Setelah beberapa bulan, siapa pun menilai ia menjadi bagian dari lingkaran mastah. Padahal bisnisnya masih belum jelas apaan.


Ada yang berupaya masuk ke komunitas tertentu dengan mengikuti workshop. Berharap instan berhasil tanpa keringat karena memang judul workshopnya yang sungguh bombastis : Cara mudah dapet 171 juta pertama anda dari online shop! atau Semilyar tanpa situs web, pribadi masuk kantong tanpa saringan!


Udah, ngaku aja deh. Kalau anda belum pernah megang ratusan juta, niscaya pengen ikut workshop kayak gitu.


Saya umumnya hanya geleng-geleng saja menyaksikan copywriting seperti ini. Lebih nyengir lagi sesudah tahu akseptor workshopnya banyak dan bayarnya pun gak murah. Hari pertama workshop dilalui dengan propaganda yang berbeda, bahwa rejeki itu yang ngatur Allah, setiap orang akan memiliki hasil yang berlawanan. Hari kedua kejang-kejang alasannya adalah resah ngomong apa sama bini pas pulang nanti karena ratusan juta-nya gak bisa instan langsung dapet besok. Hari ketiga, darah tinggi naek. Hari keempat, ah sudahlah.


Intinya adalah, workshop yang cantik akan mengajarkan berbagai hal anggun terhadap anda. Namanya juga workshop, yang diajarin yaitu berbagai hal teknis yang mau mendukung bisnis anda. Banyak kok workshop pemasaran internet yang elok, tinggal pilih aja. Tapi ya itu, bila hasil tergantung dari amalan masing-masing. Hindari workshop yang memakai copywriting lebay. udah gak jaman lagi begitu.


Sukses itu 90% mindset, dan 10% hal teknis


Ada hal krusial lain yang juga harus anda lakukan. Sukses itu 90% mindset, dan 10% hal teknis. Strategi naekin budget iklan, atau mencari audience atau menciptakan headline yang cantik, itu semua sangat teknis. Ngatur CS, bayar honor dan seni manajemen mempertahankan karyawan, itu semua juga teknis.


Terus bagaimana dong nyari yang 90% mindset? Cari mentor.


Kenapa mentor? Simpel saja, karena ia memberikan acuan. Istilah kerennya, walk the talk. Seorang mentor yang kita pilih, mungkin saja gak pernah ngaku kalo dirinya mentor. Tapi tingkah lakunya banyak kita tiru. Baik hal yang kasatmata, dan bisa juga hal yang negatif-nya. Memandang seorang mentor hanya dari sisi positifnya saja itu gak adil. Dia juga manusia biasa, bukan malaikat. Kaprikornus bisa jadi punya pilihan yang berbeda pas pilpres nanti. Ya nggak papa lah.


Mentor juga insan


Nah, itu ialah hal pertama yang mesti diperhatikan. Siap-siap mendapatkan kelemahan dari mentornya. Mencari atau menentukan mentor itu gak kayak mencari sekolah, atau guru ngaji yang jelas nyarinya dimana. Terkadang bahkan mentornya gak sadar kalo kita ikuti geraknya. Bahkan, mereka juga gak mau dibilang mentor, alasannya tahu beban berat tanggung jawab menjadi seorang mentor yang harus mengakibatkan muridnya sukses mirip dirinya. Bisa jadi malah dia bilang : saya gak terima murid.


Orang mirip ini biasanya mempunyai ‘sesuatu’ dan layak dijadikan mentor. Karena tidak ada beban mendidik dan pencitraan, maka dia bisa berbicara apa saja, kapan saja dan semaunya ia. Ini membuatnya genuine dan orisinil. Tidak hanya bicara bisnis tetapi juga bicara kehidupannya sehari-hari. Tidak hanya bicara keberhasilannya, tetapi juga kegagalannya. Tidak cuma bagusnya, tapi juga rusaknya. Komplit.


Ini menjadi usulankedua. Cari mentor yang tidak canggung untuk sharing kehidupannya. Walaupun beliau kita jadikan mentor bisnis kita, namun banyak hal di dalam kehidupannya yang mampu kita jadikan contoh untuk buka usaha. Mental bisnis yang besar lengan berkuasa umumnya juga tercermin dari bagaimana beliau me-manage keluarga-nya. Mindset-nya gak jauh beda kok.


Makara, gak melulu harus ngomongin bisnis. Bosen lah. Kalau kandidat mentor yang anda incer statusnya terus menerus ngomongin bisnis, maka mampu dipastikan setetelah hari ketujuh akan ada ‘buy button’ yang harus anda klik. Itu namanya pencitraan yang berujung jualan. Hindari orang yang kayak gini. Gak ada gunanya.


Pahami senantiasa, mengambil pelajaran, atau menirukan apa yang ada di kepala mentor itu pilihan. Mengagumi seseorang lalu mengubahnya menjadi seorang mentor, itu juga pilihan.


Pertimbangan ketiga adalah, bener gak mentor itu melakukan apa yang diomongin. Sekali lagi, mentor itu semestinya walk the talk. Kalau ternyata sisi kehidupannya beliau banyak yang gak cocok dengan yang diomongin, ya percuma saja. Misalnya gini, di status senantiasa pasang quote-quote yang indah, tetapi ternyata kelakuannya berlainan dengan quote itu, udah tinggalin aja.


Dalam pandangan aku, mentor itu beda dengan coach bisnis. Saya gak ngerti bedanya, tapi buat aku, seorang mentor itu mampu jadi melakukan hal-hal yang selama ini gak pernah kita kerjakan. Bahkan, melakukannya bareng dengan kita, seperti layaknya seorang sahabat. Semakin bersahabat kita dengan ia, kian terlihat banyak perbedaan persepsi. Tetapi ini bukan jadi duduk perkara alasannya adalah kita telah bersedia mendapatkan mentor kita sebagai insan, bukan malaikat tanpa cacat.


Nah, mentor ini yang mampu mengajarkan kita ihwal mindset, ihwal bagaimana menghadapi persoalan dalam bisnis dan dalam kehidupan. Gak gampang memperoleh mentor yang kita mau, sering kali kita terjebak dengan status di facebook, atau dengan ustadz yang dikira mentor, atau dengan boundaries keagamaan atau suku.


Mentor itu, bagi saya, yang bisa menciptakan kita bisa memahami lebih wacana menghadapi kehidupan (baik bisnis atau yang lain) dan menolong kita mengeluarkan apa yang terbaik dari diri kita sendiri. Itu gres mentor.



Sumber mesti di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama