Analisa teknikal, baik dalam kripto atau saham menggunakan aneka macam macam indikator seperti RSI, Moving Average, Bollinger Bands dan banyak jenis indikator teknikal lainnya.
Secara garis besar, jenis indikator trading yang ada di dalam kripto ini terbagi menjadi 2 : Lagging dan Leading.
Mengenali 2 macam indikator ini membantu Anda memilih timing yang sempurna dalam membuka posisi trading, juga membantu Anda terhindari dari “beli di pucuk” yang lalu harga kripto jatuh ke bawah eksklusif sesudah Anda beli.
Daftar Isi
Leading Indicators
Leading indicator yakni indikator yang mendahului pergerakan harga dari token kripto yang Anda pantau sehingga membantu Anda mengantisipasi pergerakan harga di kala depan.
Dua leading indikator untuk trading kripto yang sering dipakai ialah Relative Strength Index (RSI) dan Stochastics Oscillator.
Contoh dari penggunaan RSI sebagai leading indicator bisa dilihat di bawah ini, yang memberikan chart 15 menit dari TRON (TRX).
Perhatikan bahwa indikator RSI menunjukkan arah ke atas sedangkan chartnya memberikan arah ke bawah. Hal ini disebut dengan “divergence” atau perbedaan arah antara harga dan indikator RSI.
RSI ialah leading indicator yang memberikan arah kecenderungan di waktu selanjutnya, jadi trader yang menempatkan order buy sebelum harga naik (atau trader lain belum take action) akan mendapatkan laba.

Aspek penting yang perlu Anda pahami terkait leading technical indikator, bahwa mereka tidak senantiasa benar. Ingat bahwa analisa teknikal bukan holy grail. Goal Anda adalah mendapatkan tata cara atau chart parttern yang bisa bekerja dengan benar, lebih banyak benarnya ketimbang salahnya.
Lagging Indikator untuk trading kripto
Lagging indikator yaitu indikator yang mampu dilihat sesudah terjadinya pergerakan harga, sehingga memiliki kualitas prediksi yang tidak terlalu tinggi. Indikator lagging yang banyak dipakai ialah moving average dan bollinger bands. Kegunaan dari indikator ini akan lemah saat kala tidak terjadi trending tetapi sangat memiliki kegunaan ketika abad trending. Hal ini dikarenakan lagging indikator lebih fokus kepada trend dan menawarkan signal buy-and-sell yang lebih sedikit dikala tidak terjadi isu terkini.
Kebanyakan trader merasa lebih confidence membuka posisi dengan adanya sinyal lagging indikator untuk memvalidasi keputusan mereka. Seringkali trader memakai dua atau lebih lagging indicator untuk mengkonfirmasi posisinya.
Bisa juga dilihat sebagai cara yang konservatif dalam melaksanakan trading, namun hati-hati anda jadi merasa kondusif ketika melaksanakan trading.
Salah satu indikator lagging yaitu Moving Average.
Baca Juga : Memahami MACD Untuk Trading Crypto
Moving Average mempunyai berbagai macam rentang waktu yang berlawanan, tergantung dari preferensi trader atau penanam modal dalam menggunakannya dan umumnya preferensi penggunaan rentang waktu MA tergantung juga dari preferensi trader, baik itu 5 menit, 15 menit, harian atau mingguan.
Misalnya kita menggunakan 12 days (garis biru) dan 26 days (garis merah) moving average
Jika terjadi crossover atau persilangan antara garis biru dan garis merah maka itu membuktikan entry Anda untuk membuka posisi trading.
Jika garis biru (MA 12 days) memangkas garis merah dari bawah, mempunyai arti membuktikan up isu terkini.

Kekurangan dari Leading & Lagging Indikator Kripto
Leading dan lagging indikator kripto memiliki kekurangannya masing-masing.
Leading indicator cenderung menciptakan kita terlalu cepat bereaksi kepada pergerakan harga, sehingga rentan terhadap false signal.
Tetapi sebaliknya, lagging indicator membuat Anda lambat untuk bereaksi sehingga akan meminimalisir profit Anda.
Baca Juga info lain wacana Trading Kripto
6 Tool Untuk Membantu Anda Trading & Investasi Cryptocurrency
Kenapa Technical Analysis Bisa Diemplementasikan dalam Trading Kripto
Sumber harus di isi