Beberapa waktu yang kemudian, beberapa orang teman pernah mengutarakan ketakutannya perihal naik pesawat. Bahkan salah seorang dari mereka sempat cerita lebih menentukan naik kereta ke Jakarta dari pada naik pesawat. Padahal dikala itu tiket pesawat telah dibelikan, tapi hasilnya dicancel dan menentukan kereta api selaku transportasi menuju Jakarta.
Ketakutan sahabat aku ini bukan tanpa karena. Ketakutannya muncul setelah ada kejadian jatuhnya salah satu maskapai penerbangan sementara waktu yang kemudian. Meskipun jika dirata-rata dalam setahun cuma berulang kali saja kejadian pesawat jatuh, tetapi ternyata tetap menjadikan syok pada seseorang.
Padahal sahabat aku ini bukan keluarga korban atau kerabat dari korban kecelakaan itu. Namun, ketakutan tetap tidak mampu hilang dari dirinya.
Saya sempat berpikir, kira-kira bagaimana caranya supaya ketakutan dalam diri teman saya ini bisa hilang. Sehingga kami bisa bareng-bersamalagi bepergian naik pesawat.
Saya kemudian lalu teringat saran salah seorang sobat mengenai cara menetralisir phobia. Kebetulan dia dahulu punya phobia terhadap ketinggian. Dulu ia sama sekali tidak berani memanjat pohon, atau berada di daerah yang tinggi kemudian menyaksikan ke bawah. Namun, kini dia bilang telah mulai berani dan tidak takut pada ketinggian.
Dia bilang, “biasakan lebih bersahabat dengan hal-hal yang kita takuti, maka perlahan-lahan phobia akan hilang dari diri kita.”
Saya pikir enggak ada salahnya juga jika hal itu dicoba pada sahabat aku yang takut naik pesawat tadi. Tapi, bagaimana caranya? Kalau aku ajak ke bandara lalu naik pesawat, kan malah repot. Tiketnya mahal, dan belum lagi kalau ia enggak mau terus mesti membatalkan tiket pesawatnya kan tambah repot.
Bagaimana nih biar sahabat saya ini bisa ngerasain melayang, namun dengan risiko jatuh yang sekurang-kurangnyaatau yang tanpa ada risiko jatuh sama sekali?
Pernah kepikiran untuk ngajak dia main game sejenis airplane simulator. Siapa tahu bakal bisa ngurangi ketakutan dia soal pesawat. Begitu dicoba, rasanya memang kurang greget. Butuh sensasi yang mirip dengan suasana dikala naik pesawat beneran.
Begitu juga saat mencoba drone. Kalau menyaksikan hasil rekaman kamera yang diambil via drone, sepertinya sensasinya lebih real dibanding main game airplane simulator. Karena hasil rekaman videonya memang bisa menunjukkan citra pemandangan yang dishoot melalui udara.
Kebetulan juga sementara waktu terakhir memang lagi demam isu, bikin konten video yang direkam pakai drone. Kenapa enggak dicoba untuk terapi phobia ketinggian yang dialami sobat aku itu? pikir saya.
Maka saya kemudian iseng nyari info di internet tentang harga drone. Siapa tahu ada yang sesuai dan bisa aku rekomendasikan ke sahabat saya tadi. Saya buka google, lalu mengetikkan kata kunci “harga drone,” lalu tekan enter.
Ada banyak pilihan drone dengan berbagai kombinasi opsi harga. Saya coba bandingkan spesifikasinya, pasti juga harganya. Ada yang murah, namun aku belum yakin kualitasnya. Namun, ada juga yang mahal dan dari beberapa catatan testimoni menunujukkan kepuasan sehabis membelinya, tapi ada beberapa juga yang menuliskan poin kekurangan.
Dari beberapa produk drone yang ada, saya tertarik dengan salah satunya. Yaitu DJI Mavic Pro yang bentuknya keren banget. Sekilas mirip pesawat alien kayak di film-film barat gitu.
Melihat spesifikasinya yang memang cocok untuk keperluan para profesional, aku kian penasaran dengan produk drone ini. Mavic Pro ini mampu dilipat dan bisa beroperasi selama 6 jam. Kameranya juga sudah dilengkapi gimbal yang menciptakan hasil rekaman videonya stabil.
Karena rasa ingin tau itu kemudian saya coba telusuri reviewnya di youtube. Di sanalah saya memperoleh satu produk keren lagi yang menjadi pasangan drone Mavic Pro. Yaitu DJI Goggles.
DJI Goggles Indonesia
DJI Goggles sekilas bentuknya seperti kacamata terapi mata minus yang diiklankan di tv. Bagi orang awam, tanpa membaca lebih jauh ihwal deskripsinya mungkin akan mengira DJI Goggles ini semacam kacamata untuk terapi mata minus. Iya, jika kita sering nonton TV channel Indonesia barangkali pernah menyaksikan iklan itu.
DJI Goggles ini lebih keren dari pada itu. Device ini mampu memberikan sensasi melayang tanpa menawarkan risiko jatuh bagi penggunanya. Ibaratnya nih, bila kita terbangkan drone sambil mengenakan DJI Goggles, maka kita akan mencicipi terbang bersama drone tersebut. Kita akan disuguhi panorama yang kita saksikan eksklusif dari langit. Wow!
Di youtube saya cari review DJI Goggles ini dengan kata kunci “DJI Goggles Indonesia” alasannya adalah aku kurang familiar dengan Bahasa gila. Kebanyakan review DJI Goggles di youtube pakai Bahasa ajaib, jadi semoga gampang nyari reviewnya yang pakai Bahasa local, ya aku tambahkan kata Indonesia.
Memang DJI Goggles dirancang supaya pilot drone mendapatkan persepsi secara FPV (first person view) secara langsung. Ini mempesona, karena lazimnya hasil rekaman video suatu drone ditampilkan pada layar gadget yang kita sambungkan pada controller. Sehingga pilotnya hanya dihidangkan panorama seluar layar gadget tersebut.
Ketika kita pakai DJI Goggles, kita dihidangkan sudut pandang seluas 85 derajat. Kalau diumpamakan sebuah layar, kira-kira setara dengan layar TV seukuran 216 inch yang dilihat dari jarak 3 meter. Sangat istimewa, sebab DJI Goggles ini dilengkapi sepasang layar full-HD.
Dengan pengalaman lapang pandang seperti itu, pastinya DJI enggak bakal mengecewakan customernya dengan mutu gambar yang dihasilkannya. Maka, semua video yang didapatkan dari karmera drone akan di-stream secara real time dalam resolusi 1080p 30 fps (kalau jarak akrab), sedangkan sisanya dalam resolusi 720p 60 fps.
Baca juga: 7 Tren Teknologi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) di Tahun 2018
Sempat berpikir perihal ribetnya saat harus melepas dan menggunakan DJI Goggles yang ukuran dan beratnya yang lumayan, nyaris 1 kg. Tapi ternyata DJI Goggles ini cukup simpel. Ketika kita hendak melihat kondisi di sekeliling , cukup dengan mendongakkan layarnya ke atas. Makara tidak perlu melepas DJI Goggles dari kepala, dan memakainya lagi.
Saya agak enggak percaya ketika membaca ulasan mengenai DJI Goggles yang katanya ketika dipakai, pilot drone mampu mengontrol drone cukup dengan kepalanya. Serius? Bagaimana caranya?
Karena saya belum bisa beli DJI Goggles, maka aku coba cari informasi mengenai DJI Goggles di youtube. Ternyata benar, pada DJI Goggles ini dibekali pengaturan yang mampu kita setting semoga pilot drone mampu menertibkan drone cuma dengan menggerakkan kepala.
Sisi sebelah kanan DJI Goggles ini ada tombol power untuk menyalakan device dan touchpad untuk mengerjakan sajian di layar DJI Goggles. Cukup dengan mengusapkankan jari ke kanan dan ke kiri atau ke atasa dank e bawah pada touchpad, kita bisa menentukan menu pada layar DJI Goggles. Dengan cara inilah kita melakukan setting untuk mengontrol jenis control menggunakan kepala. Kita juga bisa mengendalikan pengendalian kamera dengan cara yang serupa. Tinggal pilih hidangan-menu yang disediakan di sana.
Pada sisi sebelah kiri DJI Goggles dilengkapi input HDMI yang bisa dimanfaatkan penggunanya untuk sekadar menonton video atau bermain video game. Jadi enggak hanya bisa dipakai bersama-sama dengan drone saja, tetapi mampu digunakan untuk hal lainnya.
Sebenarnya masih banyak lagi fitur yang ditawarkan DJI Goggles. Sejauh penelusuran aku di youtube dan website resmi DJI, produk ini memang special disbanding produk yang lain. Sangat pantaslah jikalau DJI dikenal sebagai rajanya produk drone.
Harga DJI Goggles
Nah, sehabis tahu fitur-fitur dan segala kelebihannya, tentu lalu aku ingin tahu berapa harga DJI Goggles ini. Banyak situs toko online yang menjual DJI Goggles, rata-rata menjualnya dengan harga sekitar Rp. 5.000.000. Harga segitu cukup terjangkau berdasarkan aku untuk ukuran barang sekelas DJI Goggles.
Ketika kita membeli DJI Goggles dengan harga segitu, kita akan peroleh seperangkat DJI Goggles lengkap dengan manual book, kabel data, dan charger baterai. Itu harga Rp. 5.000.000 belum termasuk drone, loh. Makara jika mau terbang pakai DJI Goggles ini kita juga mesti beli drone. Sebaiknya sih drone produk DJI juga. Karena DJI Goggles ini kompatibel dengan produk-produk DJI.
Saya kemudian menganjurkan DJI Goggles ini ke sobat aku. Siapa tahu dia lalu tertarik berbelanja untuk menghilangkan phobianya kepada pesawat. Lumayan, kan? Enggak ada salahnya dicoba.
Baca juga: 7 Hal yang Akan Berubah Drastis dengan Teknologi Ponsel
Memang belum ada observasi ilmiah sih perihal penggunaan DJI Goggles untuk terapi phobia terhadap ketinggian. Tapi secara faedah dan mengingat beberapa tips menetralisir phobia yang saya baca, tampaknya bisa nih DJI Goggles dipakai untuk keperluan terapi phobia ketinggian. Yuk, barangkali ada yang mau melaksanakan observasi perihal hal ini.
Pada prinsipnya kita bisa menikmati sensasi melayang tanpa mesti takut jatuh dengan memakai DJI Goggles ini. Karena keseruannya sungguh-sungguh real alias positif seperti melihat langsung panorama melalui udara.
Cukup dengan menerbangkan drone, kita akan bisa melihat panorama dari sudut pandang drone tersebut. Setinggi dan sejauh drone itu melayang. Kita tidak akan terjatuh alasannya memang kita enggak melayang. Tapi kita bisa benar-benar mencicipi sensasinya.
Nah, jikalau kalian kepincut dengan DJI Goggles ini silakan cuss aja ke situs web toko online. Siapa tahu harganya cocok di kantong kalian. [SNs]
Sumber harus di isi