Manusia selaku pengguna sebuah produk kadang kala melibatkan atau menggunakan suatu brand dalam aktivitas sehari-harinya. Bahkan di beberapa acara atau moment mampu dibilang terasa kurang jikalau merk tersebut belum ada. Seperti misalnya makan di McD atau KFC dirasa kurang bila belum meminum pepsi atau mirinda. Bahkan makan KFC sudah menjadi ritual pada ketika natal di jepang. Sebegitu kuatnya ikatan sebuah merk di hati para konsumen.
Kebiasaan yang lain yaitu kegiatan membaca Koran pada ketika pagi hari, kini mungkin posisi Koran telah digantikan oleh tablet atau gadget untuk membaca situs web informasi untuk mengetahui apa yang terjadi di luar sana. Kegiatan insan yang selalu berkaitan dengan sebuah merk tersebut disebut Brand Ritual. Timbul sebuah pertanyaan, apakah yang dimaksud dengan Brand Ritual itu sendiri? Ritual disini sangatlah berbeda dengan ritual kagamaan yang acap kali didengar di media. Ritual disini lebih terhadap serangkaian kegiatan yang berawal dari kebiasaan, doktrin dan perilaku. Ritual disini yakni sesuatu yang sudah tidak terpisahkan dari aktivitas, kebiasaan dan perilaku orang-orang tersebut.
Kesimpulannnya yakni Brand Ritual itu bersahabat kaitannya dengan aktifitas yang dimana sebuah merk terlibat di dalam acara insan yang terintegrasi dengan perilaku, keyakinan dan perilaku. brand ritual ini terintegrasi dengan sikap dan kehidupan sehari-hari konsumen tersebut. Ucap Zein Raj dalam bukunya yang berjudul “Brand Rituals”. Dia juga mengatakan bahwa Brand Ritual terkait bersahabat dengan kesetiaan pelanggan. Brand ritual ini memperlihatkan gambaran betapa besar lengan berkuasa relasi antara brand dan konsumennya.
Zein Raj menambahkan “Brand ritual ialah ikatan sebuah merk pada kebiasaan pelanggan dan pelanggan itu memposisikan brand sebagai bagian pusat dari kegiatan keseharian mereka di dalam kategorinya. Ritual ini melalui kebiasaan dan rutinitas yang lalu menjadi ikatan yang lebih mendalam,”
Sumber mesti di isi