Perbedaan Desain Proof Of Stake & Proof Of Work

Bagi Anda yang terpesona untuk menggeluti di dunia cryptocurrency dan ingin melaksanakan penambangan untuk mengisi wallet kripto  pasti akan mempelajari aneka macam hal yang berhubungan dengan mata uang crypto. Belakangan ini, para miner direkomendasikan untuk beralih consensus yang awalnya menggunakan tata cara Proof of Work (PoW) ke sistem Proof of Stake (PoS) Untuk itu, artikel kali ini akan mengulas perihal perbedaan utama Proof of Work dan Proof of Stake.


Apa Itu Konsensus?


Konsensus berdasarkan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) merupakan sebuah kesepakatan. Dalam dunia cryptocurrency, consensus diartikan sebagai mekanisme matematika otomatis supaya meraih suatu akad. Prosedur tersebut menggunakan algoritma untuk perhitungan, pikiran sehat, dan pemrosesan data secara otomatis dengan metode Matematika.


Dalam setiap tata cara terpusat seperti database isu penting di suatu negara, direktur sentra berwenang untuk memelihara serta memperbarui database. Tugas untuk membuat pembaruan apapun contohnya menyertakan atau menghapus serta memperbarui nama pihak yang menyanggupi syarat dilaksanakan berdasarkan otoritas pusat yang menjadi satu-satunya pihak yang bertanggungjawab memelihara catatan asli. Blockhain publik yang bertugas sebagai tata cara terdesentralisasi dan menertibkan sendiri bekerja secara global tanpa otoritas tunggal dan menyaksikan bantuan dari ribuan penerima yang melakukan verifikasi serta otentikasi transaksi yang terjadi pada blockchain dan pada acara penambangan blok.


Sistem consensus memungkinkan Anda tidak perlu lagi mempercayai layanan pihak ketiga saat mengantardan atau menerima duit dari orang lain. Hal ini berlawanan jika Anda menggunakan cara pembayaran tradisional yang mengharuskan untuk percaya pada pihak ketiga sebagai pengatur transaksi mirip Mastercard, Visa, bank, dan Paypal yang menyimpan isu langsung dan riwayat transaksi serta saldo setiap akun.


Dengan mata duit digital, setiap orang memiliki salinan buku besar atau blockchain sehingga tidak perlu percaya pada pihak ketiga. Siapa saja bisa eksklusif memverifikasi berita yang tertulis. Saat ini ada banyak jenis algoritma consensus. Ada beberapa consensus yang paling terkenal ialah POS, POW, dan DPOS. Dari beberapa macam consensus, algoritma consensus menciptakan sifat jaringan blockchain menjadi multi guna. Sebenarnya tidak ada consensus algoritma blockchain yang bisa mengklaim sebagai consensus terbaik.


Apa Itu Proof of Work


Proof of Work ialah protokol yang bertujuan menghalangi dari serangan cyber contohnya serangan berbentuk DDoS (Distributed Denial-of-Service) yang ingin menguras tenaga sumber daya tata cara dengan cara mengirim undangan-ajakan fiktif. Konsep PoW sudah ada sejak usang, bahkan sebelum bitcoin. Namun Satoshi Nakamoto yang merupakan penemu Bitcoin memakai teknik tersebut. Seperti yang diketahui bitcoin menjadi mata uang digital yang merevolusi cara transaksi. Oleh karena itu, Proof of Work atau POW sering diketahui dengan bitcoin consensus.


Sesuai dengan namanya, algoritma ini memerlukan santunan kinerja komputasi untuk memecahkan arahan-kode supaya dapat menambang suatu block yang didistribusikan lewat sebuah ledger atau buku besar yakni blockchain. Para penambang atau miner PoW biasanya melakukan berbagai percobaan hash sehingga hash power atau tenaga komputasi yang dimiliki kian banyak. Hal ini memungkinkan miner melaksanakan lebih banyak percobaan setiap detiknya.


Miner dengan hash rate tinggi memiliki potensi yang lebih banyak untuk mendapatkan penyelesaian yang tepat untuk blok berikutnya. Algoritma consensus PoW memastikan penambang hanya bisa melaksanakan validasi transaksi di blok baru kemudian menambahkannya ke blokchain dikala node yang tersebar di jaringan mencapai consensus dan menyetujui bahwa hash blok dari penambang adalah bukti pekerjaan atau Proof of Work yang sah.


Algoritma POW diperkenalkan pertama kali pada tahun 1993 oleh Moni Naor dan Cynthia Dwork. Tetapi ungkapan Proof of Work gres dikenal menurut dokumen yang diterbitkan tahun 1999 oleh Markus Jakobsson. PoW menjadi standar untuk mendefinisikan perkiraan komputer yang disebut penambangan. Hal ini dilakukan untuk menciptakan golongan baru berisi transaksi-transaksi tanpa iman di buku besar terdistribusi yang berjulukan blockchain.


Secara umum penambangan berfungsi untuk 2 tujuan. Pertama ialah untuk memverifikasi keabsahan transaksi atau menyingkir dari pengeluaran ganda dan untuk membuat mata duit digital baru dengan cara memberikan imbalan pada penambang yang telah melakukan tugas sebelumnya. Ketika Anda ingin menertibkan transaksi, hal yang terjadi di balik layar yaitu transaksi digabungkan menjadi blok dan penambang memverifikasi transaksi di setiap blok. Agar mampu melakukannya, miner wajib memecahkan teka teki matematika yang disebut masalah proof of work. Nantinya penambang pertama yang berhasil memecahkan masalah di setiap blok akan mendapatkan imbalan.


Apa Itu Proof of Stake


Proof of Stake atau POS ialah algoritma consensus yang dikembangkan semenjak tahun 2011. Algoritma ini disiapkan untuk menjadi pengganti algoritma PoW karena mengusung desain yang lebih efisien. Algoritma ini menggunakan mekanisme di mana blok gres divalidasi berdasarkan stake holder atau jumlah koin yang dimiliki stake holder pemegang coin blockchain. Delegated Proof of Stake ialah salah satu varian menawan dari POS atau sering dikenal dengan DPoS.


Delegate Proof of Stake mempergunakan sistem voting yang demokrasi. DPOS didapatkan oleh Dan Larimer yang ialah seorang Blockchain Developer. Konsensus DPoS juga dipakai oleh blockchain berbasis Vexanium untuk memilih blockproducers aktif yang akan berwenang memvalidasi block yang valid di jaringan Blockchain.


Proses DPoS di blockchain Vexanium terjadi di layer 2 sehingga hanya 50% dari proses consensus Vexanium. Sementara itu 50% sisanya terlibat pada proses actual mengonfirmasi setiap blok hingga simpulan dengan cara ABFT atau Asynchronous Byzantine Fault Tolerant. Jadi ada 2 lapisan yang terlibat pada model consensus Vexanium yakni layer 1 dengan model consensus orisinil atau native consensus dan layer 2 memakai DPoS.


Perbedaan Proof of Stake dan Proof of Work


Seperti yang sudah diterangkan sebelumnya PoW merupakan patokan untuk mendefinisikan penambangan untuk menciptakan kalangan baru berisi transaksi-transaksi blok tanpa iktikad di buku besar berjulukan blockchain. Teka-teki matematika yang harus dipecahkan oleh penambang mempunyai fitur kunci asimetri.


Tindakan tersebut harus cukup besar lengan berkuasa dari segi undangan tetapi mudah untuk menilik jaringan. Gagasan tersebut juga diketahui dengan fungsi penetapan harga CPU, teka-teki komputasi, teka-teki klien, atau fungsi ongkos CPU. Para penambang jaringan berlomba-kontes biar mampu menjadi yang pertama untuk mendapatkan penyelesaian persoalan matematika. Ketika penambang berhasil mendapatkan penyelesaian yang tepat, dia akan mengumumkan ke banyak sekali jaringan dan di waktu yang serupa memperoleh hadiah imbalan atau cryptocurrency yang ditawarkan oleh protokol.


Proses penambangan dari sudut pandang teknis yaitu operasi inverse hashing. Proses tersebut memilih sebuah angka sehingga algoritma kriptografi hash data blok memberi hasil di bawah ambang batas yang diberikan. Batas tersebut disebut dengan kesusahan dan berfungsi untuk menentukan sifat mining yang kompetitif. Makin banyak daya komputasi yang dimasukkan ke jaringan, makin tinggi parameter tersebut berkembangdan kian banyak juga jumlah rata-rata kalkulasi yang dibutuhkan untuk menciptakan blok gres.


Proof of work selain digunakan oleh blockchain bitcoin juga digunakan oleh ethereum dan blockchain lainnya. Sistem PoW memiliki fungsi yang berbeda-beda sebab memang dirancang khusus untuk tiap blockchain. Sementara itu Proof of Stake hadir sebagai cara alternatif untuk memvalidasi transaksi berdasarkan consensus terdistribusi dan untuk mencapai consensus terdistribusi. PoS juga termasuk algoritma dan memiliki tujuan yang sama dengan PoW tetapi mempunyai proses yang lebih efisien untuk meraih tujuan.


Mana yang Lebih Unggul Antara Proof of Work dan Proof of Stake?


Pada dasarnya ada aneka macam kerentanan pada setiap sistem blockchain termasuk Proof of Work maupun Proof of Stake. Setiap sistem blockhain mesti sesuai dengana sa keadaan protokol consensus atau bagaimana keselamatan dibangun serta imbalan pada metode blockchain ini.


Kondisi protokol consensus patokan meliputi beberapa hal ialah pengguna yang menemukan blok wajib memberitakan ke semua jaringan sesegera mungkin. Kemudian seorang pengguna tidak diperbolehkan memperoleh blok di rantai yang sama. Contohnya membangun di atas blok A dikala sudah ada blok A yang mengacu blok A tersebut. Aturan consensus sudah dibuat sedemikian rupa untuk mengkonsolidasi fork yaitu salah satu cabang akan menggantikan cabang lainnya seiring dengan berjalannya waktu.


Berbicara tentang keadilan protokol, PoW bahu-membahu lebih adil sebab penambang dengan kekuatan P mampu menemukan blok serta menemukan imbalan dengan probabilitas P. Di sistem P, pemilik koin dengan jumlah P mampu memperoleh blok probabilitas P. Namun pada tata cara PoS, timbul kekhawatiran di mana pemilik koin tidak punya insentif untuk melepaskan koinnya ke pihak lain. Pasalnya jumlah koin yang dipegang besar lengan berkuasa kepada nilai kekayaan mereka. Dari sisi menjaga consensus, PoW menuntaskan soal komputasi dan diketahui dengan mining atau penambangan. Sementara itu sistem PoS disebut penerbitan atau minting.


PoW mempunyai protokol consensus yang objek karena simpul atau node gres mampu mendapatkan kondisi modern di jaringan dengan hukum protokol. Sedangkan PoS ialah protokol subjektif yang simpulnya membutuhkan informasi modern. Pesan-pesan dan aturan protokol yang disiarkan di sistem menjadi penentu kondisi modern tata cara tersebut. Baik PoS maupun PoW memiliki kelemahan rentan terserang Denial of Service (DoS) yang memenuhi simpul-simpul jaringan sehingga mengganggu penampilan jaringan tersebut. Selain itu kadang juga terdapat Sybil Attack yang menghasilkan simpul-simpul pengganggu jaringan.


Kelemahan PoW secara spesifik yaitu selfish mining attack. Ini yaitu kondisi di mana penyerang menyiarkan blok pilih-pilih untuk membuang daya komputasi para penambang jujur. Selain itu,metode PoS pun mempunyai kelemahan yakni Bribe Attack. Pada kondisi ini penyerang melaksanakan transaksi lalu membangun rantai alternatif belakang layar sebelum blok mengandung transaksi tersebut. Selanjutnya sehabis transaksi dikonfirmasi, rantai alternatif penyerang menjadi lebih panjang dibandingkan rantai yang valid di mana penyerang akan menyiarkan rantai alternatif tersebut. Hasilnya rantai alternatif akan diterima sebagai rantai gres dan dianggap valid kemudian transaksi penyerang dibalikkan.


Bagaimana Cara Kerja Proof of Stake?


Proof of Stake menjadi cara lain untuk validasi transaksi berdasarkan consensus terdistribusi dan untuk mencapai consensus terdistribusi. Pada PoS, algoritma memberi imbalan bagi penambang yang sukses memecahkan persamaan matematika yang bertujuan memvalidasi transaksi serta membuat blok baru . Proof of Stake memungkinkan adanya penyeleksian pencipta blok gres yang dipilih secara deterministic, tergantung dari kekayaan atau taruhan. Semua mata uang digital telah dibuat sebelumnya dan jumlahnya tetap sama atau tidak pernah berubah.Ini berarti tidak ada imbalan blok pada metode PoS sehingga penambang mengambil biaya transaksi. Dalam tata cara PoS penambang juga lebih disebut dengan pemalsu.


Mengapa Banyak yang Beralih ke Proof of Stake


Vitalik Buterin dan komunitas Etherium berencana melaksanakan hard fork atau perubahan yang signifikan dengan transisi ke proof of stake dari proof stake. Mereka pasti punya alasan mengapa ingin beralih ke sistem baru ini. Pada consensus terdistribusi berdasarkan PoW, penambang membutuhkan banyak energi. Untuk suatu transaksi bitcoin membutuhkan jumlah listrik yang besar.


Biaya energi tersebut dibayar menggunakan mata uang fiat. Mata duit fiat itu sendiri merupakan mata duit dengan nilai dari regulasi pemerintah sehingga membuat tekanan secara konstan kepada nilai mata uang digital. Metode proof of stake  menjadi bentuk consensus yang lebih murah dan lebih ramah lingkungan.


Tidak hanya itu saja, imbalan untuk menciptakan blok gres juga tidak sama PoW alasannya adalah penambang berkesempatan menerima mata duit digital yang beliau tambang. Pada PoS, penambang atau pemalsu yaitu pemilik koin yang dicetak.


Cara Memilih Penambang Dalam PoS


Saat ini telah ada protokol gres PoS yang disebut Casper. Ketika mengimplementasikan casper, nanti akan muncul kolam validator. Para pengguna mampu bergabung agar dapat diseleksi menjadi penambang. Proses tersebut akan tersedia dengan fungsi menunjukkan kontak ke Casper dan mengantarkan Ether maupun koin yang lain yang melaksanakan jaringan Ethereum.


Sejauh ini belum ada denah prioritas semoga dilantik ke bak validator. Siapa saja boleh bergabung di ronde mana saja yang dikehendaki. Setiap validator akan mendapatkan imbalan sekitar 2-15%. Selain itu, tidak ada batasan untuk validator aktif. Tetapi hal ini akan dikontrol secara ekonomi yaitu memangkas suku bunga jika validator terlampau banyak atau mengembangkan imbalan jika validator terlalu sedikit.


Bagaimana Tingkat Keamanan PoW dan PoS


Setiap komputer pasti ingin bebas dari resiko serangan peretas, utamanya jikalau layanan tersebut berkaitan dengan uang. Dengan tata cara proof of work, peretas akan dikeluarkan lewat disinsentif teknologi. Pemrograman serangan ke tata cara PoW juga begitu mahal dan mungkin memerlukan duit lebih banyak dibandingkan jumlah yang mungkin dicuri.


Kaprikornus algoritma PoS yang mendasarinya mesti sungguh ketat sebab tanpa adanya penalty khusus, sistem PoS akan mudah diserang. Untuk itu, casper telah hadir untuk mengatasi masalah ini. Protokol casper mendesain algoritma yang bisa menggunakan set beberapa keadaan jika ada validator yang curang maka mereka mungkin akan kehilangan deposit mereka.


Finalitas Ekonomi akan tercapai di casper dengan meminta validator supaya menyerahkan deposito untuk ikut serta serta mengambil tabungan mereka jikalau protokol menemukan slashing conditions atau pelanggaran aturan. Slashing condition mengacu pada undang-undang yang menertibkan bahwa pengguna seharusnya memang tidak menciptakan kesemrawutan.


Kesimpulan


Dengan adanya metode PoS, validator kini tidak butuhlagi memakai kekuatan komputasi. Pasalnya faktor yang paling utama dan kuat terhadap potensi mereka adalah total jumlah koin mereka sendiri serta kompleksitas jaringan yang terjadi. Adanya pengalihan dari Proof of Work ke Proof of Stake ialah akan menghadirkan beberapa manfaat seperti energi yang lebih efisien dan jaringan lebih terjamin keamanannya karena serangan perlu biaya yang lebih mahal.


Casper nantinya akan menjadi protokol deposit keselamatan dan bergantung dengan sistem consensus ekonomi. Validator atau node mesti mengeluarkan uang duit jaminan agar mampu menjadi bab consensus alasannya pengerjaan blok baru. Protokol casper akan memilih jumlah dari imbalan yang diterima validator karena kontrolnya kepada duit jaminan. Ketika satu validator menciptakan blok yang tidak valid, maka uang jaminannya akan dihilangkan, termasuk hak istimewanya untuk jadi bab consensus jaringan.


Sistem keamanan casper dapat dibilang mirip dengan taruhan. Pada metode berbasis PoS, taruhan merupakan transaksi yang berdasarkan hukum consensus akan menunjukkan imbalan pada validor mereka dengan kado berupa duit bersama-sama dengan tiap rantai yang dipertaruhkan oleh validator. Casper didasarkan ke ide bahwa validator akan bertaruh sesuai taruhan orang lain serta menawarkan feedback faktual yang mampu mempercepat consensus.


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama