Profil Aprilia Santini Manganang, Mantan Atlet Voli Putri Nasional Yang Sekarang Jadi Lelaki


detakhukum.com – Nama Aprilia Santini Manganang pasti bukan nama yang asing bagi pecinta olahraga voli di Indonesia. Mantan atlet voli putri nasional sekaligus anggota Korps Wanita AD berpangkat Sersan Dua (Serda) ini diketahui alasannya torehan juara dan kontroversi gendernya kurun itu.





Aprilia sering dituding selaku pemain pria “selundupan” untuk memperkuat tim voli putri dikala bertarung alasannya adalah postur badan yang terlihat lebih “macho” dibandingkan dengan yang lain.





Pada 3 Februari 2021 kemudian, tim medis dari RSPAD Gatot Subroto melakukan pemeriksaan medis terhadap perjaka 28 tahun ini. Hasilnya, Aprilia Manganang terbukti merupakan seorang laki-laki.





Lantas, bagaimana hal mirip ini mampu terjadi? bagaimana bisa Aprilia gres dinyatakan pria di usia lebih dari seperempat abad ini?





Profil dan Rekam Jejak





Aprilia Santini Manganang terlahir dari keluarga kurang bisa pada 27 April 1992 di Tahuna, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara. Ia juga telah menerima beberapa prestasi diantaranya:





  • Tiga gelar Proliga musik 2015, 2016, dan 2017 (Jakarta Electric PLN).
  • Satu gelar Proliga 2019 (PGN Popsivo Polwan).
  • Bergabung dengan klub Supreme Chonburi E-Tech.
  • Juara Thai-Denmark Super League 2019.
  • Gelar MVP Proliga tiga kali (2016, 2017, 2019).
  • Gelar MVP Thai-Denmark Super League.
  • Perunggu SEA Games 2015 dan 2019.
  • Perak SEA Games 2017.




Selain itu, Aprilia diketahui sudah bermain voli sejak dirinya berada di kursi Sekolah Menengah Pertama dan bermain bareng sang kakak, Amasya Manganang. Dan hingga alhasil beliau memutuskan pensiun sebagai atlet profesional pada 10 September 2020.





Terombang-Ambing Status Gender





Aprilia mengalami kelainan medis yang disebut Hipospadia, kelainan bentuk kelamin yang dialami bayi laki-laki. Karena ketidaktahuan dari orangtua, jadinya ia dianggap dan dicatat dalam dokumen selaku wanita.





Status gender Aprilia mulai dipertanyakan pada Liga Bola Voli Indonesia tahun 2011. Pada Livoli 2013, tim Bank Jatim Surabaya dan Petrokimia Gresik juga melancarkan protes dengan masalah yang serupa.





Pada Sea Games 2015, Tim Voli Filipina protes dan meminta diadakan tes untuk Aprilia. Ia dituding berjenis kelamin pria. Akan namun protes itu pun ditolak, sebab berdasarkan tes Aprilia yaitu wanita tulen.





Menjadi Anggota TNI AD





Pada tahun 2016, Tentara Nasional Indonesia AD merekrut Aprilia menjadi tentara TNI melalui jalur prestasi. Karirnya di Tentara Nasional Indonesia terus berlanjut hingga berpangkat Sersan Dua Kowad Angkatan Darat.





Namun kian usang, semakin banyak pergeseran yang ada pada badan Aprilia. Kodam XII/Merdeka lantas melakukan tes kepada Aprilia di Manado. Jenderal Andika Perkasa, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) memanggil Aprilia ke Jakarta untuk pemeriksaan lebih lanjut di RSPAD Gatot Soebroto.





Setelah dilakukan serangkaian tes, Aprilia Santini Manganang ditentukan seorang laki-laki dan dikonfirmasi mengalami kelainan medis yang disebut Hipospadia sejak lahir.







Apa itu Hipospadia?


Singkatnya, Hipospadia ialah kondisi bawaan (cacat lahir) pada bayi laki-laki yang menyebabkan lubang uretra atau jalan masuk kencing bukan berada di ujung penis, melainkan di bawah penis. Kelainan ini dialami sekitar 1 dari 250 kelahiran bayi pria.








Pada masalah yang berat, hipospadia bisa menciptakan bayi seolah memiliki kelamin ganda karena jalan masuk kencing berada di skrotum (buah zakar) yang membuat terlihat mirip vagina.





Penderita hipospadia kesulitan untuk buang air kecil dengan berdiri, duduk perkara ejakulasi dan ereksi, serta gangguan psikologis seperti depresi dan kurang rasa percaya diri.





Aprilia dan Hipospadia









Aprilia Manganang sejatinya memang seorang laki-laki dengan hipospadia sejak lahir. Namun, minimnya wawasan dan ongkos untuk periksa, menciptakan orangtua Aprilia menganggap bayinya ialah perempuan.





Hal ini membuat Aprilia “terjebak” dalam pribadi yang salah selama beberapa tahun walaupun pada abad kecil Aprilia sudah terlihat “pria” sebab menggemari olahraga dan kerap mencari kayu di hutan.





Perkembangan fisik yang terjadi pada Aprilia mirip perawakan yang tegap, dada bidang, pukulan smash kuat seolah menjadi “sinyal” alami bahwa dirinya yakni seorang laki-laki.





Lantas, mengapa gres sekarang beliau dikonfirmasi selaku seorang laki-laki? mengapa ketika tes medis SEA Games 2015 dan tes medis TNI AD 2016 ia masih menjadi seorang wanita?





Tes Gender Aprilia yang “Seadanya dan Janggal”





Sebagai atlet voli profesional sudah semestinya Aprilia melakukan serangkaian tes untuk menentukan gendernya, tetapi selama karirnya bahkan ketika beliau menjadi wakil Indonesia di SEA Games tidak ada satupun hasil tes yang mengatakan beliau adalah pria.





Pada SEA Games 2015, Filipina protes dan meminta tes untuk Aprilia, namun protes ditolak alasannya adalah penyelenggara menetapkan Aprilia yaitu wanita dari dokumen yang diterima dari pihak Indonesia.





Jika cuma dilihat dari dokumen maka keputusan ini benar, alasannya Aprilia memang ditulis selaku “wanita” alasannya kekeliruan dan ini terjadi semenjak beliau kecil. Namun akan menjadi sungguh janggal dikala PBVSI yang menaungi Aprilia selama berkarir menjadi atlet tidak melaksanakan tes dan cek yang mendalam atas gender Aprilia selama bertahun-tahun.





Apakah ini disengaja atau memang murni kelalaian dari pihak PBVSI? apakah ada oknum yang memang sengaja memakai Aprilia selaku atlet “Selundupan”? (cdc.gov,halodoc,lipt6,okezone,ig)



Sumber stt.ac.id

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama