Review & Sinopsis The Best Of Me, Kisah Mantan Terindah


The Best of Me yakni sebuah film drama romantis menurut dari novel dengan judul yang sama karya Nicholas Sparks tahun 2011. Film ini ialah satu dari sekian karya Sparks yang berhasil diadaptasi ke dalam layar lebar. Sebelumnya juga, Sparks telah memfilmkan novel-novelnya mulai dari A Walk To Remember (2002), The Notebook (2004), Dear John (2010), Safe Haven (2010), dan masih banyak lagi.



Proses pembuatan film The Best of Me dimulai pada tanggal 30 April hingga 1 Mei 2014, yang berlangsung di sentra Kota Covington, Amerika Serikat. Sementara itu, seminggu sesudah perilisannya, film ini berhasil meraup 10 juta dollar Amerika, dan menempati posisi kelima di box office setelah film Fury, Gone Girl, The Book of Life, dan Alexander and the Terrible, Horrible, No Good, Very Bad Day.



Sinopsis






  • Tahun Rilis: 2014

  • Genre: Romance, Drama

  • Rumah Produksi: Di Novi Pictures

  • Sutradara: Michael Hoffman

  • Pemeran Utama: James Marsden, Michelle Monaghan, Luke Bracey, Liana Liberato



Dawson Cole yakni seorang laki-laki yang bekerja di suatu anjungan minyak di lepas pantai Louisiana.  Pada suatu hari, ledakan ahli merusak tempatnya bekerja, dan ia pun terlempar ke dalam lautan. Namun, dia secara ajaibnya bisa selamat dari insiden menyeramkan tersebut.



Beberapa waktu lalu setelah dirinya pulih, Dawson menerima kabar jika teman baiknya, Tuck, yang telah dianggap selaku ayahnya sendiri, telah meninggal dunia. Ia pun kembali ke kampung halamannya sehabis sekian lama untuk melaksanakan cita-cita terakhir dari Tuck.



Setibanya di sana, dia terkejut alasannya adalah Tuck juga sudah meminta Amanda, mantan pacarnya di SMA, untuk melakukan keinginan terakhirnya bersama dengan Dawson. Amanda sendiri sekarang telah menikah, dan memiliki seorang anak, sementara Dawson masih tetap melajang.



Dawson dan Amanda di saat cukup umur dulu berasal dari kehidupan yang berbeda secara status sosial. Dawson dilahirkan dalam keluarga kriminal dengan seorang ayah yang berangasan, sedangkan Amanda berasal dari keluarga yang kaya raya.



Dalam suatu kilas balik, Dawson muda meninggalkan rumah ayahnya, dan beliau menyelinap untuk menginap di garasi milik Tuck, seorang mekanik yang gres saja kehilangan istrinya. Tuck mengenali asal permintaan Dawson, dan beliau pun mengizinkannya untuk tinggal bersamanya. Ia pada karenanya menganggap Dawson selaku anak kandungnya sendiri.





Dawson bersekolah di kawasan yang serupa dengan Amanda. Singkat kisah, keduanya mulai berkencan, dan berpacaran. Dawson selanjutnya pergi ke rumah ayahnya dengan emosi sebab dia telah memukuli Tuck. Ia berencana untuk membunuh ayahnya itu, dan tanpa sengaja Dawson malah menembak sepupunya sendiri.



Di pengadilan, Dawson bersaksi untuk membongkar seluruh kejahatan yang dikerjakan oleh ayahnya. Karena kesaksiannya itu, hukuman penjara Dawson menjadi lebih ringan dari yang sebelumnya. Akan tetapi, dia memutuskan hubungannya dengan Amanda, dan memintanya untuk terus melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi daripada mesti tinggal bersamanya.



Kini, Amanda dan Dawson dipertemukan kembali oleh cita-cita terakhir yang ditulis oleh Tuck. Keduanya kemudian mengembangkan debu milik Tuck di sebuah rumah yang dimilikinya bareng sang istri. Setelah momen itu, mereka secara terbuka menerangkan segala sesuatu yang belum tertuntaskan pada waktu dulu.



Keduanya pun kembali terlibat asmara mirip yang mereka kerjakan pada sewaktu dewasa dahulu. Akan namun, Dawson menyadari bahwa dia tidak akan bisa bersama dengannya lagi. Di segi lain, Amanda pun harus menentukan untuk kembali terhadap keluarganya, atau tetap berada di segi Dawson, laki-laki yang bergotong-royong ia cintai.



Para Pemain Tampil Cukup Berkesan





Aktor James Marsden, dan Aktris Michelle Monaghan masing-masing berperan selaku Dawson serta Amanda model dewasa. Apa yang mereka perlihatkan sepanjang film ini membuat keduanya sangat patut untuk memainkan dua aksara tersebut. Adegan kebersamaan mereka rasanya menjadi salah satu bagian yang sungguh menawan, dan terbaik di film The Best of Me ini.



Keduanya secara halus cukup baik membangun rasa emosional diantara Dawson, dan Amanda dengan cara yang lebih sampaumur. Mereka juga lalu pelan-pelan mampu memperlihatkan bahwa rasa cinta antara Dawson serta Amanda tetap tidak berganti, meski sudah lama tidak berjumpa selama beberapa tahun.



Sementara itu, aktris Liana Liberato membuat karakter Amanda muda terlihat sungguh hangat, dan mengasyikkan. Lewat pesonanya, dia cukup baik membangkitkan sosok Amanda selaku sosok perempuan yang ikhlas mengasihi Dawson, yang memiliki latar belakang sosial berlainan dengan keluarganya. 



Lalu, ada aktor senior Gerald McRaney selaku Tuck Hostetler, dan ia tampil gemilang memainkan sosok ayah gres bagi Dawson. Di sisi lain, Luke Bracey selaku Dawson muda memang kurang terlihat impresif. Tapi, Luke setidaknya mesti diberikan apresiasi yang pas alasannya mampu memperlihatkan penggambaran Dawson muda yang sarat lika-liku, dan chemistry sarat getir dengan Amanda dari keluarga kaya raya.



Adaptasi dari Sparks yang Kurang Diapresiasi





Film The Best of Me menjadi karya adaptasi Nicholas Sparks yang kurang menerima respon faktual dari kritikus. Rotten Tomatoes, dan Metacritic pun mengulasnya dengan memperlihatkan rating serta nilai yang kurang memuaskan. Sementara itu, dalam survey yang dilakukan oleh CinemaScore, para penonton bioskop cukup responsif alasannya menunjukkan rating film The Best of Me dengan nilai rata-rata B +.



Jika dilihat secara keseluruhan, film adaptasi dari Sparks ini bantu-membantu tidak terlalu buruk, terlebih mengecewakan. Ada beberapa hal mempesona yang coba dibangun oleh film ini untuk membuktikan kekuatan drama romantis dalam jalan penceritaannya.



The Best of Me memiliki dua latar waktu dongeng, dan keduanya memberikan tensi drama yang berlainan pula. Kisah Dawson dan Amanda model sampaumur jauh lebih manis sekaligus sarat polemik alasannya harus berhadapan dengan aneka macam persoalan yang sedemikian rupa. Di momen kilas balik tersebut, jalan ceritanya memang terlihat klise, namun pada risikonya tetap memiliki nilai romansa yang menawan untuk diikuti.



Ketika beralih ke era sekarang, dimana Dawson dan Amanda yang sudah remaja, keduanya berada di fase kebimbangan sebab berhadapan kembali dengan perasaan yang belum usai. Pada bab ini, momentum terasa bahagia diantara keduanya, akan tetapi menyimpan segi memilukan menjelang film rampung.



Seperti karya-karya Sparks yang yang lain, akhir film ini cukup mampu ditebak alasannya adalah niscaya ada salah satu huruf yang meninggal. Formula melodrama itupun masih melekat pada The Best of Me, dan kisah cinta keduanya harus berakhir secara tragis. Walaupun terlalu sering digunakan oleh Sparks dalam epilog ceritanya, rasanya tema ending mirip itu masih digemari oleh sebagian penonton penyuka melodrama romantis.



Film Melodrama Hollywood yang Layak Ditonton





Terlepas dengan segala respon kurang memuaskan dari situs review film terkemuka, film ini harus diakui juga masih mempunyai daya tariknya sendiri. Film The Best of Me melalui segala polemik kisah yang disuguhkan setidaknya cukup baik membangun tensi emosional dalam sekuens kilas balik, sampai beralih ke kurun Dawson serta Amanda model akil balig cukup akal.



Dua babak tersebut dibungkus cukup baik, dan kita yang menontonnya pun jadi bisa lebih memahami keadaan-kondisi yang dihadapi oleh Dawson serta Amanda. Setelah menjadi akil balig cukup akal, keduanya pun tak bisa membohongi perasaannya masing-masing. Namun, kondisinya tidak semudah yang diperkirakan oleh Dawson karena Amanda sendiri sekarang sudah menjadi istri dari pria lain, dan mempunyai seorang anak.



Film The Best of Me pun memang tidak istimewa mirip film pembiasaan Sparks yang lain, adalah The Notebook, yang rilis tahun 2004 silam. Namun, film ini masih tetap berkesan, dan memikat dengan caranya sendiri The Best of Me memang mendatangkan cerita klise melodrama, tapi di satu segi film ini mampu membangkitkan perasaan bagi kita yang menontonnya, dan mengajak kita untuk tidak menyia-nyiakan waktu bersama dengan orang-orang yang disayangi.



Pada akhirnya, The Best of Me mampu menjadi film melodrama ala Hollywood yang mampu dimasukkan ke dalam daftar tontonan kalian. Film berdurasi 1 jam 58 menit ini juga menyimpan alur kisah yang terasa hangat di satu bagian, dan menjadi memilukan pada momen yang lain. Jadi, The Best of Me rasanya akan cocok ditonton bagi para penyuka film-film bertemakan drama romantis dengan polemik cerita yang memilukan.







The Best of Me






class="rwp-overall-score rwp-only"
style="background: #f67f3e;"
property="reviewRating" typeof="http://schema.org/Rating"
>

6.5 / 10
Bacaterus.com





Rating









Sumber spurs.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama