Review & Sinopsis Harry Potter And The Chamber Of Secrets


Mendapatkan kesuksesan dengan film pertamanya, ditahun 2002 Harry Potter and The Chamber of Secrets kesannya di rilis. Film yang masuk dalam daftar film terlaris di tahun 2002 ini memang berada di bawah The Lord of The Ring: The Two Towers (2002). Namun film ini berhasil membius banyak orang dengan rating 82% di Rotten Tomatoes dan masuk di tiga nominasi untuk BAFTA Awards.



Sekuel kedua ini bercerita mengenai dibukanya kamar diam-diam yang 50 tahun sebelumnya sempat menghebohkan Hogwarts. Para siswa diserang oleh mahluk yang tidak dikenali bentuknya dan setiap orang yang menyaksikan matanya akan mati. Hal ini menciptakan Harry, Ron dan Hermione harus kembali berhadapan dengan berbagai bahaya yang melibatkan bangkitnya Voldemort.



Masih disutradarai oleh Chris Columbus, kira-kira mirip apa sih petualangan Harry dan mitra-kawannya di Harry Potter and The Chamber of Secrets ini? cari jawabannya di bawah ini.



Sinopsis






  • Tahun Rilis: 3 November 2002

  • Genre: Fantasi, Fiction, Mystery

  • Produksi: Warner Bros. Pictures, Heyday Films, 1492 Pictures

  • Sutradara: Chris Columbus

  • Pemain: Daniel Radcliffe, Rupert Grint, Emma Watson



Menghabiskan ekspresi dominan panas bersama keluarga pamannya, Harry Potter datang-datang didatangi oleh seorang peri rumah bersama Dobby. Peri itu datang untuk memperingatkan Harry agar tidak kembali ke Hogwarts. Dobby sengaja mengambil semua surat dari sobat-sobat Harry dan menyabotase program makan malam penting keluarga Dursley yang berakhir menjadi peristiwa.



Paman Harry yang murka balasannya mengurung Harry, namun bantuan datang saat Ron, Fred dan George Weasley datang. Harry akibatnya mampu kabur dari pamannya dan tinggal di kediaman Weasley sebelum mereka kembali ke sekolah. Harry, Hermione dan seluruh keluarga Weasley pergi ke Diagon Alley dan mendatangi peluncuran buku Gilderoy Lockhart.



Saat itulah mereka tidak sengaja berjumpa Lucius dan Draco Malfoy, ketika itulah Harry menyaksikan Lucius membisu-diam menyelipkan buku ke barang Ginny. Sekolah pun dimulai, Harry kembali menjadi Seeker dan sekarang berhadapan dengan Draco yang juga menjadi Seeker. Harry sukses membawa kemenangan bagi Griffindor namun mesti terluka karena Bludger yang dimantrai untuk mengejarnya.



Malam itu Dobby tiba-datang kembali datang, beliau menyampaikan bahwa dia sudah menyabotase peron 9 ¾ dan membuat Bludger mengejarnya. Namun dikala itu Harry mendengar para profesor dan perawat menjinjing seseorang yang membeku dan mengatakan penyerangan. Sejak kembali ke sekolah Harry memang acap kali mendengar bunyi-suara ajaib dari dinding.



Dalam kelas duel, Draco mengucapkan mantra yang mengeluarkan ular dan Harry tampakmengatakan dengan ular tersebut. Sejak itulah orang-orang percaya bahwa Harry adalah keturunan Slytherine dan mungkin saja dia yang membuka kamar rahasia. Penasaran Ron, Harry dan Hermione membuat ramuan perubah wujud untuk mencari tahu kebenarannya dari verbal Draco sendiri.



Saat mereka tahu bahwa bukan Draco yang membuka kamar diam-diam, mereka di kagetkan dengan Hermione yang membeku. Sementara itu Harry memperoleh buku harian milik Tom Riddle, buku itulah menjinjing Harry pada insiden 50 tahun kemudian. Dimana Riddle menuduh Hagrid yang sudah membuka ruang diam-diam dan menyembunyikan monster itu.



Karena serangan yang terus terjadi Dumbledore di paksa mundur dari jabatannya dan Hagrid akan di adili. Setelah mencari fakta, Ron dan Harry dikejutkan dengan gosip Ginny yang diculik dan dibawa ke kamar rahasia. Keduanya berhubungan untuk mendapatkan pintu masuk Chamber bersama profesor Lockhart, namun Lockhart kehilangan memorinya sehabis menggunakan tongkat rusak Ron.



Di sana lah mereka memperoleh kulit ular yang besar, Ron dan Lockhart terjebak di sisi lain karena bebatuan yang runtuh. Harry terus maju sampai akhirnya menemukan Ginny, tak cuma itu Tom Riddle juga tiba-tiba timbul dihadapannya. Ternyata Tom lah yang merencanakan semua ini dan memanipulasi Ginny untuk berada dibawah pengaruhnya.



Tom membeberkan bahwa beliau ialah Voldemort dan akan kembali hidup sehabis menyerap semua energi kehidupan Ginny. Harry sempat bertandingdengan ular Basilisk dan berkat sumbangan burung Fawks, dia berhasil mengalahkan ular itu. Mengetahu bahwa Tom menyimpan sebagian dirinya dalam buku, Harry sengaja menghujamkan taring Basilisk ke buku tersebut untuk membunuh Tom. Setelah itu Harry, Ron, Ginny dan Lockhart kembali dengan selamat ke Griffindors dengan batuan Fawks.



Penampilan Richard John Harris selaku Albus Dumbledore





Richard John Harris, pria kelahiran 1 oktober 1930 berperan selaku Albus Dumbledore di dua sekuel Harry Potter. Bukan hanya seorang bintang film, ternyata Richard Harris dikenal juga sebagai seorang penyanyi. Richard bahkan pernah masuk nominasi Academy Awards untuk Best Actor dalam perannya sebagai King Arthur di film Camelot (1967).



Meski film Harry Potter and The Chamber of Secrets ini sukses berat, ternyata para pemain Harry Potter mesti berduka. Pasalnya saat itu masyarakat dikagetkan dengan gosip Richard harus dilarikan kerumah sakit alasannya adalah mengalami pneumonia. Ternyata di tahun 2002, tepat di tahun yang sama film Harry Potter and The Chamber of Secrets dirilis dia di diagnosis menderita penyakit Hodgkin.



Dikutip dari Wikipedia, penyakit Hodgkin ini ialah jenis limfoma dimana kanker berasal dari sel darah putih tertentu yang disebut limfosit. Sebenarnya Richard Harris ini telah mengikuti beberapa perawatan, bahkan pengobatan tersebut berjalan baik. Richard juga sudah sempat pulang ke rumah dan beliau juga dijadwalkan akan kembali untuk membintangi sekuel ketiga Harry Potter.



Hebatnya, meski sedang sakit Richard Harris tidak pernah mengeluh akan sakit yang dia derita. Ia bahkan tetap bekerja dan dengan semangat terus memerankan Dumbledore. Dikutip dari The Tings, David Heyman yang menjadi produser menyampaikan bahwa Harris sempat memohon padanya. Harris memintanya untuk tidak mengambil alih perannya sampai beliau sungguh-sungguh terperinci tidak mampu lagi.



Richard John Harris alhasil wafat di University Collage Hospital Bloomsbury pada 25 Oktober 2002, di usia 72 tahun. Dimana hanya satu minggu sebelum film Harry Potter and The Chamber of Secrets ditayangkan di Odeon Leicester Square. Richard menghembuskan nafas terakhirnya dihadapan ketiga anaknya dan setelah koma selama tiga hari.



Kegelapan dari Tom Riddle dan Cerita yang Bertele-Tele





Jika saya ditanyakan apakah Harry Potter and The Chamber of Secrets ini sepadan dengan Harry Potter and The Philospher’s Stone? Maka aku akan menjawab keduanya memiliki kelebihan masing-masing. Di Harry Potter and The Philospoher’s Stone membuat kita mengenal mirip apa rasanya menjadi penyihir. Sementara di Harry Potter and The Chamber of Secrets ini mulai terasa sisi gelap dari kehidupan Harry.



Pasalnya sejak awal, kita senantiasa di sajikan mengenai dongeng kedua orang bau tanah Harry yang dibunuh oleh Voldemort. Di sekuel keduanya aku sangat menggemari bagaimana kita balasannya mampu mengenal sosok Tom Marvolo Riddle atau Voldemort muda. Saya menggemari bagaimana lintasan kehidupan era kemudian Riddle ditampilkan dengan gaya yang serupa tetapi di akali dengan tema hitam-putih.



Dari sini kita mampu tahu bahwa Tom muda yakni seorang anak yang sangat pandai dan menawan. Jadi wajar kenapa banyak orang yang mampu yakin dan menjadi pengikutnya alasannya dia charming. Dibanding abjad Harry Potter yang diperankan Daniel Radcliffe, saya lebih kesengsem pada Tom muda. Bukan karena dia ganteng, tetapi pembawaannya yang anggun menciptakan saya terenyuh pada karakternya.



Tom Marvolo Riddle yang diperankan Christian Coulson menciptakan kita sempat mengajukan pertanyaan siapakah beliau. Apakah dia akan memperlihatkan jawaban mengenai siapa yang membuka ruang diam-diam atau yakni yang akan memecahkan masalah ini. Kenyataannya ini yakni plot twist dimana anak yang terlihat lugu ini ternyata keturunan Stlyterin dan mempunyai niat jahat teratur sejak usia muda.



Saya sempat berpikir bagaimana Christian Coulson memerankan Tom muda, terlihat lugu, polos namun pandangannya senantiasa menawarkan ribuan arti. Saya merasa tatapan dari Tom memiliki arti tertentu yang merepotkan untuk dibaca oleh orang lain. Christian Coulson berhasil membius banyak perempuan muda yang menonton film untuk tidak mampu menolak karisma yang ia tampilkan.



Di sisi lain aku juga menyoroti bagaimana kisah dalam sekuel kedua ini terasa begitu bertele-tele. Saya merasa ceritanya menjadi begitu sangat panjang, sehingga aku sempat jenuh di tengah-tengah. Saya gres mulai merasa exited saat Harry, Ron, Hermione mengenali bahwa bukan malfoy yang membuka chamber itu.



Harry Potter and The Chamber of Secrets: Laris dengan Kualitas Terbaik





Setelah kesuksesannya dengan Harry Potter and The Philsopher’s Stone, ternyata sekuel kedua dari Harry Potter ini tidak kalah larisnya. Pasalnya Harry Potter and The Chamber of Secrets ini sukses memcahkan banyak rekor saat premies. Dikutip dari Wikipedia, ini bertahan selama dua pekan selaku film nomor satu di Amerika dan Kanada.



Harry Potter and The Chamber of Secrets bertengger di nomor dua selaku film terlaris di tahun 2002. Saat itu film Harry Potter tidak bisa mengalahkan The Lord Of The Rings: The Two Towers (2002). Tapi di Amerika Harry Potter and The Chamber of Secrets berada di nomor satu yang disertai oleh The Lord of The Rings: The Two Towers.



Mendapatkan penghasilan besar $878,979,634 dari penayangan seluruh dunia, film ini memang digarap dengan sangat serius. Masih di garap dibawah instruksi sutradara Chris Columbus, film ini ditata musiknya oleh John Williams. Pasalnya ketika itu dia baru saja menyelesaikan skoring Star Wars Episode II: Attack of the Clones (2002) dan Minority Report.



Efek visualnya juga di buat selama sembilan bulan, setidaknya sampai 9 Oktober 2002. Kerjasama antara Industrial Light & Magic, Mill Film, The Moving Picture Company (MPC), Cinesite dan Framestore CFC. Dibawah pengawasan Jim Mitchell dan Nick Davis untuk menangani 950 objek bidikan visual di film ini. Tentu film ini tidak lengkap tanpa Stuart Craigh, yang merancang berbagai unsur untuk melengkapi film ini.



Pendapat Para Kritikus tentang Harry Potter and The Chamber Of Secrets





Seperti yang kita tahu Film Harry Potter and The Chamber of Secrets ini memang sungguh laris di dunia. Rotten Tomatoes memperlihatkan rating 82% dari 239 review yang sudah diberikan, dengan rating 7.21/10. Seperti Entertainment Weekly mengatakan bahwa film sekuel keduanya terasa lebih baik dan lebih gelap dari sebelumnya.



Richard Roeper juga mengatakan bahwa dia sungguh menghargai dan memuji bagaimana Columbus bisa setia membuat film menurut bukunya. Dikutip dari Wikipedia, beliau mengatakan "Chris Columbus, sutradara, melaksanakan pekerjaan yang sungguh manis dengan setia pada kisah tetapi juga membawanya ke abad sinematik".



Tentu saja meski film ini rata-rata menerima respon kasatmata atas perkembangan dongeng yang lebih gelap dan menarik. Tapi tetap saja ada beberapa kritikus film yang merasa bahwa film Harry Potter and The Chamber of Secret ini kurang kreatifitas. Seperti yang dibilang oleh Peter Travers dari Rolling Stone, dia menyampaikan bahwa film ini terlalu panjang dan setia pada bukunya.



Baginya Columbus mengambil pendekatan hat-in-hand dengan penulis bukunya adalah J.K. Rowling. Sehingga hal ini membuat Columbus tidak mampu berkembang untuk lebih kreatif lagi di film ini. Kennerth Turam dari Los Angeles Times bahkan mengatakan bahwa film ini sangatlah klise dan terasa déjà vu.



Saya sendiri bekerjsama baiklah bahwa film kedua ini memang terasa lebih berisi dan mempunyai konsentrasi yang terang. Ceritanya terlihat lebih gelap, sehingga para penonton mampu mencicipi hawa merinding saat menontonnya. Apalagi dikala Harry kerap mendengarkan suara ular Basilisk yang menciptakan bulu kuduk merinding.



Tapi di sisi lain saya juga merasa bahwa di Harry Potter and The Chamber of Secrets ini terlalu bertele-tele. Pasalnya disini aku tidak merasa sedang menjajal mengenal mirip apa sih dunia para penyihir seperti di Harry Potter and The Philosopher’s Stone. Tapi di film ini aku sebetulnya sungguh penasaran dengan kehidupan muda dari Tom Marvolo Riddle (Voldemort).



Overall saya menyampaikan bahwa film Harry Potter and The Chamber of Secrets ini wajib sekali kamu tonton. Meski rilis di tahun 2002, film ini tidak kalah serunya dengan film-film jaman kini yang memiliki efek-efek canggih.







Harry Potter and The Chamber of Secrets






class="rwp-overall-score rwp-only"
style="background: #f67f3e;"
property="reviewRating" typeof="http://schema.org/Rating"
>

7.5 / 10
Bacaterus.com





Rating









Sumber spurs.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama