Akhir bulan lalu aku bikin komitmen sama CEO salah satu perusahaan pemasoktraffic : REPORO. Mudah-gampang webnya gak kena blok internet konkret di Indonesia alasannya adalah Reporo ini famous dengan traffic adult-nya. The story was, Reporo baru saja menyelesaikan proses akuisisi-nya atas BuzzCity. Perusahaan asal Singapore yang terakhir disebut ini pernah menjadi sponsor pada saat Bandung Digital MeetUp yang ke 4 dua tahun kemudian.
BuzzCity ini bukan perusahaan kemaren sore juga. Beberapa dari anda mungkin mengantarkan traffic kesana selaku Publisher, namun gak sedikit juga yang membeli traffic dari mereka selaku Advertiser. Sebelum anda melangkah membaca hasil wawancara ini, aku mau jelaskan dulu ungkapan ini. Saya gak mau anda galau atau mikir usang-usang disini, mendingan fokus sama wawancara-nya nanti.
Darimana Publisher dapet traffic? Bisa dari situs AGC (Traffic Generated Content), dari blog atau arbitrage dari traffic source lainnya. Intinya, banyak cara.
Affiliate ada dimana? Nah, kalo bahasa dari Traffic Source, yang namanya Advertiser (sebelah kanan digmabar) itu salah satunya yaitu adalah Affiliate, kayak aku atau anda. Kita beli traffic dari Traffic Source. Dan ternyata bukan cuma affiliate saja yang beli traffic dari CPM Network. Perusahaan jasa content provider, mirip ring tone juga sering beli dari mereka.
Khusus buat penyedia traffic adult, traffic-nya juga bisa digunakan untuk membunuh situs lawan. Misalnya gini. Ada situs HOAX yang digunakan buat nyari duwit dari adsense. Kirimin aja situs itu dengan traffic adult dari CPM Network ini. Dijamin pribadi di banned adsense-nya.
Eh, kok malah ngomongin ini sih. Bukan ngasih pandangan baru lho ini. Sama sekali bukan. **nyengir kuda**
Masa Depan Ada di ASIA
Balik lagi ke Reporo. Saya kenal perusahaan ini 3-4 tahun yang kemudian. By default, Reporo dan BuzzCity juga sudah ada settingan postback-nya di Voluum. Makara kalo anda mau running Reporo atau BuzzCity udah yummy, gak perlu nyari-nyari lagi postback setting-nya.
Saya mujur bisa ngobrol banyak dengan Sacha Jacobs, CEO REPORO. Pandangannya perihal negara ASEAN sangat membuat hati ini menjadi berbunga. Pesannya clear : ASEAN ialah periode depan, oleh jadinya penting menguasai traffic dari negara-negara ini.
Wawancara saya lakukan sambil ngopi di Lobby Lounge The Westin Jakarta, hotel bintang 5 luxury yang berada di bawah administrasi Marriott International. Lobby lounge-nya ada di lantai 52. Jadi asik mampu sambil liat Jakarta dari ketinggian.
Sebelum masuk ke wawancara, saya berhasil mendapatkan offer menarik dari Reporo. Silakan daftar REPORO pake link ini >> DAFTAR REPORO >> anda akan mendapatkan privilege bonus credit 5% dengan menggunakan code voucher ‘bixbux’ pada dikala top up.
Simak obrolan saya dengan Sacha berikut ini :
W : Bisa gak cerita tentang diri anda? Saya liat profile anda di LinkedIn dan menemukan background anda bukan dari affiliate?
S : Ah iya, aku agak asing memang, background aku ialah akunting, aku ini seorang accountant. Pernah jadi akuntan di perusahaan Amerika seprti General Electric dan Universal Pictures. Selain itu pernah juga masuk ke dunia private equity, di perusahaan bernama Capitol, selaku CFO – Chief Financial Officer.
Itu sebelum saya pindah ke MobAds, masih selaku CFO dan pertengahan tahun lalu saya dipromosikan menjadi CEO. Karena background aku yang bukan digital, banyak abreviasi yang aku peroleh sungguh mempesona simpulan-final ini. Seperti kemarin aku memperoleh CPFR, yang singkatan dari Cost per First Ride yang dilakukan oleh Uber. Menarik senantiasa menemukan hal baru di dunia ini.
W : Setelah kemudian menetapkan untuk masuk ke dunia affiliate marketing, apa yang anda dapatkan di dalamnya?
S : Well, saya memulai semuanya dari MobAds, peran saya selaku CFO bahu-membahu sangat menolong aku membuat lebih mudah semuanya. Seperti yang anda tahu, dunia digital marketing tidak jauh beda dengan akunting, semuanya numeric (penuh dengan angka). Kaprikornus bekerjsama, perpindahan itu tidak begitu susah untuk saya.
Pendekatan aku kepada sebuah bisnis sangat straight forward. Kita beli semurah-murahnya, dan lalu jual semahal-mahalnya. Pastikan saja yang satu lebih besar dari yang lain dan jangan lupa mengatur cash pada saat yang sama. Ketika hal sulit dibentuk gampang mirip itu, it cut out the noise. Semua menjadi lebih simpel.
Saya mesti berbuat seperti itu alasannya adalah berbagai variabel di digital, so many variations to look at. Anda juga sebagai affiliate pasti tahu betul ada aneka macam cara untuk meningkatkan secara optimal campaign. Menjadikannya lebih mudah yaitu jalan terbaik.
W : Bagaimana sesungguhnya struktur perusahaan yang anda kelola sekarang?
S : Struktur yang kami punya, Mobilewebadz ialah nama legal perusahaan, namun dari segi komersial kami mempunyai 2 brands, MobAds – mainstream cpc/cpm network dan Reporo – sama juga cpc/cpm network namun konsentrasi di adult traffic. Baru-gres ini kami mengakuisisi BuzzCity yang sebentar lagi akan masuk menjadi bab dari Reporo dan Mobads, khususnya publishernya. Kami juga mempunyai MobBill, ini yakni suatu payment aggregator (di websitenya disebutkan MobBill ini yaitu carrier billing aggregator – ini semacam payment system dengan pembayaran menggunakan pulsa atau direct billing, cocok untuk negara emerging market yang mempunyai penetrasi smartphone tinggi tetapi rendah di penetrasi kartu kredit).Kaprikornus kebayang peluangyang kami punya kan?
Sekarang ini, kami memiliki 89 karyawan yang tersebar di London, Indonesia, Mumbai, Thailand, Singapore, Manila, Afrika Selatan dan Kuala Lumpur. Di kantor sentra, London, dan ada sekitar 30 karyawan dan 40-50 karyawan di Asia. Kaprikornus kini ini kami telah resmi menjadi perusahaan global. Market terbesar kami adalah Amerika dan India. Sori, traffic mobile kami terbesar adalah dari India.
Seperti di Indonesia, penetrasi pasar ponsel pintar di India masih 65%-70%. Dengan kami mengakuisisi Buzzcity, kami menjadi sungguh berpengaruh di pasar India. Saat ini ada 10 orang karyawan yang ada di Mumbai.
W : Buzzcity sendiri telah sangat berpengaruh di India, Indonesia dan Afrika Selatan?
S : Yeah, thats rite. Makanya kami mengakusisi Buzzcity. Makara, meskipun dikala ini kami telah menjadi perusahaan global, berdasarkan saya pendekatan lokal masih sungguh dibutuhkan. Walaupun dalam bisnis mobile seluruhnya bisa diukur (scalable), namun bergotong-royong itu ialah tentang bagaimana kita berhubungan secara pribadi, selaku suatu network, antara advertiser dan publisher. Which means you get the best flow.
(Note : bahasa mereka – Traffic Source mirip Buzzcity/Reporo – advertiser memiliki arti affiliate, sedangkan publisher adalah orang yang memasarkan traffic ke mereka)
Disitu pentingnya memiliki karyawan di target market. Karena mereka yang berafiliasi langsung dengan market. Mereka lebih mengerti lapangan. Kami paham betul hal ini alasannya adalah itu yang menimbulkan perusahaan ini lebih unggul dari lainnya. Yaitu dari pendekatan personal yang dijalankan. Ini salah satunya mengapa kami akuisisi Buzzcity.
W : Berapa karyawan di Indonesia?
S : Tiga. Dan akan bertambah satu lagi dalam waktu akrab ini.
W : So whats the story behind the acquisition?
S : Kami telah mengenal Buzzcity dari dahulu. Kieran O’Keeffe yang sekarang menjadi chairman, dahulu ialah seorang CFO telah tahu Buzzcity dari jaman iPhone keluar pertama kali. Tahun berapa itu ya? 2008-09? Dan kami mulai melaksanakan pembicaraan serius pada simpulan 2015. Mungkin sebab jarak jadi agak lambat namun kami senantiasa berpikir bahwa kurun dengan ada di mobile dan di negara ASIA/ASEAN atau emerging market Afrika dimana penetrasi ponsel pintar masih di dua digit, terlebih menyaksikan pasar USA dan Eropa yang mulai saturated. Ini ialah langkah strategik dari perusahaan ketika kami mengakuisisi Buzzcity. Saat ini kami memang memiliki kantor di India, disana juga mempunyai perkembangan smartphone yang hebat, tetapi kami juga ingin memperbesar market share di luar India, seperti Indonesia atau Thailand. Marketnya masih sungguh besar, mirip pasar USA, senantiasa ada kawasan untuk penetrasi.
Alasan yang kedua ialah, mobile value chain yang ada sekarang sangat-sangat kompetitif dan fragmented, banyak yang bermain di area ini. Ada affiliates, carriers, payment aggregators dan banyak lagi yang terlibat dalam ekosistem. Jadinya, value yang bekerjsama dari rantai nilai ini tidak bisa dirasakan secara sarat oleh produsen, karena masing-masing memiliki peran dan mengambil sekian persen dari margin. Oleh alasannya itu kami berpikir untuk memperlihatkan value lebih besar terhadap publisher atau produsen lebih besar. Caranya adalah dengan men-scale up industrinya dengan teknologi yang lebih baik. Teknologi yang kini dipakai terlampau banyak menunjukkan kombinasi kesempatan di ‘tengah’.
Yang ketiga, Reporo mempunyai banyak inventory di adult traffic dan kami merasa sekarang adult telah mulai steady, tidak lagi bertumbuh mirip dulu. Bukan berarti usahanya sudah tidak bagus, masih sangat setuju, hanya saja kami ingin bertumbuh lagi. Buzzcity selama ini telah melakukan pekerjaan dengan sangat baik, komposisi traffic mereka ialah 40% mainstream dan 60% adult. Jadi ini, buat kmi, sangat strategik dalam berbagi bisnis ke programmatic mainstream. Ini akan menjadi hal sangat bagus bagi kami dalam rangka market penetration, scale dan product offering.
W : Apakah akuisisi ini akan menggabungkan dua teknologi?
S : Saya pikir sudah sungguh clear, dikala kita membeli perusahaan, kita tak ingin ada dua teknologi untuk bisnis yang serupa. Ketika kami melakukan review, kami memutuskan untuk memakai teknologi dari Reporo. Tetapi tentu saja, masing-masing mempunyai keunggulan dan kekurangan. Ada beberapa fungsi di platform Buzzcity yang mau kami pakai juga kedepan.
Yang jelas, tim teknologi tetap akan kami pertahankan. Saat ini tidak gampang mencari developer cantik, terutama yang memahami ihwal ad-network. Kaprikornus, kami tetap akan melakukan product development dengan tim yang ada, sesuai dengan roadmap yang sudah kami buat. Kami punya tim yang andal disini. Saya bahagia.
Tambahan lagi, jangan lupa Buzzcity punya ribuan publishers dan advertisers. Ini juga menciptakan saya sangat optimis ke depan. Akan ada banyak hal menarik keluar dari kami dalam waktu tidak usang lagi. So, the acquisition, its been a great deal for us.
W : Banyak affiliate yang pindah dagangdi ecommerce lewat platform Shopify, saya percaya ini mempengaruhi bisnis CPM Network seperti Reporo atau Buzzcity, bagaimana anda menyikapinya?
S : Well, jujur saja. Dari background aku yang finance, sungguh sulit untuk mengomentari apa yang terjadi. Tetapi secara statistik, tidak ada penurunan yang signifikan di network kami, baik di click ataupun impresi.
Saya pikir the market is still there. Pasar mobile browser masih akan tumbuh besar. Nyatanya, pertumbuhan ponsel pintar juga masih sangat tinggi. Ini juga akan disokong oleh konten yang kian manis (Content-crunch). Saya pernah bekerja di industri tv media, jadi saya tahu persis pameo : ‘if you made good stuffs, people will buy’. Well, sama seperti industri yang lain juga.
Begitu juga di industri kita ini sekarang. Ini indutri yang sangat besar, banyak orang terlibat dalam pembuatan konten-nya. Dan orang selalu bicara tentang ‘volume versus quality’, karena itu akan ada perubahan dalam 3-4 tahun mendatang. Perubahan ini berasal dari value-chain basis yang aku bicarakan di depan tadi. Product donor (produsen) memerlukan ‘return’ yang lebih elok, sebab mereka juga harus invest untuk membuat produk yang lebih cantik lagi.
Dari sini dinamika akan berganti. Product donor akan meminta lebih banyak untuk produk-produk baru yang mau dihasilkan. Dan orang betul-betul beli produk-produk yang cantik. Ini berlaku untuk dua klasifikasi yang ada sekarang, baik di mainstream ataupun di adult. Kami ikuti contoh ini. Perusahaan kami berusaha keras menjadi yang terbaik dalam menawarkan the best converting traffic dan the biggest return. Begitu juga untuk publishers.
Kami selalu memberikan yang terbaik, cpa untuk advertisers, cpm untuk publishers dan tentu saja cpc ada ditengah-tengahnya. Ekosistem ini, advertisers, publishers dan carriers, memiliki peran masing-masing. Bagi carriers, dengan regulasi gres tentang captha code, akan menahan pemasukan mereka, utamanya pada saat kini saat carrier subscriptions juga tidak berkembang banyak walaupun harga sudah sangat rendah.
(carrier yakni provider telepon, carrier subscriptions yakni konsumen gres/pemakai nomer gres ponsel pintar)
Di India bahkan ada provider yang menggratiskan pemakaian data dan itu sungguh mengganti dinamika bisnis telekomunikasi disana. Mereka masuk ke pasar dan pribadi menguasainya. Kaprikornus maksud aku, bagi carrier, carrier subscriptions akan turun harganya, sebab itu carrier harus mencari cara lain untuk monetize konsumen mereka. Inilah saatnya carriers akan bouncing out alasannya adalah resiko yang dihadapi menjadi makin besar. Balance-nya dengan penciptaan konten yang manis dan sesungguhnya disinilah tugas regulasi. Iya, kami mengharapkan regulasi. Karena saat regulasi tidak dilakukan, akan ada banyak yang scamming the market.
Penting untuk dapat titik equilibrium diantara semua itu. Advertisers, publishers dan carriers akan memiliki resiko yang bisa dikelola sama-sama. Advertisers harus terus fokus di cpa, sementara publishers memiliki banyak opsi di cpm networks, sedangkan carriers mesti juga mau membuka ‘keran’ untuk lainnya.
W : Bagi kami, affiliates/advertisers, produk cpm network yang bagus itu simpel, yaitu traffic yang converts. Ini berarti tidak banyak bot yang masuk.
S : Selama dua tahun terakhir ini, kami telah menjadi network yang mudah dipakai dan sangat transparan. Bagi affiliates/advertisers tentu saja ini sangat penting untuk optimasi traffic. Mereka akan mempunyai power untuk kendali seluruhnya, khususnya campaign-nya. Jadi ketika ini kami membuat produk self-service-advertiser platform. Dari sisi affiliates, banyak fungsi yang bisa dipakai untuk meningkatkan secara optimal traffic. Salah satunya adalah mereka mampu melakukan meningkatkan secara optimal bidding menurut zona (Zone level pricing).
Misalnya anda melakukan campaign RON (Run on network), anda dapat 100 konversi namun tidak mendapatkan return yang maksimal. Daripada mematikan campaign-nya, anda mampu menyaksikan konversi itu berasal dari zona mana dan melaksanakan adjustment per zona. Tentu saja, zona yang mendatangkan return bagus anda bisa tambah bid-nya untuk menerima lebih banyak traffic.
Untuk zona yang tidak memiliki konversi manis, mampu dimatikan atau lowering bid-nya. Dengan begitu nett cpa yang anda punyai akan menjadi lebih bernilai.
Saya pikir hanya kami satu-satunya network yang memperlihatkan zone-level-pricing dengan sungguh detail. We are very much in the game. Produknya dibuat memang untuk memudahkan dalam optimasi.
W : Thats really cool. But, berapa persen peningkatan pangsa pasar dengan akuisis Buzzcity ini? Terutama di ASEAN?
S : Indonesia deh contohnya. Sebelum akuisisi kami hanya mempunyai 14 juta impresi dari Reporo, sedangkan dikala ini kami mempunyai 75 juta impresi. Jadi 5 kali kenaikannya. Di India, impresi kami meningkat 2 kali dari sebelumnya. Semua advertisers kami akan memiliki jalan masuk ke semua inventori yang kami punya.
W : Apa tantangan paling besar yang terjadi setelah akuisisi?
S : Tantangan terbesar dalam akuisisi senantiasa tentang sumber daya insan. Bukan dalam arti yang jelek ya. Tapi lebih terhadap bagaimana menyatukan orang yang tadinya berlainan, baik secara kultural, komunikasi dan keterlibatan dalam perusahaan. Akan lebih mudah jika akuisisi ini melibatkan dua perusahaan yang sama-sama dari London contohnya. Tetapi kami berada jauh di pecahan dunia lain.
Kaprikornus aku pikir, budaya dan integrasi untuk menciptakan orang percaya bahwa sekarang mereka berada dalam satu perusahaan, selain pastinya penyamaan value dan strategi perusahaan, ini tantangan besar yang kami hadapi ke depan. Tapi semua itu bisa dituntaskan dengan komunikasi. Saya akan melaksanakan lebih banyak lagi komunikasi.
Saya sepenuhnya sadar, insan niscaya ada ‘burden’ kepada pergantian. Saya sendiri senantiasa melihat pergeseran menjadi suatu potensi . Tapi tidak semua orang mirip itu. Saya akan terus mengembangkan sisi faktual dari pergeseran ini. Tidak ada argumentasi untuk tidak memandang optimis ke depan.
W : Oke dikala ini mempunyai arti Reporo memegang salah satu traffic paling besar dari Indonesia. What are you going to do about it?
S : Tentu saja. Salah satunya telah aku dan tim diskus tadi malam, melalui edukasi dan pembinaan. Kami akan grow tim yang sudah ada. Kami juga gres melakukan obrolan dengan salah satu provider di Indonesia (Red : XL Axiata) untuk melakukan carrier connections lewat MobBill. Kaprikornus kami masuk ke Indonesia tidak hanya dengan traffic besar, tetapi dengan solusi pembayaran mobile yang advance. Ini akan mempermudah bagi carrier dan advertiser/affiliate. Selain juga ini akan menjadi alternatif pendapatan bagi carrier.
W : Yeah, you should did that. Provider disini banyak melakukan hal bodoh untuk monetizing traffic-nya. Baca tuisan saya tentang iklan telkomsel dan XL yang menganggu > disini.
S : Well, fenomena itu terjadi dimana-mana bekerjsama. Bahkan di UK. Apa yang terjadi yaitu bahwa mereka tidak mengetahui dunia affiliate marketing. Mereka mengerti betul perihal branding, tentang konten dan mencari pelanggan baru (carrier subscription) namun mereka tidak sadar, betapa besar asset yang mereka punyai (digital assets) dan tidak tahu ‘how to monetize it’. Dan mereka sangat tampaktidak memahami teknologi yang digunakan di dunia affiliate, dari produk hingga dengan konversi yang terjadi.
Kami menghabiskan banyak waktu ke carrier untuk menerangkan bahwa ada ekosistem besar disini. Melakukan ‘digital marketing 101’. Tapi mereka ini perusahaan yang sangat besar yang gres sadar perlu ‘pendapatan lain’ sehabis subscriptions-nya turun. Kaprikornus mereka mau tidak mau harus tetap berguru hal gres ini untuk mendapatkan income dari sisi lainnya.
Dunia tidak sama lagi seperti tahun 2012-13 pada saat lebih mudah menerima income dari mobile. Tantangannya lebih besar saat ini. Buat aku, ini justru mempesona. Tantangan lah yang membuat kita semakin besar.
W : Pertanyaan terakhir, ada tips gak buat affiliates/advertisers yang ingin memulai dengan Reporo/Buzzcity?
S : Begini saja. Sudah diterangkan kami mempunyai platform self-service advertising yang sungguh elok. Silakan dicoba. Sign up dan deposit lalu kerjakan tes. Anda tahu betul sebagai seorang affiliate, jangan pernah takut untuk melaksanakan tes. Ada banyak cara untuk optimasi di platform kami, seperti targeting, zone bidding, etc.
Jadi, silakan dicoba. Percayakan reporting kepada tata cara analitik yang kami punyai. Every bid of a traffic has a value, dan kami mengerti betul itu.
Silakan tes sebanyak-banyaknya, senantiasa ada traffic gres yang masuk dan keluar. Yang tiga bulan lalu tidak sukses belum tentu dikala ini tidak mampu dijalankan. Perusahaan kami senantiasa mendatangkan fresh traffic.
—
Silakan daftar REPORO pake link ini >> DAFTAR REPORO >> anda akan menerima privilege bonus credit 5% dengan memakai code voucher ‘bixbux’ pada ketika top up.
Sumber harus di isi