Sinopsis & Review Blood On Her Name, Mengupas Moralitas


Setiap manusia dibekali dengan moralitas. Indikator khususnya berada pada perasaan ketika memutuskan untuk melakukan sesuatu, apakah perbuatan itu baik atau buruk. Walau kerap kali ada perbedaan pada ukuran moralitas satu sama lain, langkah-langkah-langkah-langkah yang merugikan orang lain akan tetap dianggap selaku tindakan buruk.



Salah satu perbuatan jelek yang dianggap paling kejam ialah menetralisir nyawa orang lain. Di film Blood on Her Name, ada sesosok mayit yang tewas dibunuh namun pelakunya berargumentasi bahwa dia melakukan pembelaan diri. Anehnya, dia enggan melibatkan pihak berwajib. Yuk simak lebih lanjut dalam sinopsis dan review di bawah ini.



Sinopsis






  • Tahun Rilis: 2019

  • Genre: Thriller, Drama, Neo Noir

  • Produksi: Rising Creek

  • Sutradara: Matthew Pope

  • Pemain: Bethany Anne Lind, Will Patton, Elisabeth Rohm, Jared Ivers, Jimmy Gonzales



Leigh Tiller ialah seorang ibu tunggal untuk anaknya yang berusia dewasa, Ryan. Dia bekerja di bengkel milik mantan suaminya yang sedang di penjara. Di bengkel, beliau menyeret mayat seorang pria kemudian membungkusnya menggunakan plastik. Kemudian beliau memasukannya ke dalam bagasi suatu mobil. Leigh pergi ke suatu danau dengan niat menenggelamkan mayit itu.



Sebelum ia melakukannya, ponsel di saku mayat itu berbunyi. Leigh membuka pesan bunyi dari ponsel yang berisi bunyi seorang laki-laki yang mencari ayahnya. Dia mengurungkan niatnya menenggelamkan mayat. Dia kemudian menjinjing mayat itu kembali ke bagasi dan memarkirkan mobil di halaman bengkel.



Ryan tersangkut perkara kekerasan hingga melukai mata kiri seorang laki-laki. Alhasil, ia mesti melaporkan tindakannya dalam rentang waktu tertentu pada Polisi. Nathan, seorang polisi, menanyakan mengapa ada luka di paras Leigh. Leigh mengaku bahwa ia gres saja terjatuh. Dia melanjutkan bahwa anaknya ialah anak baik-baik dan tindakannya hanya untuk membela diri.



Sesampainya di bengkel, Leigh melihat ada CCTV yang artinya perbuatannya pada malam itu terekam. Merasa khawatir, beliau membuang rekaman CCTV itu. Rey, salah satu pegawai sekaligus teman dari mantan suami Leigh, curiga karena paras Leigh terluka. Leigh menjawab bahwa dia terlibat perkelahian dengan seorang pecandu narkoba yang menerobos masuk ke bengkel.



Merasa bersalah dan ingn menghilangkan bukti pembunuhan, Leigh menetapkan untuk mengantar mayat itu ke rumahnya. Dia sukses memasukan mobil berisi jenazah ke dalam gudang rumah. Kemudian beliau meninggalkan sepucuk surat di kotak surat yang berisi pernyataan bahwa ada seseorang di dalam gudang.



Leigh masih diliputi rasa bersalah. Dia mendatangi temannya seorang pengedar narkoba. Ketika akan memakai narkoba, beliau menyadari bahwa kalungnya hilang. Setelah mencari dan nggak juga menemukannya, dia menyadari bahwa kalung itu tertinggal dikala beliau mengantar mayat. Dia pun berangkat ke tempat tinggal tersebut.





Sebelum sukses mendapatkan kalung, Leigh menyaksikan seorang pria masuk. Dia pun membatalkan usaha mencari kalung. Sheriff Richard Tyler, ayah dari Leigh, mendatangi bengkel sebab curiga terhadap gerak-gerik Leigh. Terlebih kendaraan beroda empat Leigh didapatkan di sekitar rumah seorang pria berjulukan Cobb yang tewas dibunuh.



Setelah didesak, Leigh mengaku bahwa beliau membunuh Cobb sebab Cobb menyerangnya lebih dulu. Richard mencoba membantu namun Leigh menolak. Leigh kembali ke rumah Cobb untuk mencari kalungnya. Hal pertama yang beliau cek yaitu suratnya di kotak surat yang ternyata telah hilang. Dia bergerak ke dalam gudang dan membuka bagasi mobil. Mayat Cobb sudah nggak ada di tempat, pun kalung milik Leigh. Karena kesusahan, Leigh memilih pulang.



Di bengkel, Leigh didatangi oleh Dani Wilson, wanita yang mengaku sebagai pacar dari Cobb. Leigh mengaku nggak mengetahui apa-apa ihwal Cobb. Dani menemukan foto Leigh memakai kalung di dinding. Sebelum didesak, Leigh mengaku telah menghabisi Cobb tetapi tindakannya itu merupakan upaya membela diri. Dani menentukan pergi tanpa menyampaikan apapun.



Rey mengantar Leigh dan Ryan supaya bisa menenangkan diri. Ketika berbincang-bincang berdua dengan Rey, Leigh mengaku bahwa dia menjajal menyingkirkan jenazah Cobb. Rey memberi usul biar Leigh melapor Polisi. Leigh menolak karena bengkelnya ternyata dijadikan tempat menyimpan narkoba dan mobil curian. Apakah yang mau dikerjakan Leigh supaya terhindar dari hukuman?



Tempo Pelan





Blood on Her Name menyajikan nuansa tegang melalui tempo yang pelan. Nyaris nggak ada eskalasi dalam tempo sepanjang film. Cerita di film ini secara lengkap dituturkan dengan penggambaran huruf yang cukup solid. Nyaris nggak ada suasana mencekam, selaku gantinya kita akan diberi kesempatan untuk masuk ke dalam karakter Leigh yang kebingungan.



Bagi yang ingin melihat adegan aksi atau adegan berdarah-darah, film karya Matthew Pope ini minim menyuguhkan kedua bagian tersebut. Dialog antar tokoh yang menguasai hampir 80% dari film merupakan cara sang sutradara memberikan pesannya. Pesan itu ialah betapa mengerikannya rasa bersalah saat beradu dengan moralitas dan kasih sayang.



Baca juga: Inilah Daftar Film Thriller Terbaik Sepanjang Masa



Mengupas Moralitas





Moralitas menjadi tema yang coba diangkat dalam film Blood on Her Name. Leigh merasa bersalah karena tindakannya terhadap Cobb. Dia nggak hingga hati membuang mayit Cobb ke sungai sebab mengetahui Cobb punya seorang anak laki-laki. Pun dengan keengganannya dibantu sang ayah yang menunjukkan penyelesaian tetapi secara budbahasa merupakan langkah-langkah yang salah.



Tindakan Leigh yang banyak mempertimbangkan baik dan buruk bukannya tanpa karena. Ketika kecil, dia pernah melihat bagaimana ayahnya menghabisi seseorang. Agar sang ayah nggak terkena masalah, Leigh menyimpan belakang layar rapat-rapat sepanjang hidupnya. Hal itu juga yang membuat relevansinya dengan sang ayah memanas karena berdasarkan Leigh, Richard memberi pengaruh buruk.



Selain Leigh, aksara Richard pun dijadikan alat untuk mengupas moralitas. Sebagai seorang polisi, dia rela melakukan apa pun untuk melindungi pekerjaannya. Dengan cara yang keras, beliau coba mendidik Leigh dan ingin melakukan hal serupa pada Ryan. Alasannya supaya Ryan mampu menjadi orang yang bisa membela dirinya sendiri.



Ada juga aksara Ryan, yang digambarkan sebagai anak pendiam. Tindakan kriminal yang dilakukannya membuat ia merasa mewarisi aksara sang ayah. Tapi Leigh menjajal menjaga Ryan agar menjadi anak baik dengan terus menyuntikan kata-kata bahwa Ryan yaitu anak yang baik. Padahal Ryan merasa ia mesti bertanggung jawab atas segala tindakannya.



Semua abjad di Blood on Her Name digambarkan bubuk-bubuk. Nggak ada yang mirip malaikat melainkan seluruhnya punya kejelekan dan kelemahan. Leigh yang tampak selaku ibu yang baik hati ternyata punya motif dalam pembunuhan Cobb. Alhasil sepanjang film, kita akan dibuat menebak-nebak.



Penampilan Bethany Anne Lind





Karakter Leigh di Blood on Her Name digambarkan secara menarik. Seorang ibu tunggal yang mengasihi anaknya tapi punya kurun lalu buruk dengan sang ayah, Richard. Untuk mengobati kesedihannya, ia memakai narkoba. Ketika ada jenazah di bengkel, beliau melawan hatinya untuk mencampakkan jenazah itu dan lolos dari bahaya penjara.



Ada kesan Leigh cuma membuat keputusan-keputusan buruk yang berakibat pada dirinya sendiri. Tapi, dia ialah seseorang yang mengedepankan moralitas. Dia nggak mau memberi pola buruk pada Ryan. Alhasil, beliau kebingungan dalam menetapkan sesuatu karena banyaknya kontradiksi dengan moralitasnya.



Bethany Anne Lind bisa dengan apik memerankan aksara Leigh. Kuat tapi di sisi lain terlihat ringkih, sarat keraguan namun berupaya memegang prinsip hidupnya. Ekspresi Lind dikala memerankan Leigh pun sungguh meyakinkan. Ekspresinya saat murka, menangis, kebingungan dan mengkalkulasi dampak dari tindakannya terasa begitu natural.



Blood on Her Name bukanlah tipe film yang memacu adrenalin. Tempo lambat dijadikan alat untuk menciptakan karakterisasi terasa tanpa cela. Kalau kau suka film yang mengupas bagian dalam insan, jangan lewatkan film ini! Sebagian orang bilang bila nonton film ini cukup melelahkan. Bagaimana denganmu? Bagikan pengalamanmu di kolom komentar, yuk!







Blood on Her Name






class="rwp-overall-score rwp-only"
style="background: #f67f3e;"
property="reviewRating" typeof="http://schema.org/Rating"
>

7 / 10
Bacaterus.com





Rating









Sumber spurs.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama