Sinopsis & Review Film Resident Evil: Extinction (2007)


Resident Evil: Extinction (2007) hadir sebagai seri ketiga dari Resident Evil (2002). Ia tayang bagi siapa saja yang sudah rindu kepada sosok Alice; perempuan tangguh yang dalam film kali ini diceritakan berkelana sendiri menggunakan sebuah motor berukuran besar. Alice berada di lingkungan bebas namun tetap tak bisa lepas dari Umbrella Corporation.



Di sini, Alice akan menemukan jenazah-jenazah kloningannya bergelimpangan sarat darah. Dia juga harus berhadapan dengan gagak-gagak zombie dan seorang ilmuwan yang berubah jadi monster akibat suntikan T-Virus. Seperti apa kelengkapan ceritanya? Anda bisa menonton film Resident Evil: Extinction (2007) secara langsung, tapi sebelum itu mari simak sinopsis dan ulasan berikut ini!



Sinopsis






  • Tanggal/Tahun Rilis: 20 September 2007

  • Genre: Action, Horror, Zombie

  • Produksi: Screen Gems, Constantin Film, Davis Films & Impact Pictures

  • Sutradara: Russell Mulcahy

  • Pemeran: Milla Jovovich, Oded Fehr, Ali Larter, Iain Glen



Film dibuka dengan adegan yang serupa persis pada Resident Evil (2002); Alice terbangun dalam keadaan kaget dan galau. Perempuan ini berlangsung sampai hingga ke sebuah ruangan yang ternyata yakni ruangan bersenjata laser. Alice mencoba masuk ke ruangan tersebut dan pintu secara tiba-tiba tertutup. Tak lama serangan laser bergaris-garis mulai datang ke arahnya. Beruntung Alice secepatnya menyelamatkan diri dengan melompat ke lorong ventilasi yang ada di atasnya.



Setelah menemukan lubang terbuka, Alice kembali turun dan berpikir bahwa dirinya ada di rumah sakit. Namun, tidak ada siapa saja di sana. Saat dia mencoba keluar ruangan tersebut suatu benda ajaib tiba-datang muncul dari lantai. Tanpa mampu diantisipasi, Alice terbunuh  dengan luka tembak di bab perut. Tak lama muncul beberapa orang berpakaian APD lengkap. Salah satunya ialah Dr. Isaac (Iain Glen) yang ternyata sedang melaksanakan uji coba kepada Alice.



Jasad Alice lalu dibawa dan dibuang oleh dua anak buah Dr. Isaac. Di daerah pembuangan tersebut tampaksudah ada banyak mayat Alice bertumpuk dengan luka yang nyaris sama, lengkap dengan busana dan sepatu yang sama pula. Scene berpindah ke area luar. Di sana para zombie tampakmasih berkumpul dalam jumlah besar.



Umbrella Corporation menduga bahwa mereka berhasil menghentikan penyebaran T-Virus di Racoon City. Sayangnya ini justru menjadi awal kehancuran dunia. Pasalnya cuma dalam waktu beberapa ahad T-Virus telah menyebar ke se-antero Benua Amerika. Setelah beberapa bulan virus tersebut sudah tersebar ke seluruh negara di dunia.



T-Virus bukan hanya melenyapkan umat manusia melainkan juga mengakibatkan kekeringan di mana-mana. Hasilnya, banyak negara menjadi kota mati atau menjadi suatu padang pasir yang luas dan hanya meninggalkan gedung-gedung tinggi serta landmark ikonik yang tetap kuat berdiri.



Cerita berlanjut dikala Alice terlihat melintas mengendarai sepeda motor di sebuah jalan dengan lingkungan yang tandus di sekitarnya. Alice lalu datang-tiba mendapat suatu transmisi radio yang mengabarkan bahwa ada beberapa orang selamat serta sungguh membutuhkan santunan. Mereka mengevakuasi diri di sebuah bangunan yang sudah banyak hancur di sana-sini.



Alice lantas memasuki bangunan tersebut untuk menentukan. Alice kemudian bertemu seorang wanita yang memintanya menyelamatkan sang buah hati. Setelah gendongan dibuka, Alice baru menyadari bahwa dirinya sedang ditipu kawanan penjahat yang coba merampasnya. Saat hendak diperkosa oleh salah satunya, Alice menendang muka penjahat tersebut sampai menciptakan orang itu tewas.



Tak terima sobat mereka tewas, Alice diikat dan sengaja diumpankan pada zombie anjing di sana. Pertarungan antara dirinya dan zombie anjing pun tidak lagi terhindarkan. Namun berkat kecerdikannya Alice sukses lolos; meninggalkan para penjahat menjadi hidangan para zombie anjing. Alice lalu mengambil barang-barang yang telah dirampas darinya dan bergegas meninggalkan bangunan tersebut.





Di sisi lain beberapa mobil tampakberjalan berurutan. Rombongan mobil tersebut dimengerti dipimpin oleh Claire Redfield (Ali Larter). Selain Claire di dalam rombongan itu juga ada Carlos Oliveira (Oded Fehr), seorang ‘mantan’ warga Racoon City yang selamat dari acara Nemesis serta kehancuran Racoon City bernama Lloyd Jefferson Wade atau LJ (Mike Epps).



Carlos dan LJ ditemani oleh beberapa orang lain, yakni seorang gadis remaja yang didapatkan di toko K-Mart sebelum wabah hingga diberi nama K-Mart (Spencer Locke) dan Betty (Ashanti) yang ialah perawat. Untuk urusan per-komputeran, mereka memiliki Mikey (Christopher Egan) ialah seseorang yang bisa diandalkan untuk mengoperasikan komputer serta mengawasi radio untuk mencari korban selamat lain dan mengawasi kamera perimeter sensor gerak. Mereka juga bareng Chase (Linden Ashby) dan Otto (Joe Hursley) serta beberapa lainnya.



Sekelompok orang itu terus melakukan konvoi, berjalan dari kota ke kota guna menyingkir dari serangan kaum zombie yang sudah sangat banyak. Di tempat lain, tepatnya di suatu akomodasi diam-diam milik Umbrella Corporation yang terletak di bawah tanah, beberapa petinggi terlihat sedang melakukan konferensi. Salah satunya yaitu Dr. Isaac. Sang dokter mengatakan bahwa para zombie yang ada di bersahabat mereka sekarang ini bisa bertahan hidup selama beberapa dekade.



Fakta ini membuat beberapa petinggi perusahaan mulai cemas karena mereka merasa tidak mampu dan mustahil hidup selama puluhan tahun di bawah tanah, khususnya alasannya persediaan kuliner juga terbatas. Namun, Dr. Isaac memiliki pandangan baru untuk menghalangi hal tersebut terjadi, yakni memakai antibody yang terdapat dalam badan Alice.



Berkat antibody tersebut Dr. Isaac percaya bahwa dia mampu mengembangkan serum untuk mengontrol penyebaran T-Virus dan zombie. Lalu benarkah hal tersebut? Apakah Alice bantu-membantu punya ‘senjata rahasia’ untuk menghalangi tragedi ini?



Ada Banyak Plot Hole dari Segi Cerita





Saat menonton seri ketiga dari film Resident Evil ini, Anda akan merasakan cukup banyak plot hole di sana-sini. Pertama, alur yang tidak masuk nalar terlihat dalam scene ketika Alice menemukan banyak jenazah kloningannya di satu tempat.



Mereka memakai baju yang serupa dan tidak ada yang membusuk satu pun. Seolah mayat-jenazah tersebut dibuang di hari yang sama. Tidak ada naskah atau narasi yang menjelaskan apakah itu semua sebab ulah T-Virus sehingga proses pembusukan tidak terjadi atau Umbrella memang melaksanakan uji coba terhadap ratusan Alice saban hari.



Bagian yang tidak masuk nalar yang lain yakni semenjak awal film, narasi perihal kehancuran dunia diperlihatkan lewat scene-scene saat seluruh kota dipenuhi padang pasir. Ekosistem rusak karena terdampak oleh T-Virus, namun orang-orang yang selamat masih bisa menerima masakan dan air, padahal menurut narasi, dua hal itu sangat langka.



Saat semua berubah jadi padang pasir dan lautan mengering alasannya adalah T-Virus, sudah sewajarnya masalah kelangkaan air dapat porsi besar untuk turut diceritakan dalam film ini, namun kenyataannya tidak. Resident Evil: Extinction (2007) masih mengandalkan ratusan zombie sebagai satu-satunya bagian yang mampu mengatrol rasa was-was dan takut. Padahal mati kehausan lebih terasa mungkin daripada digigit zombie.



Similar dengan Day of The Dead (1985)





Karakter Dr. Isaac yang ada di film Resident Evil: Extinction (2007) salah satu hal yang tidak masuk akal di sini. Dia melaksanakan banyak percobaan pada kloningan Alice namun sering gagal. Terlihat dari banyaknya jenazah Alice yang menumpuk. Sebagai seorang ilmuwan, dia tampakpunya obsesi sendiri sampai dalam salah satu scene Dr. Isaac melakukan sesuatu yang sama sekali tidak perlu, yakni menyuntikkan darah Alice pada salah satu zombie.



Penyuntikan darah tersebut rupanya menciptakan si zombie bisa menerima ingatannya lagi. Dengan tampang amis tidak karuan, dia bisa melakukan panggilan telepon, mengoperasikan handphone, kamera sampai menyusun puzzle. Formula zombie yang ‘cerdik’ ini sebelumnya bisa Anda lihat dalam film zombie tahun 1985 berjudul Day of The Dead. Dalam film tersebut, zombie bernama Bub juga ‘dibentuk’ akil lewat berbagai proses observasi dan percobaan.



Ruangan Laser yang Legendaris





Saat menyaksikan Resident Evil (2002), keberadaan ruangan laser pemotong yang menewaskan beberapa pasukan khusus Umbrella Corporation sangat mempesona perhatian; bagaimana sekelebat cahaya bisa mencincang badan manusia tanpa ampun. Jika ‘kesengsem’ dengan ruangan tersebut, pada Resident Evil: Extinction (2007) Anda bisa kembali menemukannya. Boleh jadi dia menjadi salah satu komponen yang ikonik dari film zombie berseri ini ya?



Dalam film ini, scene ruangan berlaser timbul ketika Alice sedang berduel dengan Dr. Isaac yang telah berganti jadi monster akhir menyuntikkan berbagai T-Virus ke tubuhnya. Di sana sang ilmuwan tidak mampu lagi mengelak dari serangan laser dan rampung menjadi penggalan-potongan daging monster. Pada scene ini visual efeknya cukup terasa mengusik.



Tidak ada pergantian alur kisah yang bermakna dari Resident Evil: Extinction (2007) sebab film ini masih berkutat pada sosok Alice yang unbeatable. Sekalipun sistemnya telah dimatikan, perempuan kloningan ini entah bagaimana bisa kembali bangun dan malah merusak sebuah satelit. Tak lupa gerombolan zombie di mana-mana juga masih jadi senjata utama untuk mengembangkan ketegangan. Sebagai penggemar film zombie, Anda mampu menyaksikannya!







Resident Evil: Extinction






class="rwp-overall-score rwp-only"
style="background: #f67f3e;"
property="reviewRating" typeof="http://schema.org/Rating"
>

6 / 10
Bacaterus.com





Rating









Sumber spurs.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama