Sinopsis & Review The Full Monty, Laki-Laki Jadi Penari Striptis


Dalam hidup, ada masa saat kita mesti punya penghasilan sendiri. Setelah dididik selama bertahun-tahun, kita akan terjun ke dunia yang sebenarnya. Ada berbagai cara untuk mendapatkan penghasilan. Ada yang melakukan pekerjaan pada orang lain atau yang umum disebut karyawan; dan ada pula yang memilih berusaha sendiri mirip usahawan atau seniman.



Seiring dengan pertumbuhan jaman, tuntutan untuk hidup dari sisi finansial pun meningkat. Hal itu diperparah dengan kenyataan bahwa lapangan kerja nggak senantiasa bisa diandalkan. Di film The Full Monty, sekelompok laki-laki pengangguran mendapat wangsit untuk mencari penghasilan dari menari striptis. Mau tahu kisahnya? Mari simak sinopsis dan review filmnya!



Sinopsis






  • Tahun Rilis: 1997

  • Genre: Comedy

  • Produksi: Redwave Films, Channel Four Films

  • Sutradara: Peter Cattaneo

  • Pemain: Robert Carlyle, Mark Addy, Tom Wilkinson, Steve Hulson, Paul Barber



Di pertengahan dekade 90-an, krisis melanda Sheffield. Sebagai kota penghasil besi paling besar di Inggris, banyak pabrik di Sheffield yang mesti gulung tikar. Akibatnya, ribuan orang harus menjadi pengangguran. Gary “Gaz” Schofield dan Dave Horsefall ialah dua di antaranya. Padahal Gaz telah mempunyai anak berjulukan Nathan dari mantan istrinya, Mandy, sementara Dave telah menikah.



Pertemuan berkala Gaz dan Nathan terganggu oleh Mandy yang menuntut sejumlah uang untuk ongkos hidup Nathan. Ketika bercerai, Gaz dan Mandy diputus untuk bahu-membahu mengurus Nathan. Gaz ingin mengurusnya sementara Mandy ingin dirinya yang mendapat hak latih tunggal karena Gaz nggak mampu membiayai Nathan. Gaz mulai frustasi alasannya beliau harus segera menerima uang.



Suatu hari, Gaz menyaksikan sekelompok wanita mengantri di luar suatu klub untuk melihat pentasstriptis yang dilaksanakan pria. Dia mendapat inspirasi untuk membuat pentasstriptis sendiri bareng orang-orang pilihannya. Dengan begitu, ia akan mendapat duit untuk membiayai hidup Nathan dan hak didik sang anak akan dimilikinya berdua bareng Mandy.



Gaz mulai mencari rujukan untuk bisa membuat pertunjukan striptis yang menawan. Dengan Dave, ia mencuri DVD berisi tarian dari toko untuk dipelajari gerakan-gerakannya. Orang pertama yang mereka rekrut yaitu Lomper. Lomper merupakan mantan petugas keamanan pabrik besi yang depresi bahkan pernah mencoba bunuh diri. Untungnya, Dave menggagalkan upayanya itu.



Gaz dan Dave punya kegiatan rutin yang serupa yaitu menghadiri pertemuan para pencari kerja. Di tempat itu, mereka melihat Gerald Cooper, seorang pria kelas menengah yang juga kehilangan pekerjaan. Awalnya, Gaz dan Dave sering mengusik Gerald alasannya sering datang lengkap dengan setelan jas mirip orang kantoran.



Gerald ternyata menyimpan duduk perkara serius. Dia sudah berhenti bekerja selama enam bulan dan nggak memberitahu istrinya, Linda. Gaz dan Dave mengikuti kegiatan rutin Gerald. Gerald berkala mengikuti kelas dansa bersama Linda. Merasa Gerald orang yang tepat untuk direkrut, Gaz dan Dave mengajaknya bergabung.





Gerald berkali-kali menolak permintaan Gaz dan Dave. Ketika menjalani wawancara kerja, ia diganggu oleh Gaz dan Dave yang menenteng pecahan patung hiasan miliknya. Karena konsentrasinya buyar, wawancara kerja Gerald pun kacau. Merasa bersalah, Gaz dan Dave memperbaiki patung dekorasi itu untuk meminta maaf.



Gerald mulai membuka diri untuk bergaul dan baiklah untuk bergabung bareng Gaz dan Dave. Gaz, Dave, Lomper dan Gerald menyelenggarakan audisi untuk merekrut anggota gres. Nggak banyak orang yang datang audisi tapi mereka berhasil merekrut dua orang. Guy direkrut alasannya dinilai punya keberanian tinggi serta ukuran penis di atas rata-rata. Horse, walau usianya sudah nggak muda lagi,  direkrut sebab dulunya yakni penari.



Gaz bareng rekan-rekannya mulai berlatih di pabrik yang sudah nggak beroperasi. Gaz diberi tahu bahwa untuk mampu menciptakan pertunjukan striptis, dia mesti memberi deposit sebesar 100 paun untuk pemesanan selama satu malam. Kesulitan alasannya adalah nggak punya duit, Gaz dibantu oleh Nathan yang rela tabungannya dipinjam sang ayah.



Ketika menempelkan poster promosi acara, Gaz dan sobat-temannya dihampiri oleh dua orang perempuan. Kedua orang itu merasa nggak yakin Gaz akan melakukan striptis. Gaz menyombongkan diri bahwa mereka akan melaksanakan full monty atau menari hingga nggak mengenakan pakaian sehelai pun. Berhasilkah Gaz dan teman-temannya memberi performa spesial full monty?



Karakter-Karakter Sederhana





Film The Full Monty mengambil lokasi di Sheffield. Di film, kota itu digambarkan sebagai kota kecil yang nyaman untuk ditinggali dengan penduduk saling mengenal satu sama lain. Tapi di balik itu semua ada kenyataan yang pahit. Ribuan orang kehilangan mata pencaharian karena pabrik-pabrik besi di kota itu terpaksa tutup.



Di antara kenyataan pahit, kita diperkenalkan dengan abjad-karakter unik. Gaz, pengangguran yang berusaha menerima hak didik Nathan. Dave yang merasa harga dirinya jatuh alasannya sang istri menjadi orang yang menerima penghasilan. Lomper yang stress alasannya nggak punya pekerjaan. Gerald yang menipu istrinya dengan mengatakan masih melakukan pekerjaan . Guy melakukan pekerjaan garang demi mendapat uang. Serta Horse yang mengandalkan duit dari pemerintah.



Karakter-karakter di film kode Peter Cattaneo ini yakni orang-orang sederhana yang mampu kita jumpai di mana pun. Kesederhanaan merekalah yang menciptakan kisah terasa relatable dan menyentuh. Pendekatan yang dipakai pun terbilang sempurna dengan komedi khas British yang mengandalkan sarkasme, penderitaan, serta membahas hal-hal tabu.



Mengangkat Maskulinitas





Topik yang terlihat terang diangkat dalam The Full Monty adalah maskulinitas. Gaz dan teman-temannya disatukan karena kesamaan motif ialah mendapatkan duit. Uang menjadi dilema besar bagi semua huruf utama film ini. Mereka berpikir, saat memiliki duit banyak, hidup mereka akan jauh lebih enteng.



Secara tradisional, laki-laki ialah pencari nafkah. Dalam film ini hal tersebut diperlihatkan dalam keadaan terbalik. Ungkapan dunia ini cuma milik laki-laki nggak berlaku dalam cerita Gaz dan sahabat-temannya. Mereka mesti berjibaku mencari uang untuk tujuan masing-masing. Ada adegan dikala Gaz bilang bahwa dengan mempunyai uang, orang-orang akan menghormati.



Kehormatan dari punya pekerjaan dan uang itulah yang mereka nggak punyai. Topik maskunilitas perihal fisik pun ditambahkan di dalam film. Dave merupakan abjad yang banyak membicarakan duduk perkara itu. Ada adegan ketika Dave menyampaikan bahwa seseorang hanya akan dinilai dari fisiknya sebab hal itu yang terlihat, bukan kepribadian.



Penampilan Apik Robert Carlyle





Karakter Gaz yang diperankan Robert Carlyle menjadi yang paling menonjol di film The Full Monty. Gaz merupakan laki-laki yang suka berulah, ingin mendapat uang dengan cara termudah, merasa dirinya pemimpin tapi juga sosok penyayang dan setia mitra. Melihat Gaz, kita akan dibuat kesal alasannya adalah sosoknya menjengkelkan. Tapi di lain waktu, ia menciptakan kita berempati.



Carlyle tampil apik dalam memerankan Gaz. Adegan dikala Nathan memberi tabungannya biar Gaz bisa memberi deposit mengambarkan kecanggihan Carlyle dalam menghidangkan adegan menjamah. Adegan lucu saat Gaz berdebat dengan Gerald di kantor polisi mengenai gerakan tari juga ditampilkan secara meyakinkan. Bagi yang sebelumnya menonton Carlyle di Trainspotting, akan mudah memahami mengapa beliau adalah bintang film mewah .



The Full Monty ialah film komedi berdurasi 95 menit yang menampar nilai-nilai tradisional dengan mengubah kesedihan menjadi kisah yang mengasyikkan. Rilis tahun 1997 menciptakan penonton bernostalgia dengan situasi abad 90-an yang ditampilkan. Suka komedi khas British? Film klasik ini nggak boleh dilewatkan. Kalau punya rekomendasi film serupa, kamu juga bisa ikut menyebarkan di kolom komentar, teman-sobat!







The Full Monty






class="rwp-overall-score rwp-only"
style="background: #f67f3e;"
property="reviewRating" typeof="http://schema.org/Rating"
>

8 / 10
Bacaterus.com





Rating









Sumber spurs.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama