Sinopsis & Review Harry Potter And The Deathly Hallows Part 1


Harry Potter and The Deathly Hallow harusnya menjadi sekuel terakhir dari perjalanan Harry Potter melawan Voldemort. Buku asli dari film ini dirilis pada 13 Januari 2008 dan di buatkan dalam bentuk film yang dirilis pada 11 November 2010. Alih-alih eksklusif menuntaskan sekuel ke delapannya, David Yates memilih untuk membagi film ini menjadi dua bagian lagi.



Pada bagian pertamanya, Harry, Hermione dan Ron berupaya mencari cara untuk memusnahkan Horcrux milik Voldemort. Hingga risikonya mereka tahu bahwa Pedang Godric Gryffindor lah yang mampu menghancurkannya dan kaitannya dengan “The Deathly Hallow”. Harry Potter and The Deathly Hallows Part 1 sukses mendapatkan rating 77% dari 287 review dan bertengger di posisi ketiga selaku film terlaris dari seluruh seriesnya.



Lalu seperti apa sih perjalan Harry, Hermione dan Ron untuk mencari tahu apa sebenarnya “The Deathly Hallow” ini? Jangan hingga ketinggalan, jawabannya ada di bawah ini.



Sinopsis






  • Tanggal Perilisan: 11 November 2010

  • Genre: Drama Fantasy Mystery

  • Sutradara: David Yates

  • Pemeran Utama: Daniel Radcliffe, Rupert Grint, Emma Watson

  • Produksi: Warner Bros Pictures, Heyday Films



Kementerian Sihir di bawah Menteri Rufus Scrimgeour menyampaikan bahwa mereka masih besar lengan berkuasa dan tidak terpengaruh sama sekali dengan kebangkitan Voldemort dan para Pelahap Maut. Sementara itu The Order of the Phoenix membuat planning untuk memindahkan Harry ke tempat aman. Mereka menggunakan ramuan Polijus untuk menciptakan replika Harry supaya mampu mengecoh musuh.



Sayangnya planning ini di sabotase, Hedwig dan Mad-Eye Moody harus kehilangan nyawa mereka dan George Weasley terluka parah. Sampai di The Burrow, Harry menerima pandangan ketika Voldemort menyiksa Ollivander. Hingga keesokan harinya wasiat Dumbledore dibacakan dimana Ron mendapatkan Deluminator, Hermione menerima salinan The Tales of Beedle the Bard dan Harry menerima Golden Snitch dan pedang Gryffindor.



Saat peringatan pernikahan, para penyihir mendapatkan serangan dari pelahap kematian yang menyatakan bahwa kementrian sihir telah jatuh. Harry, Hermione dan Ron menyelamatkan diri ke London. Mereka sempat di serang pelahap kematian, lalu mereka melanjutkan untuk mencari siapa itu R.A.B. Mereka ke tempat tinggal keluarga Black dan mendapatkan bahwa R.A.B yakni Regulus Arcturus Black adik Sirius.  



Dari pengukuhan Kreacher, mereka tahu bahwa Mundungus Fletcher mengambil liontin itu. Kreacher dan Dobby berhasil menerima Mundungus, namun hal yang mengagetkan ialah liontin itu sekarang berada di Dolores Umbridge. Harry, Hermione dan Ron memutuskan menyusup ke kementrian untuk mengambil Horcrux itu, mereka ketahun tapi berhasil kembali kabur.



Berhasil mendapatkan Horcrux, mereka gundah bagaimana cara untuk memusnahkannya terlebih ketika itu Ron terluka cukup parah. Di segi lain, Harry melihat Voldemort sedang mengintrogasi Gregorovitch perihal Tongkat Elder. Saat itulah Hermione menyadari bahwa pedang Gryffindor mampu memusnahkan Horcrux itu.



Namun Ron yang menggunakan kalung itu berhasil dipengaruhi yang menjadikannya memilih berpisah dengan para sahabatnya. Harry dan Hermione melanjutkan perjalanan mencari pedang Gryffindor ke tempat tinggal Bathilda Bagshot, sayangnya ternyata mereka justru berjumpa dengan Nagini. Keduanya sempat bertandingmelawan Nagini dan berhasil kembali melarikan diri ke Hutan Dean, namun tongkat Harry rusak.



Harry kembali menyaksikan bahwa pencuri tongkat Elder ketika itu yaitu Gellert Grindelwald dan dia menyampaikan dimana tongkat itu bersemayam. Harry kian bergegas untuk merusak Horcrux itu sampai dia melihat Patronus rusa betina yang menuntunnya ke kolam beku. Ia melihat pedang Gryffindor ada dibawah dan berupaya mengambilnya, namun Horcrux bereaksi sebaliknya.





Beruntung dikala itu Harry diselamatkan oleh Ron dan mereka berhasil merusak Horcrux tersebut. Hal lain timbul ketika ketiganya mencari ada simbol lain yang selalu muncul dan Harry mengatakan bahwa ayah Luna Lovegood memakai simbol itu. Mereka pun datang ke kediaman Luna dan mengetahui bahwa “The Deathly Hallow” bukanlah cerita biasa namun kenyataan.



Sayangnya dikala itu mereka di sergap pelahap maut karena ayah Luna berkhianat demi menyelamatkan putrinya. Kembali ke hutan, mereka ditemukan para penjambret, Hermione dengan segera mengutuk muka Harry semoga tidak terdeteksi. Mereka dibawa ke kediaman Malfoy Manor dan bertemu Bellatrix. Hermione di siksa oleh Bellatrix, sementara Harry, Ron, Luna dan Griphook ditahan dan Harry meminta pemberian melalui cermin.



Tak usang Dobby datang menyelamatkan mereka, Harry dan Ron menyerang Bellatrix dan Draco. Mereka kembali melarikan diri dari kawasan itu, namun Dobby terkena pisau Bellatrix dan meninggal. Harry menguburkan Dobby sementara Voldemort membobol makan Dumbledore. Voldemort kesannya mendapatkan Tongkat Elder, tongkat sihir yang paling berpengaruh di dunia.



Prolog Menarik namun Membosankan





Harry Potter and The Deathly Hallows Part 1 memang sukses menjadi film terlaris ketiga dari seluruh sekuel film ini. Saya sempat berpikir kenapa film ini mesti dibuat menjadi dua bagian, namun argumentasi untuk hal ini akan kita bahasa di point selanjutnya. Saya menonton film ini dan menyaksikan bagaimana film ini berkembang dan menandai poin-poin tertentu yang memang krusial.



Kita tahu bahwa salah satu belakang layar terbesar Voldemort ialah ia menyembunyikan jiwanya pada tujuh Horcrux. Hal ini berhasil diterangkan dengan sangat baik pada Harry Potter and The Half Blood Prince yang dirilis pada tahun 2003. Di Harry Potter and The Deathly Hallows Part 1 kita bantu-membantu akan mendapatkan berbagai penjelas-penjelasan dari berbagai hal yang sempat rancu sebelumnya.



Salah satunya perihal Pedang Gryffindor dan Jubah Ajaib yang dimiliki oleh Harry dari semua sekuel yang pernah dirilis. Hal lebih menakjubkannya, kita akan mengetahui bahwa pedang Gryffindor, Jubah Ajaib dan Tongkat Elder Dumbledore ialah barang magic terkuat di dunia Sirih. Dimana ketiga barang tersebut diberi nama “The Deathly Hallow” yang mampu mencurangi ajal.



Saya mengakui bahwa Harry Potter and The Deathly Hallows Part 1 ini ialah bab paling penting dari semua sekuel Harry Potter. Belum lagi keindahan sinematografi dan efek-efek visual yang tampaklebih halus dari sebelumnya. Namun Film ini terasa kosong, saya merasa tidak ada ketertarikan lebih dari filmnya selain film ini penting kalau kau ingin tahu kenapa Voldemort mampu mati di sekuel berikutnya.



Seperti yang dibilang Lou Lumenick dari The New York Post, Film ini memang indah namun hanya mesin uang tanpa jiwa. Ia juga menambahkan bahwa film ini gagal menunjukkan imbas dramatis, tidak ada resolusi dan tidak menyenangkan. Hal ini bisa aku rasakan dengan sungguh terang dan saya tidak menyarankan untuk menonton film ini sebelum sekuel lainnya.



Pasalnya Harry Potter and The Deathly Hallows Part 1 ini bukanlah film yang mampu meningkatkan ketertarikan pada orang-orang. Sebaliknya film ini akan membuat kamu resah bila tidak mengikuti sekuel sebelumnya, persis dengan yang dibilang kritikus Rogert Eber yang dikutip dari Wikipedia. Robert Eber mengatakan bahwa film ini bagus dan kadang menyeramkan namun tidak gampang di ketahui orang lain jikalau ia gres menonton Harry Potter untuk pertama kali.



Alasan di Balik Pembelahan Harry Potter and The Deathly Hallows





Seperti yang aku katakan di atas, saya merasa heran kenapa Harry Potter and The Deathly Hallows mesti dibagi kedalam dua sekuel lagi? Ternyata alasannya adalah alasannya dalam bukunya terdapat banyak detail-rincian yang tidak mungkin dihilangkan untuk dijadikan film. Hal ini diungkapkan pribadi oleh Daniel Radcliffe si pemeran Harry Potter.



Dikutip dari Los Angeles Times, “Saya pikir itu satu-satunya cara Anda mampu melakukannya, tanpa memotong sebagian besar dari buku itu,” kata Radcliffe. Pasalnya dalam bukunya ada subplot yang terbentuk sendiri bahkan dari buku lainnya. Karena sudah terkotak sendirinya, maka lebih mudah untuk melaksanakan pemotongan, meski memang berisiko menciptakan fans kecewa.



Karena memang dari buku ketujuh ini tidak sungguh-sungguh memiliki subplot, jadi buku ketujuh ini memang akan membuat cerita Potter semakin berdebar-debar dari sebelumnya. David Heyman pun mengutarakan opininya tentang pembelahan Harry Potter and The Deathly Hallows. Menurut David Heyman, susah untuk menghilangkan unsur-komponen dalam buku ini, karena bukunya tidak mirip buku lain.



Tentu pembelahan bukunya kedalam dua sub sudah disetujui oleh J.K Rowling sendiri. Dikutip dari The Los Angeles Times, Rowling termasuk salah satu orang yang sering sekali mendatangi set film ini. Rowling juga bahagia bahwa film ini memang berdedikasi tinggi untuk tetap berada di jalurnya. Dimana mereka para pembuat film ingin tetap menciptakan visualisasi sesuai dengan isi bukunya.



David Heyman juga beropini bahwa di buku sebelumnya ia bisa memotong beberapa adegan di filmnya. Tapi buku ketujuh ini sangat susah dan tidak mungkin untuk dirampingkan, beliau mengatakan “itu tidak bisa dijalankan”.



Baca juga: Inilah Urutan Menonton Film Harry Potter yang Benar



Fakta-Fakta Menarik yang Tidak Disadari Saat Menonton Film Ini





Jika kau sudah mengikuti film Harry Potter semenjak sekuel pertamanya, niscaya sudah paham dong seperti apa film ini. Tapi kalian tahu tidak bahwa ada beberapa abjad yang ditampilkan dalam film ini ternyata diperankan ganda oleh satu bintang film saja? Atau kalian tahu bahwa ada pasangan anak dan ayah yang bermain dalam film Harry Potter and The Deathly Hallows Part 1?



Ternyata ada berbagai fakta-fakta menawan dalam pengerjaan Harry Potter and The Deathly Hallows Part 1 yang perlu kau ketahui. Pertama saya akan membahas mengenai peran Profesor Flitwick yang mungkin lebih diketahui dengan guru mantra dan musik. Warwick Davis yang memerankan karakter Profesor Flitwick ini ternyata berperan ganda dikala membintangi Harry Potter and The Deathly Hallows Part 1.



Kalau kau ingat dalam film ini menampilkan sosok Griphook yang disiksa oleh Voldemort. Ternyata Warwick Davis ialah orang yang memerankan huruf si goblin licik dan arogan ini. Jujur saja saya pun tidak menyadari hal ini, tapi sesudah dilihat lebih detail ternyata mereka memang sama. Fakta unik yang lain adalah hadirnya Bill Weasley, dalam film ini diperankan oleh Domhnall Gleeson.



Mendengar nama Gleeson, kamu pasti akan eksklusif teringat dengan pemeran Mad-Eye Moody dong. Brendan Gleeson yaitu aktor yang memerankan karakter Mad-Eye Moody di Harry Potter and the Goblet of Fire (2005). Ternyata Brendan Gleeson dan Domhnall Gleeson ini bukan secara kebetulan mempunyai nama belakang yang serupa. Tapi mereka ialah ayah dan anak yang berhasil muncul dalam satu frame di film Harry Potter and The Deathly Hallows Part 1.



Terakhir ada fakta perihal logo Warner Bros, kira-kira apa hubungannya logo ini dengan film Harry Potter? Jawabannya sebab logo Warner Bros ini bisa mewakili isi dan nuansa dari setiap film Harry Potter yang dirilis. Jika kamu amati dengan baik, Logo dari Warner Bros di setiap sekuel Harry Potter warnanya selalu berubah.



Warna logo Warner Bros ini semakin gelap di setiap perilisan sekuel modern film Harry Potter. Dalam Harry Potter and The Deathly Hallows Part 1, logo Warner Bros ini berada di nuansa hitam. Dimana logo ini menjadi perayaan pada penontonnya bahwa kisah dari film ini akan makin dark dari sebelumnya.



Seeing Double Daniel Radcliffe Mengalami Luka Serius Selama Syuting





Harry Potter memang film yang mempunyai adegan cukup extreme untuk dilakukan, maka dari itu Daniel Radcliffe tidak mampu melaksanakan adegan itu sendiri. Daniel Radcliffe memiliki aktor seeing double yang membantunya untuk menangani adegan akrobatik yang cukup berbahaya. Maka dari itu David Holmes yang juga sahabat dari Daniel Radcliffe menjadi seeing double-nya.



Seperti namanya “adegan berbahaya”, pastinya pekerjaan para seeing double ini sangatlah rawan. Hal ini pun benar-benar terjadi pada David Holmes yang era harus mengalami cedera parah dikala usianya masih 25 tahun. Holmes mesti mengalami kelumpuhan permanen yang membuat beliau harus terus duduk di bangku roda.



Dikutip dari The Mirror, Holmes mengatakan “Saya menabrak dinding dan kemudian mendarat di bantalan kecelakaan di bawahnya”. Holmes ketika itu pribadi didatangi oleh koordinator pemain drama pengganti, “Saya meraih tangannya, namun saya tidak bisa meremas jari-jarinya”. Baginya hal paling susah bukan soal ia tidak mampu berlangsung lagi, tetapi ia tidak tahu bagaimana cara untuk menyampaikan pada orang tuanya”.



Dikutip dari Closer, Holmes menyampaikan "Jangan menghubungi Mum dan Dad, aku tidak ingin membuat mereka khawatir”. Holmes juga mengungkapkan bahwa Daniel Radcliffe dan Tom Felton mengunjunginya di rumah sakit. Bahkan Daniel menciptakan penggalangan dana untuk membantunya mengeluarkan uang tagihan medis.



Daniel Radcliffe pun mengatakan bahwa David Holmes ialah orang yang sungguh penting dalam hidupnya. David pun juga menyampaikan bahwa dibanding menyesal, dia lebih main memiliki sikap dan mental yang konkret. Karena hal itu sangatlah penting untuk menjadikannya tetap hidup dan mampu memberi gagasan orang lain.



Jika kau ingin menonton film ini, aku sarankan untuk menonton enam sekuel lainnya dari Harry Potter. Pasalnya film ketujuh ini memang dibentuk untuk menjelaskan detail-rincian sebelum Harry bisa membunuh Voldemort. Kaprikornus memang film ini mampu saya sebut selaku prolog sebelum peperangan face to face antara Harry Potter dan Voldemort.







Harry Potter and The Deathly Hallow Part 1






class="rwp-overall-score rwp-only"
style="background: #f67f3e;"
property="reviewRating" typeof="http://schema.org/Rating"
>

7.5 / 10
Bacaterus.com





Rating









Sumber spurs.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama