Tether, Crypto Yang Paling Banyak Digunakan Di Dunia

Bitcoin bukanlah crypto yang paling banyak digunakan di dunia, tetapi Tether bisa jadi pesaing terberatnya. Per akhir Oktober ini, volume Tether melambung hingga $35 miliar, sedangkan Bitcoin masih bertengger di kisaran $27 miliar seperti yang dilansir CoinMarketCap. Volume Tether melampaui Bitcoin untuk pertama kalinya pada April lalu dan secara konsisten terus merangkak naik.


Baca juga: Investasi Dengan Modal Kecil


Dengan volume perdagangan bulanan Tether sekitar 18% lebih tinggi dari Bitcoin, maka Tether mampu disebut selaku koin terpenting dalam ekosistem crypto. Tether juga merupakan salah satu argumentasi utama mengapa regulator menyaksikan cryptocurrency dengan hati-hati, dan telah menghentikan dana crypto yang diperdagangkan di tengah kekalutan manipulasi pasar.


Baca juga: Potensi dan Realitas Crypto di Video Gaming


Tether ialah stablecoin yang paling banyak dipakai di dunia, klasifikasi token yang berupaya menghindari fluktuasi harga, kadang kala lewat pasak atau cadangan. Ini juga jalur bagi sebagian besar pedagang aktif dunia ke pasar crypto. Di negara-negara seperti China, dimana pertukaran crypto dilarang, orang mampu mengeluarkan uang tunai di konter untuk mendapatkan Tether dengan beberapa pertanyaan yang diajukan. Dari sana, mereka mampu memperdagangkan Tether untuk Bitcoin dan mata duit digital yang lain.


Baca juga: Dua Bank Ini Telah Nikmati Manfaat Blockchain


Tether, yang sedang digugat oleh New York karena disangka mencampuradukkan dana tergolong dana cadangan, mengatakan memakai formulir Know-Your-Customer dan melewati proses persetujuan tertentu semoga mampu menerbitkan dan menebus koin.


Cara Tether dikontrol dan diatur menjadikannya menjadi suatu Black Box. Sementara Bitcoin bukan milik siapa saja, Tether dikeluarkan oleh perusahaan swasta yang berbasis di Hong Kong yang pemiliknya juga mempunyai exchanger kripto. Mekanisme pasti dimana pasokan Tether meningkat dan menurun tidak jelas. Persisnya berapa banyak persediaan yang dicakup oleh cadangan fiat juga dipertanyakan, alasannya adalah Tether tidak diaudit secara independen.


Baca juga:






Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama