Hampir 8 miliar dolar ditambahkan ke supply stablecoin dalam 3 bulan terakhir dimana nyaris menjiplak supply industri cryptocurrency dari 11.9 miliar dolar pada final Q2 dan pada Rabu minggu kemudian mencapai 20 miliar dolar berdasarkan data dari Coin Metrics.
Paolo Ardoino, CTO dari Tether, perusahaan dibelakang stablecoin paling besar dalam hal kapitalisasi pasar, tether, mengatakan bahwa 2020 tampaknya akan menjadi tahunnya stablecoin. Sejak tahun lalu, supply stablecoin di pasar sudah melonjak tinggi lebih dari 1.200 persen. Pada bulan mei, total supply stablecoin melebihi $10 miliar dolar untuk pertama kalinya dan menutup Q2 dengan jumlah supply kurang dari 12 miliar. Namun seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa pada Q3 supply stablecoin mencapai $19.87 miliar dan hampir melampaui $20 miliar pada hari Minggu.
Selain perkembangan supply, pada Q3 stablecoin berkembang di beberapa blockchain alasannya adalah Tether menunjukkan perlindungan kepada protokol OmiseGo dan Solana. USDC yang ialah stablecoin kedua paling besar di kapitalisasi pasar diperluas ke jaringan Algorand. USDC juga bergabung dengan Tether sebagai satu-satunya stablecoin dengan kapitalisasi pasar lebih dari $1 miliar setelah menambahkan $1.5 miliar semenjak akhir Juni.
Menurut Ardoino, hal utama yang mendorong pertumbuhan di kuartal terakhir ialah “ledakan dari Decentralized Finance (DeFi)” dan kian banyak hedge funds dan trading desk yang bersifat over-the-counter yang memindahkan dana ke tether untuk arbitrasi dan reaksi ke pergerakan market yang lebih cepat. Ardoino juga menyampaikan meski kemajuan stablecoin masih sukar untuk diprediksi namun seiring dengan pertumbuhan utilitas dari stablecoin mirip tether, diharapkan akan ada pertumbuhan yang cukup baik dalam waktu beberapa bulan ke depan.
Berita lain ihwal blockchain dan stablecoin :
Sumber mesti di isi