Algoritma Google Brain: Si Berilmu Yang Belum Begitu Populer

Google memang selalu kreatif, apalagi problem algoritma mesin pencarinya. Dan terperinci, tujuan utama Google adalah ingin mendatangkan hasil pencarian yang sangat berkaitan dengan kemauan penggunanya.


Nah, sebagai pemain SEO, kita dituntut untuk terus berbenang menyesuaikan kemauan Google dan pastinya pengguna.


google brain


Pertanyaannya: Apa yang harus kita lakukan untuk menyesuaikan diri dengan Algoritma Google Brain ini?


1. Lupakan SEO


Mungkin pernyataan saya ini akan memanggil perkiraan bahwa saya gila, tapi maksud aku disini ialah melewatkan SEO cara lama. Seperti contohnya spamming backlink untuk permasalahan offpage atau membuat artikel yang SEO friendly dengan mengulang banyak kata kuncidalam postingan.


Google Brain ini terkait dengan banyak faktor, mulai dari CTR sampai bounce rate.


Untuk kasus CTR ini, mungkin kita sering melihat kompetitor perlahan-lahan mulai merangsek naik ke urutan atas tetapi ketika kita melakukan analisis backlink, kita malah menyaksikan tidak banyak backlink yang dipakai oleh website kompetitor kita tersebut.


Tips untuk memaksimalkan CTR



  1. Buatlah judul yang menawan perhatian. Copywriting yang bagus dan mungkin penggunaan simbol-simbol tertentu.

  2. Gunakan rich snippets, misalnya rating bintang (cuma berlaku untuk keyword-keyword review atau jualan).

  3. Tulislah artikel yang memenuhi standar featured snippets


Poin-poin diatas biasa aku sebut dengan indirect SEO.


Sementara untuk persoalan bounce rate, bounce rate yang tinggi balasan postingan yang tidak yummy dibaca karena memaksa pengulangan kata kunciakan menciptakan user tidak tenteram dan dengan singkat memencet tombol back dan menciptakan bounce rate kita membesar.


Baca juga: SEO untuk Toko Online


Hal inilah yang akibatnya membuat perlahan-lahan kata kuncikita ditelan bumi.


Tips untuk mempertahankan bounce rate tetap stabil



  1. Perbaiki kualitas artikel

  2. Buat internal link yang baik, sehingga menciptakan user terus menerus menjelajah blog kita

  3. Fokus pada UI dan UX. Untuk problem ini, banyak orang yang tidak terlampau peduli.

  4. Perbaiki load speed web. Load yang sangat lambat akan menciptakan orang malas menjelajah web kita.

  5. Jangan gunakan AMP. Saya harus akui bahwa AMP yaitu suatu wangsit brilian, sayangnya jikalau kita tidak cerdik mengolah AMP ini, maka akan berujung membengkaknya bounce rate. Tapi bukan memiliki arti saya melarang penggunaan AMP, melainkan silahkan pelajari sebaik-baiknya sebelum mengimplementasikannya agar tidak menjadi boomerang bagi kita.


Algoritma Google Brain menuntut keseimbangan CTR dan Bounce Rate.


2. Efisiensi Teknis


Seperti kita tahu, ada 2 hal teknis SEO. Yang pertama onpage, lalu yang kedua yaitu offpage. Ketika aku sedang mengisi beberapa program, terkadang aku membahas mengenai efisiensi teknis SEO. Tujuan aku sederhana, alasannya adalah saya ingin meniadakan citra pemain SEO selaku spammer yang sibuk membuatbacklink terus.


SEO itu asyik kok, malah aku banyak nganggurnya.


Masalah efisiensi ini, aku akan beri sedikit acuan sederhana, pertama dalam urusan offpage. Kita terbiasa melaksanakan teknis menebar backlink, misalnya menciptakan 1000 backlink untuk merankingkan sebuah keyword.


Pertanyaan aku, apakah dari 1000 backlink itu seluruhnya memperlihatkan imbas terhadap peningkatan? Bisa saja hanya 10 backlink yang memiliki dampak baik, selebihnya cuma siswa malas yang numpang nama di hasil kerja golongan.


Yang jadi duduk perkara ketika kita menggunakan teknik tebar backlink, kita tidak akan punya tracking yang jelas dikala situs web yang kita kelola terkena efek update algoritma. Susah untuk memperoleh kesalahan yang kita perbuat kalau kita menggunakan teknis SEO yang mirip ini.


Sementara untuk persoalan onpage, aku telah jauh-jauh hari menghapus penggunaan kata sinonim dalam judul. Misalnya jikalau kita sedang mengincar 2 kata kuncisejenis, contohnya “Manfaat Madu” dan “Khasiat Madu”. Dahulu, kita akan membuat judul “Manfaat dan Khasiat Madu blablabla” untuk tujuan mampu merengkuh 2 keyword tersebut sekaligus. Tapi jikalau sekarang masih menggunakan cara diatas, mohon maaf aku harus bilang itu cara usang tersebut telah tidak efisien lagi, alasannya Google Brain ini telah mengidentifikasi bahwa 2 kata tersebut sejenis.


Yang membuatmencengangkan lagi, keyword-keyword mirip misalnya “obat kolesterol” sekarang tidak cuma menampilkan hasil soal “obat kolesterol” saja.


kolesterol


3. Fokus pada Authority


Authority disini bukan bermakna DA/PA. Authority dalam bahasa Indonesia memiliki arti wewenang, dalam konteks ini, kita sebagai pemilik web mempunyai wewenang atas konten yang kita buat. Misalkan seorang dokter menulis mengenai kesehatan, travelers menulis soal pengalaman wisatanya disuatu tempat dan sebagainya.


Jika kita tidak memiliki hal diatas, sewa orang yang punya kemampuan diatas (atau mahasiswa/i yang kuliah di bidang-bidang tersebut), sehingga konten di situs web kita authority-nya terjamin.


Sekarang mari kita lihat situs web mirip alodokter.com, betapa mudahnya mereka merangsek ke halaman pertama Google. Hal tersebut karena tulisan-tulisan yang ada pada web tersebut memang ditulis oleh ahlinya.


Jadi, mau mulai dari sekarang atau kian ketinggalan?


Kurang lebih mirip itu, saya akan tambah beberapa poin (dan mungkin gambar) setelah dapet sinyal yang bagus, goresan pena ini ditulis di sela-sela liburan aku di pedalaman Banten dengan support santunan tethering wifi HP dengan jaringan H+.



Sumber harus di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama