Apa Itu Bearish?

Bagi Anda yang sudah pernah berkecimpung dalam bisnis saham pasti pernah mendengar perumpamaan bearish. Tapi bagi Anda yang baru bergabung dalam pasar saham dan aset, baik itu forex, index, Cryptocurrency, dan yang yang lain pasti sedikit kebingungan akan perumpamaan yang satu ini. Anda yang kebingungan akan perumpamaan yang satu ini, maka ini akan jadi ulasan yang sempurna untuk Anda.


Tentang pasar bearish


Sebenarnya apa itu Bearish? Jika diartikan secara sederhana, bearish sendiri yaitu suatu istilah yang digunakan pada ketika keadaan pasar sedang mengalami pelemahan, isu terkini turun atau istilah yang lain ialah harga anjlok. Proses pelemahan sendiri, biasanya dipengaruhi oleh perlambatan atau juga penurunan pertumbuhan ekonomi yang ada dalam suatu negara, dari tahun sebelumnya. Mulai dari laba perusahaan yang berkembang secara negatif, perkembangan ekonomi yang melambat, pengangguran bertambah karena banyak perusahaan yang merumahkan para pekerjanya dan yang informasi lainnya. Adapun kebalikan dari Bearish sendiri yakni Bullish atau penguatan harga.


Bearish atau bullish sendiri yaitu ungkapan yang kerap digunakan trader, dalam menggambarkan kinerja pasar saham yang terjadi secara biasa . Dimana umumnya mereka akan mengapresiasikan harga yang ada, dengan harga naik atau yang bersahabat disebut dengan bullish atau harga turun atau bearish. Dimana selaku seorang penanam modal, pergerakan arah pasar, akan sangat menghipnotis portofolio yang ada.


Bearish sendiri digambarkan sebagai seekor beruang (Bear) yang sedang menyerang atau mengharukan cakarnya ke arah bawah. Misalnya saja dalam pasar forex EUR / JPY, dinyatakan bearish, artinya EUR akan melakukan pelemahan atau nilai tukarnya terhadap Yen Jepang akan melemah, yang membuat grafik EUR / JPY bergerak turun. Melihat hal seperti ini, lazimnya para penanam modal atau trader, yang bergerak dalam bidang saham / emiten, komoditas atau juga forex, akan melaksanakan aksi Sell / jual aset, dari hal yang dikerjakan sebelumnya, atau juga menutup posisi, dari posisi sebelumnya Buy / beli.


Perilaku pasar & bagaimana menghadapi pasar bearish


Ketika pasar sedang dalam keadaan bearish, artinya sentimen pasar sedang dalam posisi negatif. Mulai dari penanam modal yang memindahkan uangnya dari ekuitas, jadi sekuritas pemasukan tetap. Sambil menanti sentimen konkret atau pergerakan konkret dari pasar saham.


Secara gampang, dikala posisi bearish terjadi, maka harga pasar akan menurun. Hal ini berkaitan dengan iman investor yang juga ikut turun. Mereka mulai menahan uangnya yang ada di pasar. Secara tidak eksklusif hal ini akan berimbas pada harga yang mengalami penurunan signifikan, dibanding harga sebelumnya. Jika kondisi mirip ini terjadi pada Anda, sebaiknya jangan panik. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan, biar Anda tidak mengalami kerugian besar, yang mengakibatkan aset hilang.


1. Cek mendasar dan teknikal yang ada


Walaupun sentimen isu utama adalah bearish, tetap saja Anda mesti melakukan analisis pasar teknikal & fundamental, atau mencari dan memeriksa aneka macam info yang ada, dan berhubungan dengan pasar saham atau forex yang sedang dijalankan. Selain itu, baca juga pergerakan teknikal yang dilaksanakan oleh pasar dengan cara menyaksikan grafik indek pergerakan harga yang ada.


Hal-hal seperti ini, tentu saja dilaksanakan untuk kembali memeriksa apakah pergerakan harga bearish tersebut cuma bersifat sementara atau jangka panjang. Hal seperti ini sendiri perlu dipelajari, untuk mengecek pergerakan harga pasar, dan strategi trading yang mau dilakukan setelahnya.


Pilih saham defensive, atau harga forex yang anggun dengan mendasar yang elok serta undervalued


Sebelum Anda, baik sebagai trader atau investor,  berbelanja saham, atau mata uang tertentu, untuk trading atau ditransaksikan, sebaiknya amati hal berikut ini :



  • Pastikan fundamental atau informasi yang ada anggun dengan laba yang bersih, utamanya untuk pasar saham. Sedangkan untuk pasar forex, pastikan meskipun bearish tetapi sentimen pasar tetap faktual.

  • Memperoleh pendapatan dan ekuitas yang meningkat, untuk saham. Sedangkan untuk forex, pastikan mata duit yang ada, masih mempunya sentimen faktual dari pasar.

  • Serta harga saham yang masih undervalued (PER <5.0 dan BPV <1.0).

  • Mempunyai Margin of safety (MOS), yang masih tinggi, bahkan di atas 50 %.

  • Ketika market mengalami bearish, semestinya investor atau trader jangan panik, secepatnya pelajari pembukuan keuangan pada pasar saham yang dipegang, dan cek berbagai macam berita mendasar yang ada. Pastikan mana saham atau mata uang yang memiliki nilai aktual, walau sedang bearish, dan mana yang mengalami sentimen negatif. Pilih dan evaluasi secara bijak, supaya bisa menilai pasar yang tepat untuk dipilih, dan tidak dipilih.


2. Lakukan diversifikasi portofolio


Ini adalah salah satu saran klasik, untuk Anda para trader atau juga penanam modal, dalam segala macam suasana. Sebaiknya simpan presentasi portofolio Anda, dalam banyak sekali macam hal, atau bidang, yang cocok dengan abjad administrasi risiko yang Anda miliki. Anda dapat menyimpannya dalam beberapa alternatif, mirip reksadana pasar duit, obligasi, pasar saham, atau yang yang lain. Tentu saja hal ini dijalankan, untuk menyimpan dan menyelamatkan aset yang dimiliki di beberapa daerah.


3. Batasi portofolio hanya dengan 5 sampai 8 emiten


Umumnya penanam modal atau juga trader, umummenyimpan uang atau asetnya di banyak saham atau mata duit. Namun ketika kondisi bearish terjadi, maka kondisi seperti ini tidak berlaku. Khusus untuk perdagangan saham, seharusnya fokus pada 5 hingga 8 emiten saja. Atau dengan kata lain, konsentrasi dengan menertibkan portofolio dengan jumlah terbatas. Sebaiknya pastikan portofolio yang hendak diseleksi dan digunakan kelak, sudah sesuai dengan syarat pada no.1. Anda seharusnya mengamati berapa modal yang dimiliki, dan gunakan modal tersebut dengan baik, dan jangan terlalu memaksakan masuk market, jika dirasa tidak memungkinkan.


4. Jangan melakukan transaksi terlalu banyak


Ketika melaksanakan transaksi, sebaiknya jangan kerjakan full power, atau jangan memakai semua uang yang ada pada aset, mulai dari saham, sampai modal trading yang ada. Lakukan penilaian aset berbentukaset yang Anda miliki, berapa set yang hendak digunakan, dan berapa aset yang harus disimpan selaku cadangan. Sisakan, optimal 30 hingga 40 persen cash on hand, untuk pasar saham, sedangkan untuk forex, sebaiknya lebih besar. Sebagai bentuk antisipasi, jikalau terjadi penurunan harga yang terus menerus.


Melakukan agresi belanja saat keadaan market sedang bearish memang bukan tanpa resiko. Harga aset memang condong lebih gampang, dibanding harga awal. Namun tetap saja ada resiko dimana harga akan terus mengalami penurunan. Tentunya hal ini akan semakin menciptakan Anda mengalami kerugian. Sebaiknya pelajari saham atau harga yang ada, jikalau ingin melaksanakan transaksi pun sebaiknya pilih yang tergolong kondusif.


5. Menggunakan money management


Menggunakan money management ketika melaksanakan transaksi forex atau saham, yakni suatu kewajiban. Fungsinya yaitu mengontrol keuangan yang Anda miliki. Mulai dari berapa modal yang dimiliki, berapa modal trading atau investasi yang akan dikerjakan, besaran kesanggupan rugi, dan yang lainnya. Dalam istilah saham, Sebaiknya Anda selaku investor memegang 30 hingga 40% cash, duit cadangan.  Sedangkan untuk forex maka dana cadangan yang semestinya digunakan maksimalnya sekitar 80 sampai 90%, dari total modal yang dimiliki. Dana cadangan ini akan sungguh-sungguh digunakan, atau dikeluarkan, kalau dana yang ditradingkan mengalami dilema atau mengalami kerugian.


Sebaiknya melaksanakan scaling in, atau masuk secara bertahap, dan jangan memasukkan dana cadangan secara buru-buru.


6. Pelajari suasana pasar dengan damai


Hal yang jarang dijalankan oleh para trader dan juga penanam modal ketika keadaan bearish muncul yakni ketakutan, dan khawatir menderita kerugian. Seperti bisnis pada umumnya yang namanya keraguan pasti ada. Tapi mirip yang sebelumnya dibicarakan, dalam money management, seharusnya investor dan juga trader telah memilih besaran nilai kerugian yang mampu dihadapi dan diterima. Jika hal ini telah disepakati, cuma perlu dikenang dan dilaksanakan.


Lalu ketika masuk pasar, tentukan dalam keadaan damai, dan tidak cemas. Karena hal mirip ini mampu menghipnotis keputusan akhir. Ketika seseorang cemas, maka keputusan yang diambil kerap menurut emosi dan bukan hasil analisa. Tentu saja hal ini tidak baik untuk kelangsungan investasi yang ada.


Trader-trader terkenal dengan bearish trade-nya


Walaupun banyak trader atau penanam modal yang mengalami kerugian ketika kondisi bearish tiba. Tapi bukan bermakna semua trader atau investor mengalami kerugian. Buktinya masih ada, bahkan banyak trader atau penanam modal yang berhasil mengambil keuntungan dari keadaan tersebut. Hal mirip ini selaku bukti, bahwa trader atau investor tersebut berhasil memprediksi atau melakukan proyeksi kurun depan wacana pergerakan harga secara tepat.


Jesse Livermore


Ada beberapa julukan yang diberikan pada seorang Jesse Livermore, mulai dari bapak bagi para trader di jamannya, legenda pasar saham dan speculator King, serta Great bear of Wall Street. Pemberian julukan tersebut memang bukan tanpa alasannya adalah. Salah satunya yang terjadi pada tahun 1907 hingga 1929. Dimana, Jesse Livermore tersebut, memperoleh laba yang sungguh besar, saat keadaan pasar wall street mengalami bearish. Jesse Yang keluar dari rumah, mulai melakukan pekerjaan sebagai seorang broker saham kecil, di kawasan Boston, Amerika Serikat. Disini dirinya belajar secara otodidak,  sampai menemukan julukan raja spekulasi / Speculator King.


Termasuk trader yang memiliki perkiraan yang cermat, dalam menentukan timing, serta bisa mengandalkan emosi. Menggunakan teknik analisa formasi teladan pergerakan harga / price pattern. Memaksimalkan laba, memakai analisis trend serta Pyramiding, dengan kaidah cut loss dan let profit run. Menurut seorang Jesse Livermore, ada 3 hal yang membuat trader rugi, adalah :


Kurangnya wawasan para trader ihwal instrumen pasar.


Metode dan taktik yang kurang tegas dikala trading.


Tidak disiplin dalam money management, atau melanggar hukum yang telah ditetapkan sendiri.


Yang menarik ialah, sampai saat ini ada beberapa aturan yang diterapkan olehnya, dan dipakai oleh para trader, antara lain  :



  • Menentukan resiko memakai stop loss, dan close ketika isu terkini harga berbalik arah / reverse.

  • Menggunakan pivot point daily, guna mengetahui arah pergerakan harga.

  • Jangan memasuki pasar dikala harga sedang sideway, atau tidak terang arah pergerakan harganya.

  • Menunggu kondisi yang bagus, baik dari sisi teknikal maupun fundamental, sebelum melaksanakan posisi buy atau sell.

  • Hindari melaksanakan averaging down, pada ketika posisi sedang merugi.

  • Ketika kondisi pasar sedang bullish, lakukan trade pada saham-saham yang besar lengan berkuasa. Ketika pasar sedang bearish, maka trade pada saham-saham yang paling lemah. Sebaiknya hindari saham-saham yang ambiguous atau bersifat bimbang.


Warren Buffet


Warren Buffet yaitu salah seorang yang berhasil berikutnya dalam dunia investasi, sekaligus pendiri Berkshire Hathaway. Dirinya sukses meraup keuntungan dalam jumlah besar dengan berbelanja beberapa saham potensial yang sedang dalam keadaan turun. Berikut ini yaitu beberapa teori yang dibuat oleh seorang Warren Buffet, yaitu ;



  • Jual semua saham memiliki peluang, saat semua orang sedang euforia dikala harga sedang tinggi. Beli dalam jumlah besar, saat semua orang sedang cemas menjual / selling. Terutama dalam masalah perusahaan dengan mendasar besar lengan berkuasa.

  • Bagi seorang investor, harga yaitu sebuah modal yang dikeluarkan untuk memperoleh value atau nilai dari hal yang dibeli. Sedangkan dalam konteks investasi, senantiasa cari tahu, perusahan mirip apa, yang sahamnya akan anda beli. Cek pada bab laporan keuangannya.

  • Investasi saham cuma akan jadi tinggi saat Anda, tidak tahu apa yang sedang dibeli. tetapi ketika Anda tahu, maka resiko yang ada, hanyalah duduk perkara toleransi angka.

  • Jika dalam konteks investasi dan juga trading, ketika market sedang bullish, maka siapa pun bisa jadi pemenang, dan menjangkau laba besar. Namun pemenang sejati, hanya mampu menangani market bearish, dan jadi pemenang satu-satunya.

  • Fokus pada mendasar perusahaan dulu, gres pastikan nilai harga terbaik, untuk saham yang dimiliki.


Larry R. Williams


William pernah mengikuti suatu perlombaan trading, dari yang awalnya cuma sekitar $ 10.00, jadi $ 1.147.000, cuma dalam waktu 1 tahun. Perlombaan tersebut diselenggarakan oleh Robbins Trading company, di tahun 1987. Hingga ketika ini belum ada yang menyamai rekor profit yang pernah dibentuk oleh Williams tersebut. Sebenarnya Williams sendiri pernah mencapai profit sampai $ 2.000.000, pada selesai September. Tapi dirinya menderita kerugian, sampai $ 750.000 di final Oktober. Namun demikian, dirinya tetap menemukan profit sekitar $ 1.147.000 di akhir tahun.


Williams terkenal dengan 2 teknik indikatornya, ialah Ultimate Oscillator dan Williams % R. Dimana menurut Williams sendiri, ini adalah bentuk lain dari Indikator stochastics, namun lebih gampang untuk diikuti. Ingin disebut dengan trader contextual, yang mampu mengkombinasikan evaluasi teknikal dan mendasar. Dimana dirinya berpendapat bahwa sentimen buy di pasaran, akan menutup harganya senantiasa erat dengan level harga tertinggi.


Ada beberapa pesan tersirat yang diberikan oleh seorang Williams, untuk para trader, baik trader lari maraton hingga trader perlahan. Selalu sediakan, waktu dan juga dana yang cukup untuk mencar ilmu dan berlatih. Adapun biaya untuk belajar, umumnya akan lebih hemat biaya, dibanding pengalaman serta wawasan yang mau diperoleh kelak. Sedangkan, bila Anda merasa ada yang tidak beres secepatnya kerjakan cut loss, dan tetap biarkan profit tetap berlangsung, hingga mencapai sasaran.


Pada dasarnya pasar bearish ini akan senantiasa terjadi sesudah pasar bullish. Hal ini ialah sifat yang harus para trader dan penanam modal ketahui, hadapi, dan siasati. Menghadapi pasar bearish, memang bukan sesuatu hal yang menyeramkan, mengingat hal ini niscaya terjadi. Tapi yang jadi dilema yaitu bagaimana cara menanggulangi pasar bearish, dan menghalangi terjadinya penurunan aset dan nilai investasi yang dijalankan. Yang mungkin saja berujung pada kerugian besar besaran atau MC (Margin Call).


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama