Apa Itu Bullish?

Bagi para pemula yang ingin berguru soal saham, tentu perumpamaan bullish pernah Anda dengar. Pernyataan ini memiliki makna penting dalam memahami pasar saham. Bagi Anda yang ingin belajar lebih, mari bahasan bersama tentang apa itu bullish dalam artikel berikut ini!


Memahami Pasar Bullish


Bullish yakni perumpamaan yang digunakan dikala kondisi pasar saham menawarkan kenaikan harga dalam rentang waktu tertentu. Dalam saham, Anda bisa bermain di range waktu yang disesuaikan. Mulai trading jangka pendek yang hanya 5 menitan, sampai jangka panjang dalam setahun. Kaprikornus jangka waktu yang dimaksud dalam definisi tersebut akan tergantung dari konteks range waktu yang digunakan.


Kinerja pasar saham umumnya selalu berdampingan antara bullish dan bearish. Di mana bearish adalah posisi pasar dengan harga yang menurun. Pada sewaktu – waktu, harga bisa naik cepat, namun mampu juga ia akan turun cepat di beberapa waktu berikutnya. Kadang peningkatan besar juga bisa sedikit demi sedikit dan berlangsung lama. Pada keadaan ini, pasar bullish baru lebih terasa.


Kelebihan pasar bullish yaitu kemungkinan untung yang tinggi. Banyak trader yang beroperasi di pasar ini menerima keuntungan besar saat prediksinya benar. Bayangkan Anda beli saham di harga 100. Karena pasar bullish, nilai saham itu terus naik. Pada posisi 200, Anda merasa telah cukup dan menjualnya. Dari sini, Anda untung 100. Tentu saja kenaikan ini bisa lebih tinggi dan menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi pula.


Tapi mirip yang sudah disinggung sebelumnya, bullish selalu dibarengi dengan bearish pada waktu tertentu. Jika harga anjlok, Anda tentu menginginkan segera menjual saham tersebut. Makara untuk operasi pasar bullish, pastikan tahu timing kapan beli dan kapan jual untuk memutuskan laba optimal.


Perilaku Pasar & Bagaimana Menghadapi Pasar Bullish?


Dalam beroperasi di pasar bullish, trader pasti mempunyai sikap dan strategy tersendiri. Bagi Anda yang pemula dan ingin mencar ilmu soal ini, mari diskusikan lebih dalam pada bab berikut ini!


Beli dan Tahan


Perilaku yang satu ini ialah sikap yang paling kondusif. Beli pada saat saham naik dan tahan sambil memantau situasi. Selama pegang saham tersebut, Anda bisa mengeruk untung alasannya adalah nilainya terus naik.


Tahan dalam konteks di sini adalah memegang saham tanpa melakukan hal lain. Jika mampu untung tanpa melaksanakan apapun, pastinya Anda tetap tenang. Tapi ingat, Anda lebih baik tetap kerjakan analisis pasar teknikal & fundamental supaya bisa mendeteksi ketika pasar mulai memperlihatkan kemungkinan bearish.


Untuk sikap yang ini, Anda harus cepat bereaksi terharap bullish. Saat ada tanda – tanda saham naik harga, kian cepat Anda memegang saham tersebut semakin untunglah Anda. Karena Anda tidak beli lagi, sumber keuntungan Anda yaitu besaran peningkatan harga saham tersebut.


Penambahan Berkala


Perilaku ini berlawanan dengan posisi tahan. Di sini, trader tahu pasar bullish dan berusaha memaksimalkan keuntungan dengan membeli lebih banyak. Biasanya trader akan memilih target sebelum menetapkan berbelanja lebih banyak saham yang naik itu.


Contoh saja saham A1 mengalami kenaikan. Trader Bili beli pada harga 100. Ia ingin keuntungan lebih dan menarget ketika harga meraih 150, 200 dan 250, ia akan kembali beli saham lebih banyak. Ia berharap dengan lebih banyak saham, beliau bisa menjual lebih banyak ballot.


Dari situ ia akan mampu laba lebih. Makara dari 1 ballot di harga 100, ia beli lagi di harga 150. Tapi sebab harga terus naik, ia sukses beli lagi dan lagi. Saat ada tanda – tanda harga turun di point 300, beliau telah mempunyai 4 ballot dan bisa menjual dengan total 1.200 (dapat dari 4 ballot x 300 = 1.200). Jika dibanding berbelanja dengan harga 100, 150, 200 dan 250 (total biaya 700) untung tentu lebih besar. Keuntungan yang  di dapat ialah 500 (dari 1.200 – 700).


Cara ini paling efektif alasannya adalah pada tiap target, trader bisa memperhitungkan risiko. Bisa saja sasaran 200 tidak tercapai dan mesti jual. Jika sudah kadung beli tetapi ternyata nilai turun, pasti malah akan rugi. Makara dibandingkan dengan mengalami rugi itu, lebih baik beli secara sedikit demi sedikit.


Beli Saat Retracement


Perilaku ini memutuskan trader berbelanja dikala retracement. Bagi yang tidak tahu, retracement adalah posisi dikala saham turun sesaat sebelum naik lagi. Pada bab sebelumnya, Anda telah tahu bahwa pasar saham dibagi pada durasi tertentu. Untuk trader yang bermain di durasi 5 menit, mereka mampu melihat lebih banyak perubahan dibandingkan yang bermain harian.


Perubahan pada durasi trading pendek mampu memanjat tinggi, tetapi dikala evaluasi asset terakhir, nilai bisa berlawanan. Contoh saja Anda trading dengan durasi 25 menit. Dalam durasi itu, Anda mencoba melirik klasifikasi pasar di durasi 5 menit juga. Gerakan saham pada durasi 5 menit ialah naik-naik-naik-turun-naik-naik. Dari 25 menit dapat dilihat secara lazim saham naik, tetapi pada proses naik ada posisi dimana harga turun. Harga turun itulah yang disebut retracement.


Retracement juga sering dianggap koreksi. Di sini, harga akan jatuh beberapa saat sebelum kembali naik lagi. Para trader yang ingin lebih untung, berupaya beli saham di posisi ini. Karena membeli saat harga jatuh, mereka dapat value yang lebih hemat biaya. Tapi mereka tahu bahwa pasar bullish niscaya harga naik lagi. Karena itu laba yang di dapat juga kian besar.


Menggunakan Metode Full Swing


Perilaku selanjutnya yang biasa yaitu full swing. Strategy ini membutuhkan keaktifan dari trader. Mereka harus siap proyeksi abad depan semoga tidak salah mengambil langkah. Keaktifan ini melibatkan jual beli saham dalam jangka pendek.


Jadi pada posisi persis sebelum nilai retracement mereka jual semua saham mereka. Tapi dikala point bawah retracement sudah tercapai dan nilai mulai naik lagi, mereka pribadi beli. Kegiatan jual beli setiap dinamika perubahan harga ini akan menciptakan laba lebih dalam waktu singkat. Tapi di segi lain, proses perhitungan dan evaluasi yang dilakukan harus lebih singkat.


Biasanya orang yang melaksanakan hal ini berada di trading rentang waktu 1 jam dan memakai alat bantu analisis. Dalam market bullish, posisi market sebelum tutup niscaya senantiasa naik. Jika bisa melaksanakan optimasi setiap jam-nya, keuntungan yang didapat sebelum tutup pasar pasti lebih besar dibanding melakukan perilaku lain yang dijelaskan sebelumnya.


Berbagai Hal yang Harus Diperhitungkan Saat Masuk Pasar Bullish


Perilaku trader di atas tentu manarik bagi para amateur yang gres berguru. Tapi respons dan sikap tersebut dilakukan dengan insigtht dan pengalaman tertentu. Bagi pemula yang baru mulai, Anda cukup ketahui beberapa hal berikut ini saat masuk pasar bullish:


Pasar Bullish Selalu Labil


Pasar ini tidak stabil. Posisi naik bisa datang – datang jatuh alasannya adalah berbagai aspek. Biasanya pasar bullish ada yang timbul tanpa penyebab yang terang. Contoh saja perusahaan B mengalami bullish sahamnya, cuma alasannya rumor akan meluncurkan produk baru. Hal ini gres rumor tapi menjadikan nilai saham naik. Memang produk baru bisa membuat perusahaan lebih untung, tapi hal yang dibicarakan masih rumor. Saat tertangkap tangan bahwa rumor tidak benar, saham kembali jatuh ke posisi wajar . Hal mirip ini gampang sekali terjadi.


Lebih Sering Didukung Sisi Psikologis


Seperti penjelasan sebelumnya, pasar bullish lebih terpengaruh faktor psikologis. Seberapa percaya pasar akan posisi nilai saham yang naik. Jika banyak yang percaya, nilai tersebut mampu naik stabil hingga point tertentu. Tapi ketika kepercayaan hilang, saham mulai dilepas dan harga kembali anjlok.


Kepercayaan ini umumnya berbasis data perusahaan dan situasi ekonomi. Tapi kadang kala ada juga penyebab yang tanpa fakta yang mampu dipertanggungjawabkan. Rumor yang banyak dipercaya seperti acuan masalah yaitu hal yang lumrah terjadi.


Memiliki Resiko Tinggi Sebagai Follower


Karena kinerja pasar bullish yang tidak labil, Anda akan merugi selaku follower. Bayangkan bila Anda cuma ikut – ikut saja wacana saham yang trending dan naik. Karena hanya ikut, Anda terlambat beli. Akhirnya saat harga jatuh, Anda telah kadung beli dan menjual dengan harga lebih rendah dari yang sebelumnya tercantum. Karena hal ini, tentukan melaksanakan evaluasi berdikari dan putuskan dengan perhitunagan sendiri apakah akan beli atau jual. Jangan cuma jadi follower di pasar bullish.


Mampu Menghasilkan Keuntungan Besar dengan Potensi Resiko Tinggi


Seperti yang digambarkan pada trader perilaku full swing, risiko trading di pasar bullish jauh lebih tiggi. Tapi ketika punya money management yang baik. Keuntungan yang dikeruk mampu sungguh banyak. Anda memang mesti berupaya keras jika ingin banyak untung di pasar ini. Lakukan perhitungan dan evaluasi cepat dan kerjakan trading sesuai analisa tersebut. Jika prediksi tepat setiap evaluasi, trading yang dilaksanakan lebih sering akan jauh lebih menguntungkan.


Memperhatikan Kondisi Pasar Saham di Masa Pandemi


Jika sudah mencar ilmu tentang pasar bullish secara general dari bahasan di atas, Anda sekarang bisa menilai bagaimana keadaan pasar saham sekarang ini. Anda tahu bahwa pasar bullish bisa menenteng keuntungan besar namun juga menanggung resiko. Anda juga tahu bahwa keadaan pasar bullish adalah tanda iman investor dengan kekuatan ekonomi dari perusahaan.


Tapi bagaimana mengaplikasikan hal tersebut di pasar saham dikala pandemi ini? Semakin erat dengan kala modern, semakin seram posisi pasar bullish. Hal ini alasannya adalah fenomena pasar ini tidak selalu merefleksikan dunia positif dikala pandemi ini.


Pada pertengahan tahun 2020, Anda tentu dengar gosip perihal duduk perkara politik pemilihan presiden di Amerika. Selain itu keadaan Covid-19 yang memburuk di beberapa negara sangat menyedihkan. Tapi bagaimana hal ini berimbas pada pasar saham? Ternyata kebanyakan malah mengalami bullish.


Shifting pasar bahwasanya sudah terjadi pada awal tahun 2020 balasan pertengkaran China, Korea Utara dan Amerika. Awal pemberitaan besar – besaran Covid-19 juga mengakibatkan pasar menjadi bearish jauh. Banyak orang menilai hal ini wajar dan menilai animo ini akan terus terjadi hingga persoalan virus dapat terselesaikan.


Tapi dikala pertengahan 2020, hal yang gila terjadi, yaitu hadirnya pasar bullish. Bagaimana bisa? Bukankan kondisi ekonomi sedang melemah di tahun 2020 ini? Mengapa pasar malah naik kepercayaannya? Dari sinilah, banyak orang sadar dan mulai menganalisis terjadinya disconnect antara pasar saham dan keadaan ekonomi riil.


Perhatikan Disconnect Antara Market Bullish dan Kondisi Ekonomi Riil


Saham umumnya bisa jadi ukuran untuk mengukur keadaan ekonomi secara general. Saat saham turun, umumnya perusahaan tersebut sedang memiliki masalah. Jika banyak saham yang harganya turun dari satu negara, ada kemungkinan negara tersebut mengalami krisis.


Tapi di dikala Covid-19 ini, nilai saham tidak mampu mencerminkan yang benar alasannya adalah adanya campur tangan langsung pemerintah. Hal ini lebih terperinci terlihat di Amerika. Negara ini berupaya menyelamatkan ekonomi mereka dengan menunjukkan stimulus untuk perusahaan – perusahaan besar supaya nilai saham mereka tetap tinggi. Saham yang tinggi akan menjadi pesona bagi penanam modal dan menimbulkan mereka tidak menarik uangnya dari Amerika.


Sayangnya perusahaan yang diberi stimulus ini tidak dalam keadaan baik. Jika Anda periksa banyak perusahaan di Amerika mengalami pengurangan laba. Covid-19 tentu jadi penyebab terutama. Tapi dikala keadaan riil mereka jatuh, saham mereka terus naik. Suntikan dana dari FED dan pemerintah untuk mempertahankan keadaan pasar saham Amerika pasti membuat disconnect yang banyak.


Hal yang dikerjakan Amerika ini cukup berhasil menjaga investor biar tidak lari. Akhirnya negara – negara lain juga melakukan hal sama. Karena situasi ini, banyak saham yang kini masih dalam keadaan bullish meskipun di suasana ekonomi yang kurang sehat kini ini.


Nilai saham yang telah tidak murni ini mesti Anda amati. Kejadian ini seperti dengan kondisi sebelum krisis 2008. Memang bailout bisa jadi solusi duduk perkara ekonomi perbankan, tetapi ketika hal ini menciptakan disconnect besar pada pasar saham, Anda mesti lebih hati – hati beroperasi di pasar ini. Jika bullish di hasilkan oleh indicator ekonomi kasatmata, tentu tidak persoalan. Tapi dikala ada tarik – tarikan pihak tertentu, sampai kapankan hal ini mampu bertahan?


Hal yang Bisa Diambil Saat Bermain di Pasar Bulish di Era Pandemi


Untuk sementara ini, pasar saham memang baik – baik saja. Tapi hal ini didukung oleh imbas artificial. Ke depannya, pinjaman ini tidak akan besar lengan berkuasa menahan beban masalah ekonomi akibat Covid. Sebaik apapun suntikan yang diberikan, jika ekonomi kasatmata tidak terefleksi baik, persoalan pasti akan terjadi.


Pertanyaannya, hingga kapan nilai saham yang cantik ini bisa bertahan di tengah kondisi ekonomi yang melemah secara riil? Pertanyaan ini sayangnya tidak ada yang tahu. Seperti yang dibahas sebelumnya, pasar bullish disokong oleh keyakinan. Saat masih banyak orang yakin pada market, problem tidak akan terlihat. Tapi saat para trader mulai meragukan keadaan saham, pergerakan ekstrim akan terjadi.


Jika masih pegang saham dan value-nya jatuh drastic, tentu Anda sendiri yang rugi. Tampa ekspektasi Anda dan pastikan waspada. Situasi pasar di 2020 ini tidak natural dan mesti diamati dengan seksama. Jangan sampai Anda kecolongan saat pasar berganti datang – datang.


Pada bahasan sebelumnya telah ditekankan soal hal yang harus dikerjakan dikala beroprasi di pasar bullish. Selama melaksanakan hal itu, Anda mampu prediksi kapan harga anjlok dan keluar dari pasar sebelum telat.


Kesimpulan


Sekian bahasan wacana apa itu bullish dan juga bahasan seputar kondisi saham di kala kini ini. Pasar bullish ialah situasi menawan untuk trading dan mengeruk keuntungan. Karena kini Anda tahu, Anda mampu coba sendiri beroprasi di pasar ini. Tapi ingat bahwa di 2020 ini, suasana pasar bullish tidak mencerminkan kondisi ekonomi yang bekerjsama. Pastikan untuk waspada saat melaksanakan trading di suasana ini.


Praktis – mudahan bahasan di sini bisa membantu membuka pengetahuan Anda. Terima kasih sudah membaca postingan ini!


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama