Apa Itu Ethereum?

Diluncurkan pada 2015, Ethereum merupakan platform perangkat lunak dengan tata cara open-source, berbasis blockchain dan terdesentralisasi yang digunakan pada cryptocurrency miliknya sendiri, ether. Sistem ini memungkinkan Smart Contracts dan Distributed Applications (dApps) untuk dibangun dan dilakukan tanpa ada waktu henti, penipuan, kendali, atau ikut campur pihak ketiga.


Ethereum bukanlah hanya sebuah platform tetapi juga ialah bahasa pemrograman (Turing complete) yang berlangsung di blockchain, menolong para pengembang untuk membangun dan mempublikasikan aplikasi terdistribusi (dApps).


Aplikasi yang dilakukan di Ethereum dilaksanakan pada token kriptografi khusus platform, ether. Pada 2014, Ethereum meluncurkan pra-pemasaran untuk ether yang ternyata mendapatkan jawaban hebat. Ether seperti kendaraan untuk bergerak di platform Ethereum dan kebanyakan dicari oleh para pengembang yang mau menyebarkan dan melaksanakan aplikasi didalam Ethereum. Ether dipakai umumnya untuk dua tujuan: diperdagangkan sebagai mata duit digital seperti cryptocurrency yang lain, dan juga digunakan didalam Ethereum untuk menjalankan aplikasi dan menguangkan pekerjaan.


Menurut Ethereum, teknologinya mampu digunakan untuk “menyusun, mendesentralisasi, mengamankan, dan memperdagangkan apapun.” Salah satu proyek besar di Ethereum yakni kemitraan Microsoft dengan ConsenSys yang memperlihatkan “Ethereum Blockchain as a Service (EBaaS) di Microsoft Azure sehingga klien dan pengembang Enterprise mampu mempunyai lingkungan pengembangan blockchain berbasis cloud dengan satu klik.”


Pada 2016, Ethereum terbagi menjadi dua blockchain terpisah, Ethereum dan Ethereum Classic, sehabis seorang kriminal mencuri lebih dari senilai $50 juta dana yang sudah dikumpulkan di DAO, satu set smart contracts berasal dari platform perangkat lunak Ethereum. Ethereum yang baru ialah sisi ketat dari perangkat lunak asli yang ditujukan untuk melindungi dari serangan malware kedepannya. Per September 2019, Ethereum menjadi mata uang digital terbesar kedua di pasaran, tepat dibelakang Bitcoin. Lebih cepat untuk memperoleh ether dibandingkan bitcoin (sekitar 14 atau 15 detik bandingkan 10 menit yang dibutuhkan bitcoin), dan jumlah ether di sirkulasi lebih banyak dibandingkan bitcoin.


Awal Mula dan Sejarah Ethereum


Sejarah Ethereum dimulai dengan penolakan usulan salah satu pendiri Vitalik Buterin untuk menciptakan bahasa skrip baru untuk Bitcoin yang memungkinkan aplikasi untuk dikembangkan di blockchain BTC.


Pada akhir 2013, setelah proposalnya gagal, Buterin mengusulkan pengembangan Ethereum, mempublikasikan whitepaper resmi proyek ini pada November 2013. Kemudian pada Januari 2014, para pendiri mengumumkan Ethereum dan mendirikan perusahaan non-profit, Ethereum Foundation pada tamat tahun itu untuk mendukung pengembangan platform blockchain dan ekosistemnya.


Karena tim Ethereum membutuhkan dana untuk berbagi platform, mereka memutuskan untuk mengadakan jual besar-besaran secepatnya sesudah Yayasan dibuat.


Berlangsung antara Juli dan Agustus 2014, tim Ethereum menghimpun 31,529 BTC (sekitar $18 juta pada ketika itu) yang memungkinkan pengembangan proyek dimulai.


Testnet, peluncuran, dan “versi stabil”


Dinamakan Olympic, testnet terbuka Ethereum diluncurkan pada Mei 2015 bagi pengembang untuk mengeksplorasi, menguji, dan mendapatkan kelemahan dalam jaringan.


Untuk membuat lebih mudah para pengembang, tim Ethereum sudah membagi proses pengembangan menjadi empat tahap: Frontier, Homestead, Metropolis dan Serenity.


Pada tamat Juli 2015, Ethereum menambang blok genesisnya dan meluncurkan Frontier, jaringan khususnya. Sementara Frontier menampilkan versi permulaan platform, model 1.0 memungkinkan pengguna untuk bereksperimen dengan blockchain, menambang ETH, dan membangun DApps.


Pada bulan Maret 2016, selaku hard fork terjadwal pertama (peningkatan jaringan utama yang tidak kompatibel dengan versi rantai sebelumnya), Ethereum maju ke tahap Homestead.


Sebagai rilis pertama yang stabil, Homestead memperkenalkan banyak kenaikan protokol dan fitur yang meletakkan dasar untuk peningkatan jaringan di masa mendatang.


Peretasan DAO dan pemisahan ETC


Sulit untuk menjelajahi sejarah Ethereum tanpa menyebutkan peristiwa DAO. Menyusul penjualan token yang menghimpun $150 juta untuk Decentralized Autonomous Organization (DAO) atau dalam bahasa Indonesianya Organisasi Otonomi Terdesentralisasi, seorang peretas mengeksploitasi kelemahan pada isyarat DAO untuk mencuri sekitar $70 juta. Untuk mengembalikan duit yang dicuri, dominan komunitas Ethereum menetapkan untuk mengawali hard fork.


Sebagai hasil dari hard fork DAO, blockchain Ethereum dipecah menjadi dua: yang mendukung fork (Ethereum) dan yang lain yang menentangnya (Ethereum Classic). Sementara penunjang Ethereum baik-baik saja dengan solusinya, grup Ethereum Classic beropini bahwa blockchain seharusnya tidak dapat diubah, dan komunitas sebaiknya tidak memodifikasi rantai melalui hard fork untuk menerima kembali dana yang hilang.


Tahap ketiga: Metropolis


Metropolis yakni tahap ketiga Ethereum yang berisikan serangkaian hard fork (Byzantium, Constantinople, Istanbul, Muir Glacier) untuk mengawali transisi versi konsensus jaringan blockchain dari Proof-of-Work (PoW) ke Proof-of-Stake (PoS).


Saat ini, Ethereum memakai algoritme PoW, yang memerlukan puluhan ribu perangkat keras penambangan cryptocurrency semoga terus berlangsung untuk mempertahankan dan mengamankan jaringan.


Karena intensitas energi PoW, pengembang Ethereum memutuskan untuk beralih ke algoritma PoS yang lebih efisien. Selain itu, dengan meminta validator untuk mempertaruhkan sebagian dari ETH mereka, jaringan akan menyusut rentan terhadap salah satu bahaya paling berbahaya bagi metode blockchain, yaitu serangan 51%.


Peningkatan penting tergolong pengenalan zkSNARKs — protokol yang digunakan oleh cryptocurrency Zcash untuk memungkinkan transaksi eksklusif dalam ekosistem — meningkatkan kesulitan penambangan PoW (untuk mendorong transisi ke PoS), adaptasi biaya, dan kenaikan smart contract.


Jalan menuju Ethereum 2.0 (Serenity)


Mulai antara selesai 2019 dan awal 2020, Ethereum 2.0 (disebut juga Serenity), tahap terakhir dalam pengembangan proyek, akan fokus pada perbaikan duduk perkara fundamental dari platform blockchain.


Saat ini, salah satu persoalan Ethereum yang paling membara yaitu skalabilitas yang terbatas. Dibandingkan dengan raksasa pembayaran mirip Visa dan Mastercard yang mampu memproses sekitar 60.000 transaksi per detik, Ethereum hanya memiliki kemampuan untuk memproses 15 transaksi per detik.


Sebagai solusi yang memungkinkan, pengembang Ethereum akan menciptakan blockchain gres (Ethereum 2.0) berbarengan dengan yang sekarang untuk memperkenalkan kenaikan-kenaikan baru. Salah satu peningkatan terpenting yakni sharding, suatu proses yang membagi pemrosesan data antara beberapa node, memungkinkan transaksi paralel, pemrosesan berita, dan penyimpanan, cryptocurrency baru (ETH2).


Ethereum 2.0 juga akan menampilkan implementasi algoritma konsensus PoS dan mesin virtual baru (eWASM) yang memungkinkan pengembang untuk membuat arahan dalam aneka macam bahasa (selain Soliditas).


Sementara nasib blockchain saat ini (Ethereum 1.0) masih belum diputuskan, pengembang berharap Serenity akan memajukan keamanan, efisiensi, dan skalabilitas jaringan.

































Harga TerkiniUSD 349.40
ROI (est. semenjak waktu peluncuran)> 9000%
Kapitalisasi PasarUSD 39 456 926 805
Peringkat Pasar#2
Suplai Beredar112 927 512 ETH
Suplai MaksimalNo Data
Harga Tertinggi Sepanjang MasaUSD 1 432.88 (Jan 2018)
Harga Terendah Sepanjang MasaUSD 0.420897 (Oct 2015)
Volume Perdagangan 24 JamUSD 14 044 286 887



Sumber: CoinMarketCap 9 OCT 2020


Link Whitepaper Ethereum Disini


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama