Sejak teknologi blockchain terbukti sukar diabaikan oleh bisnis-bisnis besar dan startups, banyak yang mencari hikmah profesional ihwal cara terbaik mendekati industri yang gres lahir. Akibatnya, perusahaan konsultan telah merilis beberapa temuan dan pernyataan wacana industri blockchain dalam beberapa tahun terakhir. Ini tergolong pemain besar mirip McKinsey & Company, BCG, Accenture, Deloitte, EY, dan banyak lainnya.
Perusahaan konsultan manajemen ini kian banyak menawarkan usulan mereka ihwal teknologi blockchain.
Daftar Isi
McKinsey & Company: blockchain mampu mencapai potensinya dalam lima tahun
McKinsey & Company, sebuah firma konsultan manajemen internasional yang bermarkas di New York City, terlibat dalam banyak percakapan teknologi blockchain dalam beberapa tahun terakhir.
Perusahaan tersebut menyebarkan pendekatan open-minded ini ke teknologi blockchain dengan publikasi mirip Getting Serious About Blockchain.
Pada 2017, McKinsey menerbitkan laporan tentang teknologi blockchain di sektor asuransi. Laporan tersebut menyatakan bahwa sebagian besar efek dari teknologi blockchain dalam jasa keuangan kemungkinan berasal dari pembayaran / payment, dan Mckinsey juga menekankan bahwa tantangan paling besar blockchain antara lain memungkinkan terjadinya kerja sama, membentuk ekosistem regulasi yang konkret dan mengidentifikasi use case bisnis yang mampu memperlihatkan imbas melebihi biaya transisinya.
Jika kendala ini diatasi, laporan itu menyatakan bahwa teknologi blockchain “dapat meraih potensinya dalam 5 tahun.”
BCG ke perusahaan: bereksperimenlah dengan blockchain dan biarkan pilihan Anda tetap terbuka
“Dibangun oleh hacker yang tidak diketahui yang terjun di dunia cypherpunks, Bitcoin tidak ditemukan oleh bisnis mainstream sampai 2015,” tulis tim advisor dan partner BCG dalam esai eksploratif. “Sama mirip punk rock dibungkus ulang selaku gelombang baru, demikian juga Bitcoin dinarasikan ke dalam blockchain.”
Esai, berjudul Thinking Outside the Blocks: A Strategic Perspective on Blockchain and Digital Tokens, dipimpin oleh penasihat senior Phillip Evans.
“Kaprikornus, tetaplah akrab dengan para coders, pebisnis, dan pembuat kebijakan,” simpulnya, menasihati konsultan dan para pioneer untuk tetap berpikiran terbuka ihwal kemunculan teknologi blockchain yang disruptif.

“Biarkan opsi Anda terbuka. Buatlah percobaan. Ini adalah semboyan untuk berpikir di luar blok. Dan mereka yakni panduan yang lebih baik untuk taktik daripada antusiasme para evangelist blockchain yang umumnya memiliki penyakit miopia”
Yang dimaksud dengan miopia, biasanya para evangelist terlalu mempunyai pandangan ke dalam blockchain itu sendiri, dan tidak melihat keperluan bisnis secara lebih besar, tidak melihat persoalan perusahaan yang mampu terselesaikan dengan blockchain
Bain & Company: blockchain dapat meminimalisir biaya hingga 50-80%
Bain & Company terus berada dekat dengan teknologi blockchain sepanjang tahun 2018. Pada bulan Mei, contohnya, konsultan administrasi global mempublikasikan report “disruption ahead of transaction banking” yang menginvestigasi bagaimana bank mampu menonjol di antara pesaing mereka.
Dalam laporan itu, Bain mendapatkan bahwa pemanfaatan yang benar dari teknologi blockchain dapat terbukti berfaedah dalam memungkinkan forum keuangan untuk menurunkan biaya operasi mereka, berkat solusi pembayaran yang lebih cepat.

“Bain & Company memperkirakan bahwa teknologi ledger terdistribusi, jika diadopsi dengan cara yang benar oleh para akseptor dalam ekosistemnya, memiliki peluanguntuk menghemat ongkos operasi pembiayaan jual beli / trade finance sebesar 50% sampai 80%, dan mampu menghasilkan kenaikan tiga hingga empat kali lipat waktu solusi transaksi yang lebih cepat ” kata konsultan itu.
KPMG: aspirasi blockchain mendekati realita
KPMG sebelumnya memasuki upaya kolaborasi dengan Microsoft untuk mengidentifikasi aplikasi baru dan use cases untuk teknologi blockchain. Upaya berkesinambungan menggambarkan bagaimana perusahaan memandang teknologi blockchain, dan persepsi faktual ini makin terang dalam beberapa publikasi
“Blockchain and Distributed Ledger Technologies (DLT), hingga gres-gres ini, dianggap cuma aspirasional dan suatu bentuk hype yang berlebihan. […] Hari ini, aspirasi-aspirasi ini bahu-membahu mendekati realita,” kata KPMG dalam rilis 2017.
“Ada banyak manfaat hebat dari blockchain dan DLT yang harus ditanggapi dengan serius, dengan manajer aset dan bank mulai mengetahui apa yang dapat diberikan teknologi gres ini.”
Accenture: blockchain akan memperkuat AI dan IoT
“Teknologi Blockchain menawarkan infrastruktur gres untuk membangun aplikasi kreatif selanjutnya di luar cryptocurrency, mendorong pergantian besar yang mendalam di seluruh bisnis, komunitas dan masyarakat,” tulis Accenture, sebuah konsultan administrasi global dan perusahaan jasa profesional.
“Blockchain akan memperkuat artifisial intelligence dan IoT untuk membuat semuanya, mulai dari rantai pasokan / supply chain hingga administrasi identitas digital yang lebih cerdas dan lebih aman.”
Hingga dikala ini, Accenture mempublikasikan banyak survei dan pengetahuan mengenai dunia teknologi blockchain. Menjelajahi teknologi telah menjadi bagian dari perilaku Accenture untuk waktu yang lama, dan perusahaan tersebut mendaftar perintis Kanada Iliana Oris Valiente untuk melayani sebagai Global Blockchain Innovation Lead mereka.
PwC: blockchain mampu jadi ‘sungguh besar’ untuk sektor keuangan
PricewaterhouseCoopers (PwC) ialah jaringan layanan profesional multinasional yang tidak aib untuk mengungkapkan pandangannya perihal teknologi blockchain.
“PwC melihat potensi yang sangat besar untuk blockchain dalam layanan keuangan,” kata perusahaan itu. “Kami sudah membuatkan kesanggupan strategis dan implementasi yang diharapkan untuk menolong forum keuangan, perusahaan teknologi, dan perusahaan pemula memanfaatkan teknologi transformatif ini.”
Pada Mei 2018, cabang PwC Australia meluncurkan kerja sama antara PwC Australia, Pelabuhan Brisbane, dan Chamber of Commerce and Industry Australia, untuk menyebarkan supply chain end-to-end yang hendak mendigitalkan info rantai pasokan.
A.T. Kearney: blockchain dapat mengubah bisnis, tetapi masih dalam ‘tahap permulaan’
Dalam sebuah publikasi yang mengeksplorasi tren teknologi yang diadopsi bisnis, konsultasi kenaikan proses A.T. Kearney secara singkat menjelajahi keadaan teknologi blockchain.
“Dalam hitungan bulan, ‘blockchain’ sudah ketimbang roda, api, dan Internet,” tulisnya. “Teknologi buku besar yang didistribusikan ini memang mempunyai potensi untuk mengubah fungsi bisnis, tetapi masih dalam tahap awal.”
EY meluncurkan platform blockchain dengan Microsoft
Seperti yang dilaporkan Coinsquare News dalam roundup market pada Juni 2018, Microsoft dan EY memasuki kerja sama untuk meluncurkan platform blockchain untuk manajemen royalti
Dikabarkan, Microsoft bergabung dengan Ernst & Young (EY) dalam membuat platform berdasarkan protokol Quorum untuk mengelola royalti dan hak hiburan. Platform ini memakai teknologi blockchain untuk meniadakan keperluan verifikasi manual dan sebagai gantinya memungkinkan sebuah metode yang secara otomatis melacak dan mengeluarkan pembayaran royalti.
Selanjutnya, pada bulan April 2018, EY mengumumkan teknologi audit berbasis blockchain, sebuah pilot yang mengklaim akan meletakkan dasar untuk tes audit otomatis aset blockchain, ekuitas, dan smart contracts.
“Ketika teknologi digital terus maju, kami fokus pada pengembangan pendekatan inovatif untuk proses audit dan memperlihatkan keyakinan dan kepercayaan terhadap pasar modal,” kata Global Assurance Innovation Leader EY, Jeanne Boillet, pada ketika itu. “Karena perusahaan juga berfokus pada bagaimana mereka menanamkan teknologi seperti blockchain ke dalam proses keuangan mereka, kami berinovasi audit untuk memenuhi kebutuhan mereka yang berkembang dan keperluan para investor.”
Oliver Wyman: teknologi blockchain akan membawa pergantian radikal
Publikasi dari Oliver Wyman terus mengakui sifat mengusik dari teknologi blockchain.
“Ada kesadaran yang berkembang bahwa teknologi ledger terdistribusi – yang dikenal sebagai blockchain – akan menjinjing pergantian radikal dalam cara kita berpikir perihal aset keuangan dan cara industri keuangan akan beroperasi di abad depan,” kata perusahaan konsultan dalam panduan 2016 untuk manajer aset.
Sejak dikala itu, perusahaan sering merilis publikasi yang mengeksplorasi bagaimana teknologi blockchain dapat mengembangkan atau sebaliknya mengusik aneka macam industri, dan bahkan merilis wawasan yang dirancang untuk mendorong pendidikan ihwal mata duit digital.
Deloitte: teknologi blockchain ialah sejarah yang sedang dibangun
Tahun ini, Deloitte melanjutkan pendekatan keseluruhannya terhadap teknologi blockchain dengan memperlihatkan temuan di program yang berkonsentrasi pada blockchain terbesar di industri, Consensus.
Dalam laporannya di tahun 2018, Deloitte mengumumkan temuan selaku bab dari survei global tahunannya. Ini menyurvei 1.000 responden dan menyurvei sampel direktur senior dari perusahaan dengan pemasaran tahunan setidaknya $500 juta USD di AS, Cina, Meksiko, Prancis, Jerman, Inggris, dan Kanada.
Para pembicara atas nama jaringan layanan profesional multinasional global mengatakan ihwal aspek-aspek yang memotivasi penemuan teknologi blockchain selama presentasi Consensus 2018 mereka, menambahkan wawasan mereka sendiri ihwal apa yang membuat teknologi pantas dikejar.
“Konvergensi yang kami lihat ialah antara bisnis besar dan lebih mapan, dan bisnis kreatif gres di market yang berani,” kata kawan perpajakan LLP Pajak Deloitte, Rob Massey. “Orang-orang ini tiba bersama menandakan bahwa apa yang kita kerjakan yaitu benar. Itu berani. Ini adalah sejarah yang kami buat di sini, dan kami hidup bersama ini. ”
Sumber harus di isi