Bagaimana Menerima Efek Booming Yang Dasyat Di Internet? Ini Cara Ampuhnya!

Semua bermula saat saya menonton film hebat yang dibuat oleh Warnerbros berjudul Pay It Forward. Dibintangi oleh Helen Hunt, Kevin Spacey dan Haley Joel Osment; film ini sangat sangat menjamah. Bercerita ihwal seorang anak yang diberikan tugas sosial oleh gurunya. Anak ini kemudian membuat sebuah proyek kebaikan, adalah dengan kita berbuat baik terhadap 3 orang, maka setiap orang dari 3 ini mesti berbuat baik kepada masing-masing 3 orang lagi, begitu seterusnya. Teorinya, dengan demikian akan bertambah banyak orang yang berbuat baik yang akan menyebabkan dunia menjadi lebih baik. Di final film, anak tersebut meninggal alasannya adalah mempertahankan prinsipnya. Mengharukan.


Pay It Forward, buat saya, adalah sebuah film tentang trend. Di film ini, diceritakan dengan jelas alur kerja viral dari satu orang ke orang lainnya. Sungguh mengalir begitu saja. Dan dampaknya juga menjadi hebat. Untuk melaksanakan sesuatu yang berpengaruh trend, orang-orang ini menceritakan (dan melaksanakan) dengan sukarela. Tidak ada paksaan. Mereka bercerita sebab menerima manfaat, atau alasannya adalah menyukai atau sebab memang sekedar menceritakan pengalaman. Pay It Forward ada jauh sebelum internet booming.


viral marketing photo
Photo by funnyboy2

Beberapa bulan terakhir ini aku sungguh mengamati kemampuan efek trend yang mampu ditimbulkan oleh artikel di sosial media. Penasaran saya dimulai saat Sinta & Jojo yang tiba-datang trenddengan Keong Racun, atau Norman Kamaru yang bergoyang India, belum lagi Udin Sedunia yang pada balasannya membuat ketiga video tersebut the most wanted video di YouTube.


Tidak mampu dibantah, Psy dengan Gangnam Style adalah fenomena tersendiri di dunia trend marketing. Sejak dirilis, telah lebih dari 1,5 milyar orang yang menontonnya. Kemampuan trend YouTube : share, embed atau sekedar menampung shortlink dari video sungguh bermakna disini. Viral = traffic.


Apa itu booming marketing? Saya mempunyai definisi gampang. Viral marketing yakni bagaimana cara membuat orang membahas kita atau produk kita. Orang-orang saling ngobrol satu sama lain. Kemampuan viral yang dihasilkan oleh web kita, akan bisa mengalahkan SEO yang dijalankan di Google. Well, when you beat Google, it always feels good. Apalagi kita seluruhnya paham, Search Engine Marketing (SEM) membutuhkan dana dan waktu yang tak sedikit. Sementara itu, Viral Marketing yakni low anggaran, high impact. Roll ’em up!


Di Indonesia kemampuan orang untuk saling berbicara satu sama lain tergolong tinggi. Pasti pernah makan di Rumah Makan Padang kan? Apakah anda memperhatikan goresan pena pandai yang hendak mendorong orang untuk melaksanakan trend mirip ini : “Jika Anda puas beritahu sobat, Anda tidak puas beritahu kami”. Kecenderungan orang di Amerika, yang terjadi justru kebalikannya. Ketidakpuasan produk akan dikatakan ke 8 orang yang lain sementara jika merasa puas dengan produk kita, orang amerika cuma akan menyampaikan ke 1 orang saja. Well, okelah, di Indonesiapun hampir sama. Bayangkan, dengan kemampuan ‘berbicara’ (baca:info) di Indonesia, aku membayangkan akan lebih ahli kemampuan booming yang terjadi bila hal negatif terjadi. Bad news is a good news, itu kata wartawan.


Dahulu Viral Marketing seringkali di sebut Guerilla Marketing (gerilya). Ini jaman sebelum internet merasuk ke kehidupan kita. Viral jaman itu betul-betul kegiatan meng-info ria. Beberapa buku juga menyebut booming sebagai buzz marketing. Anything can do, akan namun seiring dengan perkembangan jaman; proses penciptaan viral dikala ini sudah bergerak jauh dari apa yang terjadi sebelumnya. Internet yakni media yang hebat unntuk booming . Baik ataupun buruk kesannya.


Mari kita berpikir mudah saja. Pernah masuk ke Trip Advisor atau Agoda? Kalau pernah niscaya akan sungguh paham kenapa aku senantiasa mencari acuan tentang hotel yang hendak aku tinggalin ke kedua situs web tersebut. Sudah menjadi kebiasaan, jika melakukan perjalanan ke luar kota, sebelum memilih hotel aku akan menyaksikan setiap review. Tentu saja ini untuk mengantisipasi ketidaknyamanan ketika tinggal di hotel tersebut. Review yang diberikan di situs web itu pun, saya percaya, yakni review jujur. Yang mampu memberikan review cuma orang-orang yang pernah bermalam di hotel tersebut. Jadi ini sungguh-sungguhfair. Buruk dibilang jelek, baik ya akan keluar kata-kata yang memuji. Walaupun ada kemungkinan Trip Advisor atau Agoda ‘menjual’ review ke hotel-hotel, tetapi rasanya situs sebesar itu tidak akan mengorbankan reputasinya untuk hal yang demikian. So, i believe them. Review = Viral.


Praktisi seperti Matthew Inman atau Jack O’Brien yang telah merasakan kedasyatan trend untuk men-drive traffic (keduanya sekarang ini mendapatkan 5 juta traffic ke websitenya) eksklusif menyampaikan bahwa SEO sudah tidak berlaku lagi. Situs bookmarking seperti Stumble Upon, Digg atau Reddit kesannya menjadi sumber utama traffic. Menurut aku, traffic dari situs-situs ini lebih tahan lama, tahan banting dan tahan pergeseran algoritma. Google pun saat ini sudah sangat menghargai traffic dari social sites.


Matthew Inman ialah founder dari The Outmeal. Didirikan pada tahun 2009, webcomic ini mendapatkan 4 juta unique visitor pada taun 2010. The Outmeal menciptakan Matt mempunyai kekayaan sekitar $500,000 di tahun 2012 dari hasil penjualan merchandise. Menurutnya, 80% revenue didapat dari merchandising, mirip poster, kaos, keychain atau banyak sekali project seni yang dilakukan. The Outmeal bukan yang pertama bagi Matt. Semuanya dimulai saat Matthew menggarap situs dating bernama Mingle2. Situsnya ini berhasil meraup 2 juta page view cuma dalam waktu 6 bulan. Rahasianya? Viral marketing.


Mingle2 balasannya diakuisisi oleh kompetitornya. Walaupun demikian, Matt masih berperan besar dalam mengiklankan situs dating ini. Di tahun pertamanya, Mingle2 sukses mendapatkan 40 juta pageviews setiap bulannya dan lebih dari 1 juta orang mendaftar menjadi anggotanya. Secara reguler Matt membuat artikel di Digg, Reddit dan Stumble Upon. Semuanya berisi kuis atau kartun (Matthew Inman ini basic-nya yakni seorang kartunis). Kuis yang dibuat sengaja adalah berupa kuis yang menarik perhatian orang untuk tahu lebih banyak.


Prof Jonas Berger dari The Wharton School University of Pennsylvania, pengarang buku tentang viral marketing : Contagious, pernah meneliti tentang konsep trend di New York Times. Pertanyaan besarnya yakni : What makes ideas booming and products spread contagiously? – apa yang membuat pandangan baru dibicarakan orang dan produk menjadi menyebar secara booming ?


Setelah mempelajari sikap pembaca New York Times selama 3 bulan, Prof Jonah Berger menyimpulkan ada 5 (lima) hal yang membuat berita di koran ini menjadi viral. Kelima komponen tersebut yaitu (1) Surprising, (2) Interesting, (3) Intense, (4) Positive, dan (5) Actionable (practically useful). Hanya saja, yang perlu diingat, ini yakni evaluasi untuk news situs web (NY Times) dimana headline ialah tentang hal-hal yang mem-booming, mengenai orang lain, dan bukan perihal kita. Sedangkan fakta lainnya menunjukan, bahwa intensitas (intense) emosional dari postingan sungguh besar lengan berkuasa pada imbas viralnya. Belum lagi bukti aktual bahwa hal yang paling kerap di-share ialah hal-hal yang menjinjing efek konkret yang sungguh besar lengan berkuasa. Quotes kasatmata atau motivasi faktual termasuk di dalamnya.


Fast Company, majalah rancangan, dalam satu artikelnya memuat 4 iklan yang sangat berhasil mem-buzzing dunia. Menurut majalah ini, yakni keinginan semua marketer untuk menerima trend di internet. Keempat iklan ini yaitu iklan Samsung, Volvo Commuter Hijack di Facebook, OpticsPlanet dengan Zero Zombie Kit-nya, dan iklan minuman energi Red Bull yang memperlihatkan Jerry Baumgartner menggeluti dari angkasa. Secara khusus, keempatnya terdapat benang merah yang menghubungkan sebagai iklan yang berhasil. berikut yaitu salah satunya :


1. It doesn’t matter that these campaigns had very little to do with the actual product – tidak dilema kalau iklannya tidak langsung mempromosikan produk kita. Ini yaitu ciri khas iklan yang hendak berhasil secara viral. Jarang iklan produk, yag terperinci-terangan mengiklankan produk tersebut, di-buzz oleh banyak orang. Bukan berarti marketnya telah antipati, namun ketika ini produk sudah menjadi sungguh generik dan tidak menarik lagi. Market menantikan iklan produk yang lebih inovatif dan lebih soft sell.


2. Getting your fans involved helps spread your message – untuk mendapatkan hasil viral yang optimal, libatkan pelanggan setia kita. Ini sudah banyak dilaksanakan oleh beberapa produsen di Indonesia. Memberikan kuis, kontes atau kado yang berhubungan pribadi dengan pelanggannya terbukti ampuh mengembangkan imbas trend. Semua akan saling share dan mengembangkan gosip dengan sukarela. Yang diuntungkan? Perusahaan tentunya.


3. Humor is a great tool for getting your campaign to go trend – humor adalah kuncinya! Yes, ini aku sungguh setuju. The outmeal melesat tinggi sebab memperlihatkan banyak humor di dalamnya. Berbagai Fan Page di Facebook berlomba-kontes memposting hal-hal yang berbau humor untuk menerima share dan likes yang banyak. umor yaitu bahasa universal. People loves it. Sebarkan humor dan anda akan menerima efek booming yang tidak akan anda duga sebelumnya.


4. Originality is key to all these campaigns – ini tidak bisa diganggu gugat : originalitas! Kombinasi dari hasil riset Prof jonah : surprising + intense (plus) original akan menjinjing anda atau produk anda ke skor virality yang tinggi.


Secara khusus, Jack O’Brien dari Cracked juga mengindikasikan hal yang serupa : Humor, surprise, mind-expansion dan interest. Melihat irisannya? Yes, bagian humor dan surprise serta intense selalu ada dimana-mana.


Sekali lagi, viral/word of mouth/ buzz/guerilla merupakan satu bentuk penjualan yang paling ampuh. Selain ber-budget tipis, hasil dari booming bisa sungguh hebat. Walaupun banyak iklan produk yang tidak sengaja menjadi trend, jauh lebih banyak lagi iklan yang disengaja untuk menjadi trend. Kemampuan kita untuk mengeksplorasi impian pasar lah yang memilih. Selamat menjajal !



Sumber mesti di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama