Hai Digitalis! Berikut adalah highlight informasi blockchain dan kripto dari 13 hingga 31 Januari 2018!
Daftar Isi
1. GO-JEK Akuisisi Startup Berbasis Blockchain dari Filipina

Sumber Gambar: Dailysocial.id
Pada 18 Januari 2019 yang lalu GO-JEK mengumumkan akuisisi kepada salah satu perusahaan startup berbasis blockchain yang berasal dari filipina, ialah Coins.ph. GO-JEK sukses mempunyai sebagian besar saham dari Coins.ph dengan mengeluarkan dana sebesar $72 juta atau setara dengan Rp 1 triliun. Dengan akuisisi ini maka GO-JEK berharap mampu mengoptimalkan layanan digital wallet dan sistem pembayaran dari Coins.ph untuk dimanfaatkan dalam fitur GO-PAY di filipina nanti, setelah GO-JEK berhasil mendapatkan izin untuk melaksanakan bisnis di filipina.
2. BitTorent Kumpulkan 7 Juta Dollar dari Token Sales dalam Waktu 15 Menit

Sumber Gambar: Bitcoin Exchange Guide
Pada 28 Januari 2019, token BitTorrent (BTT) melaksanakan penjualan pertamanya di platform exchange berjulukan Binance. Token BTT dijual dengan harga $ 0,00012 per token. Dalam waktu 15 menit, token BTT terjual habis, dengan total pemasukan sebesar $ 7,2 juta atau setara dengan Rp 100 miliar. Justin Sun (CEO dan Founder dari TRON -TRX) mengungkapkan bahwa pada final hari pertukarannya pada 28 Januari 2018, adanya 23,76 miliar token BTT diperdagangkan dalam periode waktu 13 menit.
3. Bitcoin akan Menjadi Metode Pembayaran Legal di New Hampshire pada Tahun 2020
Sumber Gambar: Altcoin Today
Pembuat undang-undang di negara bagian New Hampshire Amerika Serikat saat ini sedang menimbang-nimbang untuk melegalkan pembayaran biaya dan pajak dalam Bitcoin (BTC), dokumen yang awalnya diterbitkan pada 3 Januari 2019 balasannya terungkap. “RUU ini mewajibkan Bendahara Negara […] untuk membuatkan rencana implementasi supaya negara menerima cryptocurrency sebagai pembayaran pajak dan biaya mulai 1 Juli 2020,” tertulis dalam pengumuman tersebut.
4. WWF Manfaatkan Blockchain untuk Lacak Rantai Pasokan Makanan

Sumber Gambar: Medium
Pada 17 Januari 2018 World Wildlife Fund-Australia (WWF-Australia) sudah menginformasikan peluncuran sebuah tools pelacakan rantai pasokan makanan yang memakai teknologi blockchain. Hal ini memungkinkan bisnis dan pelanggan melacak sumber-sumber makanan. Platform ini, dijuluki OpenSC, yang ialah produk dari kemitraan antara WWF-Australia dan BCG Digital Ventures (BCGDV) – perusahaan venture capital dan lengan inkubasi global dari Boston Consulting Group yang berbasis di Amerika Serikat. Menurut sebuah posting di situs WWF, metode ini memungkinkan kedua bisnis untuk melacak produk yang mereka hasilkan, dan konsumen untuk menyaksikan asal-permintaan produk tersebut melalui “aba-aba rantai blok unik pada titik asal produk.”
Sumber mesti di isi