Mengenal 3 Project Decentralized Finance Indonesia

 


Decentralized Finance di Indonesia bukanlah sebuah inovasi yang bisa diabaikan begitu saja, alasannya mencerminkan pertumbuhan revolusi teknologi industri finansial di dunia. Dengan adanya teknologi blockchain, kini banyak hal yang sebelumnya tidak dimungkinkan, menjadi mampu dilakukan. Misalnya, melibatkan customer/user di dalam pengambilan keputusan.


Baca juga : Vexanium. Public Blockchain Indonesia


Decentralized Finance mempunyai banyak karakter dan keunikan yang tidak dimiliki oleh industri finansial tradisional, antara lain :



  • Non kustodial, tidak menyimpan data dan dana customer

  • Open source dan bisa dikembangkan lebih lanjut oleh programmer yang kepincut berkontribusi

  • Memiliki tubuh aturan foundation / yayasan

  • Melibatkan customer/user dalam pengambilan keputusan, misalnya mendapatkan anjuran pengembangan dari user dan user mampu memvoting proposal yang disetujuinya

  • Data transaksi transparan dan mampu diverifikasi oleh public


 



Naik 40x Lipat, Kenapa Decentralized Finance Indonesia bisa besar


Decentralized Finance di dunia dikala ini per 17 Februari 2020 berdasarkan data coinmarketcap mempunyai kapitalisasi pasar sebesar USD 65 B atau di kisaran 915 Triliun rupiah, sedangkan dana yang “ditabung” di DeFi yakni sebesar kisaran 40 B USD atau di kisaran 563 triliun rupiah, angka ini naik dari 1 B USD di tahun 2020, atau naik 40x lipat


tabungan DeFi


Kenaikan 40 x lipat dalam 1 tahun ini terang bukan angka sembarang pilih, walaupun sebenarnya mampu dibilang kenaikan ini karena salah satu kelebihan decentralized finance yang bisa memperlihatkan fitur yield farming atau liquidity mining, di mana user menerima token governance kalau memperlihatkan bantuan bagi platform DeFi.


Baca juga : Memahami disrupsi Decentralized Finance


 


Berikut ini argumentasi kenapa Decentralized Finance Indonesia mampu menjadi besar.


Decentralized Finance Membuat Customer Menjadi Pemenangnya


Decentralized Finance mempunyai kemiripan dalam hal desain dengan on demand app mirip Gojek, Grab yang melaksanakan crowdsourcing pada armada dan drivernya yang semula kepemilikan kendaraan berada di tangan perusahaan, menjadi bukan milik perusahaan dan memiliki dampak pada biaya yang harus ditanggung menjadi jauh lebih rendah.


Sedangkan Decentralized Finance (DeFi) melaksanakan crowdsourcing pada unsur apa saja ? governance atau pengambilan kebijakan, karyawan internal mirip teller, kepala cabang digantikan oleh nodes atau validator, saat ini di awal 2021 oleh beberapa project Decentralized Finance sedang dilaksanakan beberapa percobaan peminjaman crypto dengan jaminan real world asset.


 


decentralized finance Indonesia


Dengan meng-crowdsourcingkan banyak elemen, menciptakan project DeFi mampu mengembalikan margin yang semula sangat besar diambil oleh perusahaan finansial tradisional, kembali kepada customer atau user.


 


Kenapa kita perlu middleman di Indonesia?


Ya pasti akan datang saatnya nanti orang akan bertanya, jikalau bisa tanpa middleman, kenapa mesti bayar ke middleman ?


Di mancanegara sudah banyak orang-orang bankir, top level financial company yang beralih menciptakan project decentralized finance, alasannya adalah telah mengetahui bahwa kurun depan finansial yakni di keuangan desentralisasi.


Mirip dengan pungli-pungli yang dahulu marak di Indonesia dan dikerjakan oleh middleman, namun sekarang dengan kemajuan teknologi, para middleman ini akan menghadapi tantangan bahwa value yang mereka berikan harus semakin bertambah, bukan sekedar pungutan saja.


Middleman yang mempunyai value rendah kerap kali disebut dengan bisnis model rent seeking, apa itu rent seeking ?


Berikut ini definisi dari Investopedia :


Rent seeking yaitu rancangan dalam ekonomi di mana entitas menerima profit tanpa menawarkan donasi atau produktivitas yang resiprokal, atau benefit yang diberikan oleh entitas tsb tidak sebanding dengan ongkos yang dikeluarkan oleh konsumen. Dalam banyak hal, rent seeking bisa juga terkait korupsi dan lobi dalam penyaluran dana sosial dari pemerintah.


Contoh klasik dari Robert Shiller :


Juragan tanah yang memasang pagar pembatas di tanahnya, di mana terdepat anutan sungai mengalir, lalu membayar petugas untuk memungut pembayaran untuk siapapun yang lewat. si pemilik tanah tidak menciptakan perbaikan apapun pada sungainya dan dengan cuma memasang pagar, ia tidak membantu siapapun baik secara pribadi atau tidak pribadi, kecuali dirinya sendiri. Yang ia kerjakan adalah mencari cara untuk mencari duit dari sesuatu yang semestinya gratis untuk dipakai.


Baca juga : Apa itu Blockchain


Dengan adanya teknologi blockchain, yang yaitu teknologi peer to peer di mana transaksi tidak melewati middleman (atau middleman berganti bentuk dan fungsinya), ternyata memungkinkan ekspansi definisi dari rent-seeking ini  menjadi : Value yang diberikan terhadap user lebih rendah ketimbang service provider cost + fee


 


 


Berbagai Produk Decentralized Finance Indonesia


Ada beberapa project Decentralized Finance yang didirikan dan beroperasi di Indonesia. Ke tiganya diresmikan di atas platform blockchain Vexanium dan mampu diakses di decentralized wallet Vexwallet.


 


UNYDEX – Decentralized Exchange Indonesia


Unydex yakni salah satu project decentralized Finance di Indonesia dan dibangun di atas platform blockchain Vexanium.


Berbeda dengan centralized exchange yang bersifat kustodian (menyimpan data Anda dan menyimpan dana Anda), decentralized exchange bersifat peer to peer dan non kustodian – tidak menyimpan data Anda dan tidak menyimpan dana Anda.


DeFi Indonesia UNYdex


Sebagai salah satu jenis exchange yang bersifat decentralized, UNYdex membutuhkan order book dari pihak-pihak yang bertransaksi, jadi Anda tidak bisa membeli suatu token di harga 100, jika tidak ada counterparty yang memasarkan di harga 100.


 


VEXSWAP – DeFi Automated Market Maker (AMM)


Apa itu jenis DeFi Automated market makers ?


Automated Market Maker atau AMM adalah jenis dari Decentralized Exchange yang memakai formula matmatika untuk memilih harga token. Seperti exchange pada umumnya, AMM mempunyai berbagai macam trading pair, contohnya BTC/USD.


Tetapi di Automated Market Maker mirip Vexswap, tidak memiliki buy & sell order (orderbook), dan trader tidak perlu menemukan pihak lain yang hendak bertransaksi dengannya, namun smart contract bertindak selaku pembentuk harga dalam transaksi. Konsep ini juga ada di service quick swap seperti Shapeshift atau Changelly, namun bedanya cadangan dana yang biasanya disediakan oleh perusahaan, di AMM digantikan oleh liquidity pool yang memakai smart contract.


Decentralized Finance Indonesia - Vexswap


 


 


VYNDAO – DeFi Loan & Stablecoin


Stablecoin yang di backed oleh fiat biasanya bersifat sentralisasi dan tidak bisa diverfikasi proses issuingnya di blockchain, acap kali mempunyai problem transparansi, sehingga tidak sejalan dengan konsep utama blockchain yang transparan dan mampu diverifikasi.


Hal ini mendorong munculnya crypto-backed stablecoin yang bersifat terdesentralisasi, bersifat decentralized dan transparan atau bisa diverifikasi di blockchain.


Stablecoin yang dikenal di Indonesia yaitu USDV yang berupa crypto backed yang di peg nilainya ke USD, dan di backed oleh token crypto VEX dan bersifat decentralized, permissionless dan transparan. Untuk mendapatkan USDV Anda mampu memasang VEX Anda selaku kolateral di VynDAO.com


Vyndao DeFi Indonesia


 


Itu yaitu 3 project decentralized finance yang ada di Indonesia. Ketahuilah bahwa dunia finansial bukanlah sebuah industri yang berubah 10 tahun sekali. Disrupsi yang dibawa oleh industri gres decentralized finance Indonesia yakni sebuah disrupsi yang jarang terjadi dan menenteng pergantian fundamental yang tidak kecil.


 


 



Sumber mesti di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama