Mengenal Ungkapan Clicking Monkeys: Netizen “Monyet” Di Dunia Maya


detakhukum.com – Hoaks sepertinya telah jadi musuh paling besar bagi kita semua, lagian siapa sih yang gak pernah tergoda hoaks? Hoaks senantiasa dibentuk menarik dan bombastis. Alasanya, semoga gampang mendapatkan atensi dan dipercaya sebagai sebuah fakta.





Di Internet, ada orang-orang yang suka sekali menyebarluaskan gosip yang tidak jelas asal-usulnya, dan tanpa sadar turut menyebarluaskan hoaks itu sendiri lewat media umum. Mereka-mereka ini dijuluki selaku “Clicking Monkeys”. Siapa bantu-membantu “kera-kera” di dunia maya ini?





Apa itu Clicking Monkeys?





Istilah ini pertama kali dikenalkan oleh Mantan Pemred TEMPO, Daru Priyambodo lewat kolomnya pada tanggal 15 November 2013. Singkatnya, Clicking Monkeys ini yaitu julukan untuk:





Netizen yang suka menyebarluaskan (repost, retweet, reupload) sebuah gosip di sosial media tanpa membaca isi gosip terlebih dahulu, cuma membaca judul, atau tanpa cross-check kebenaran info tersebut.





Mereka ini diibaratkan mirip para simpanse yang saling melempar pisang, tapi tak tahu darimana pisang itu berasal. Sama halnya dengan netizen yang ‘melempar’ gosip, namun tak tahu dari mana info itu berasal.





Mereka berebut menjadi yang nomor satu, berebut jadi yang pertama mengembangkan berita/gosip. Tapi malas mencari tahu kebenaran info atau sekedar membaca seluruh isi gosip.





Semua orang mampu menjadi Clicking Monkeys.





Mulai dari netizen yang ingin terlihat paling update sehingga berbagi informasi tanpa mengecek kebenarannya apalagi dulu, Para wartawan pemalas yang tanpa rasa bersalah memungut isu dari sumber yang tak terang, bahkan tokoh public figure, tokoh penting hingga politisi mampu jadi “simpanse” di dunia maya.





Para clicking monkeys kebanyakan ialah orang-orang yang ‘lugu’ dalam berinternet. Mereka ialah orang yang gampang takjub dan gampang heran dengan sesuatu. Mereka akan share (repost, retweet) apapun yang menciptakan mereka terheran-heran. Seolah ingin seluruh dunia harus tahu apa yang mereka lihat.





Kebanyakan clicking monkeys tidak sadar bila mereka telah turut mengembangkan hoaks.



Sumber stt.ac.id

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama