Multiply Tutup Layanan, Apa Yang Sebenarnya Terjadi?

Di medio 2012 saya pernah berkunjung ke Gandaria City, kantornya Multiply dan menemukan energi yang hebat. Di ketika itu, aku berjumpa dengan Daniel Tumiwa, country director Multiply, yang dengan penuh semangat menceritakan betapa hebatnya pasar Indonesia. Saya dan sobat-sahabat begitu percaya, Multiply akan berkembang besar menjadi pemain online market yang disegani. Daniel, dengan gayanya yangkhas, menceritakan berbagai aktivitas below the line yang hendak dilaksanakan oleh Multiply. Intinya, kepindahan Multiply dari Amerika ke Indonesia akan menenteng dampak faktual bagi dunia online di Indonesia. Multiply membawa kurun depan ke negara ini dengan menjinjing pindah gerbong, full beserta isinya (baca:CEO).


bankrupt photo
Photo by kenteegardin

Kantor Multiply di Gandaria berada di Lantai 23. Pada dikala saya berkunjung, barangkali kantor tersebut gres 1-2 bulan dibuka. semua perlengkapan masih baru. Menyewa satu wing, kantor Multiply sungguh berasa luas dan megah. bab depan didesain sedemikian rupa sehingga memudahkan vendor Multiply saling bertemu dan menyapa.


Ternyata saya salah. Minggu kemudian, Multiply memberitahukan akan menutup layanannya pada mulai tanggal 6 Mei 2013. Bukan hanya multiply.co.id yang tutup, namun multiply.com di filipina pun akan berhenti usaha. CEO Multiply Stefan Magdalinski menjelaskan, selama setahun terakhir, perusahaan diberi tugas sangat berat untuk mengganti total versi bisnis dari jejaring sosial menjadi situs e-commerce. Diakui oleh Magdalinski, perusahaan tak berhasil melaksanakan pergantian itu.



Dengan sungguh menyesal, kami umumkan bahwa situs Multiply.co.id (dan Multiply.com) akan kami tutup per tanggal 6 Mei 2013 dan kami akan menghentikan semua aktivitas usaha kami per tanggal 31 Mei 2013.


Multiply.co.id akan mengerjakan aktivitas seperti wajar sampai tanggal 6 Mei 2013. Kami akan memanfaatkan sisa waktu selama bulan Mei 2013 untuk memastikan bahwa semua hal dalam proses jual beli sudah tertuntaskan dan seluruh penjual dan pembeli menerima haknya. Juga untuk memperlihatkan potensi terhadap para pedagang untuk memindahkan produknya ke situs e-commerce lain, menuntaskan seluruh aktivitas yang bekerjasama dengan pemasaran, pembayaran dan pengiriman barang, dan untuk meminimalisir gangguan kepada operasional para penjualnya.


Kami akan menjamin seluruh hak penjual dari hasil penjualan yang telah rampung dan telah dikirim ke pembeli. Kami akan terus melaksanakan pelunasan transaksi sepenuhnya dengan deadline terakhir 31 Mei 2013. Kami akan menutup kegiatan jual-beli lebih awal dari tanggal tersebut, yaitu tanggal 6 Mei 2013, untuk memastikan semua pemesanan mendapatkan waktu yang cukup untuk diproses oleh para pedagang .


Para penjual yang juga mungkin mempunyai akun Premium, kami persilakan menghubungi Customer Service dan kami pastikan akan mendapatkan kembali nilai nominal akun Premium yang belum habis era berlakunya, jika masih tersisa.



Saya belum pernah bertemu dengan Stefan. Tetapi paling tidak rekam jejak Daniel Tumiwa lumayan. Daniel terlibat dalam proses pembuatan MTV-Asia di Indonesia, Contestonly.com dan Soundbuzz.com daerah beliau memperkenalkan aneka macam Nada Dering, Manajemen Hak Digital kepada industri musik dan pasar. Daniel telah bergera di industri inovatif dengan waktu yang tidak sedikit. He has it all for Multiply. Jadi pertanyaannya yaitu : mengapa Multiply mampu jatuh sebelum bertempur?


Buat saya, argumentasi Stefan wacana : tidak akan berhasil menjinjing Multiply menjadi nomer satu di Indonesia adalah sama sekali gak masuk akal. Platform yang diusung Multiply jelas sekali berlawanan dengan Toko Bagus atau bahkan dengan Berniaga. Multiply memiliki competitive edge yang sangat anggun. Platform yang dipunyai mendahului kompetitor yang lain. Secara individu, Daniel juga bergerak aktif di Indonesia E-Commerce Associatioan (IDEA) sebagai Chairman, serta terus berupaya men-tackle kekurangan toko online di Indonesia – adalah dilema pembayaran dengan bekerja sama dengan berbagai platform pembayaran online di Indonesia. Bahkan di awal operasinya, Multiply melakukan pekerjaan sama dengan TIKI memperlihatkan ongkos kirim gratis bagi pembeli.


Berbagai keunggulan ini, ditambah dengan visi Daniel Tumiwa, pastinya tidak akan menciptakan Multiply gampang untuk dirobohkan. Dari persepsi aku, berikut hal-hal yang bisa mengakibatkan Multiply ‘betul-betul’ menutup layanannya :


1. Saya masih tidak mengerti mengapa Multiply mesti menutup layanan blognya. Secara strategis, akan menjadikannya menjadi fokus ke layanan e-commerce yang sedang dikembangkan, namun secara logis, ini justru akan melukai pengguna setia Multiply. Jangan juga dilupakan bahwa layanan blog ini yang mendorong traffic masuk dalam jumlah yang massif. Blunder ini harus dibayar mahal. Multiply menjadi pemain baru di industri e-commerce dan dikelilingi oleh pemain besar. Peran ini membuatnya menjadi kikuk dan canggung. Terutama ketika menyadari traffic dari toko online tidak sebanyak traffic yang masuk lewat blog. Multiply kehilangan ruhnya pada saat bahu-membahu bisa meraih keunggulan melalui layanan blog-nya.


2. Investasi awal Multiply masuk ke Indonesia tidaklah sedikit. Menyewa kantor di lingkungan elit dan di dukung oleh karyawan yang sangat banyak, khususnya di bagian custimer service, pastinya memerlukan modal yang tidak sedikit. Modal PMA yang masuk ke Indonesia tidak mampu langsung di gelontorkan begitu saja. Peran Daniel Tumiwa menjadi besar disini. Dia menjadi sosok sentral menjinjing masuk dana dari MIH Group (Naspers) ke Indonesia. Toko Bagus juga disokong oleh grup ini. Nah disini muncul urusan dikala konsep, idea dan fatwa strategis Daniel telah mulai tidak sejalan dengan korporasinya. Somehow saya berkeyakinan Daniel memiliki saham di Multiply. Pecah kongsi yaitu perkiraan yang sangat moderat. Daniel Tumiwa terlalu penting bagi Multiply. Saya juga melihatnya begitu. Sosok Stefan sebagai CEO masih terlalu hijau masuk ke Indonesia, Daniel-lah yang mengetahui pasar Indonesia. Saya mencium aroma perpecahan di keduanya.


3. Pasar online di Indonesia masih terlalu besar untuk dikuasai oleh korporasi toko online yang kini ada. Sekarang ini ketika yang tepat bantu-membantu untuk perusahaan besar masuk ke pasar online. Terus jelas saja, akan sungguh seram jika CT Corp (Chairul Tandjung) masuk ke pasar online. Setelah berbelanja lebih banyak didominasi Carrefour Indonesia (di dalamnya ada Grup Alfa), CT Corp bisa masuk ke retail online kapan saja dan mendominasi. Tapi ini belum terjadi. MIH Group yang menyokong Multiply, yang juga menyokong Toko Bagus bukan perusahaan asal-asalan. Saat ini, 70% pendapatan MIH berasal dari Afrika Selatan. Disana, grup ini mempunyai jaringan media yang sungguh kuat, tergolong layanan tivi berbayar, sampai dengan ISP. MIH mempunyai Naspers, Ibido dan bahkan mempunyai share di Nimbuzz. Posisi MIH masuk ke Indonesia lewat toko online sungguh strategis. Main businessnya memang internet. Tidak ada keraguan sedikitpun perihal kekurangan dana untuk mengoperasikan Multiply. Stefan Magdalinski adalah orang lama MIH dan Naspers. Ini yang membuat saya terheran-heran. Di belakang Multiply ada orang jago, forum finansial yang besar lengan berkuasa dan pasar online Indonesia yang growth abnormal-gilaan. Tidak mungkin ditutup cuma dikarenakan : tidak bisa bersaing menjadi nomer 1 di Indonesia. Crap!


Saya pribadi berpikir, Multiply berhutang kepada industri digital, khususnya online store di Indonesia sebuah penjelasan yang masuk logika. Rilis yang diantarkan ke banyak sekali media perihal penutupannya tidak bisa menerangkan apa yang terjadi. Secara psikologis, ini akan mempunyai pengaruh terhadap industri ini secara kemajuan transaksi online sedang mencuat tinggi. Bagaimana Multiply?



Sumber harus di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama