Off-Page Seo: Tentang Guest Post Dalam Suatu Guest Post


Percaya aku. Sesulit-sulitnya melalaikan sang mantan, masih lebih susah menerima backlink berkualitas mapan.


Sebab jikalau itu gampang dan anak PAUD pun mampu melakukannya, celakalah bagi Google untuk menilainya. Bayangkan sebuah ujian simpulan nasional dengan seluruh penerima yang telah punya kunci jawabannya, siapa yang akan jadi juara?


Sayangnya, Google tidak celaka. Kitalah yang punya bencana alam kalau tidak terpelajar menyeleksi . Fakta menyebutkan, ada daftar panjang dari jenis backlinks, bintang film utama sekaligus jantungnya optimasi off-page mesin pencari yang sudah dieliminasi dan kini tak lagi punya taji.


Beberapa yang tersisa, yang masih liat dan bahkan bertambah pontennya (baca : nilai) bagi algoritma pemeringkat hasil penelusuran justru datang dari versi yang klasik dan primitif.


Salah satunya: guest post.


Namun sebelum kita, aku dan Anda mengulas lebih jauh ihwal guest post yang jadi judul dari artikel ini, mari kita mundur sejenak untuk membicarakan tentang off-page SEO semoga lebih terperinci duduk perkaranya.


Apa itu Off-Page SEO?


Berkebalikan dengan on-page SEO yang berpusat pada konten serta lingkungan dalam website itu sendiri, off-page SEO yaitu lingkup yang berada di luar suatu website. Keduanya punya tugas penting dalam memengaruhi peringkat di laman hasil penelusuran atas suatu kata kunci a.k.a SERP atau search engine result page.


Off-Page SEO yang juga sering disebut selaku Off-Site SEO ialah sebuah teknik untuk memajukan posisi suatu situs web dengan mengandalkan aspek eksternal secara keseluruhan, tidak hanya terbatas pada backlinks semata.


Secara garis besar, ada 3 macam optimasi off-page yang dapat dikerjakan, yakni:



  • Link building

  • Social media marketing

  • Social bookmarking


Tapi pastinya, mirip yang kita tahu, Link building punya posisi yang istimewa.


Pada prinsipnya, sebuah situs web yang kerap ditautkan oleh website lain (baca : backlinks) dianggap punya konten yang berkualitas. Dalam buku The Book of SEO, saya menganalogikan peristiwa ini selaku daftar pustaka dalam suatu jurnal ilmiah.


Algoritma Google mampu membaca keterkaitan antar web serta konten menjadi semacam indikator yang secara pandai akan digunakan gotong royong metriks yang lain untuk menunjukkan skor tentang bagaimana konten pada sebuah situs web lebih penting dan berkaitan ketimbang yang lain.


Secara alami, backlinks yakni sesuatu yang diberikan dengan sukarela (atau dengan rasa senang) oleh pemilik web lain saat beliau menemukan sebuah konten yang dianggap berguna dan sesuai dengan keperluan yang mereka miliki. Dengan demikian, backlinks seharusnya akan tiba dengan sendirinya.


Masalahnya, teori diatas membentuk sebuah paradoks yang pada kesudahannya susah dimengerti logika.


The Paradox of Backlinks


Begini.


Ketika kita menciptakan sebuah konten yang baik, kita berharap konten tersebut dapat bermanfaat bagi orang yang membacanya. Lebih dibandingkan dengan itu, kita ingin supaya beliau dapat menjadi acuan bagi pemilik website lainnya.


Dari sinilah paradoks bermula:



  • Mayoritas pembaca blog pasti bukanlah pembuat konten terlebih pemilik website. Sepenting apa pun itu baginya, paling mentok mereka cuma akan melakukan share saja.

  • Apabila posisi konten kita berada di laman yang jauh, maka hanya ada kemungkinan kecil baginya untuk mendapatkan hadirin. Alih-alih menjadi materi referensi atau tautan website, dibaca saja bukan main senangnya.

  • Tapi taruhlah kita sedang mujur, contohnya keyword yang dibidik punya level kompetisi yang rendah atau Google sedang berbaik hati meletakannya di page one, maka bersusah payah untuk menerima backlinks berkualitas tinggi untuk konten tersebut tak lagi jadi hal yang relevan. Toh dia telah ada di kawasan yang kita inginkan.


Paradoks.


Pertanyaan yang lalu muncul, lalu bagaimana kalau kata kunci yang disasar punya tingkat kompetisi yang tinggi dan posisi website kita berada nun jauh di belakang, sementara kita yakin dengan konten yang kita miliki tak lebih jelek dari yang berada di laman pertama hasil penelusuran?


Jawabannya adalah suatu pertanyaan balik yang sederhana: mengapa tidak kita saja yang jemput bola?


Guest Post


Diantara sekian banyak jenis backlinks yang bisa kita peroleh, Guest Post yakni salah satu yang paling disarankan. Saking pentingnya jenis yang satu ini bahkan berubah menjadi jadi berbagai versi link building yang dimirip-miripkan dengannya. Sebut saja dummy blog dan PBN.


Tapi mari kita fokus membahas tentang Guest Post bergotong-royong, yakni yang berpijak pada established website atau blog milik orang lain yang sudah dibentuk cukup lama dan punya basis pengunjung (baca: traffic).


Untuk jenis yang satu ini, apabila dilakukan secara tepat, dengan konten yang unik dan menawan pada situs web yang tepat dan berkaitan, maka imbas positifnya akan bertahan untuk jangka panjang.


Mike Grehan, seorang search engine guru bahkan menyampaikan bila melaksanakan Guest posting di website lain 5 kali lebih berharga daripada membuat konten gres di situs milik Anda sendiri.


Dan kabar baiknya, Anda tak perlu jauh-jauh untuk melihat bagaimana sebuah Guest Posting melakukan pekerjaan .


Artikel ini yaitu contoh terbaik dari Guest Post.


Terjawab sudah maksud dari judul “perihal guest post dalam sebuah guest post”, bukan?


Nah, jikalau Guest Post adalah produk yang dihasilkan, maka aktivitasnya disebut selaku Guest Posting yakni sebuah aktivitas dimana kita menulis dan mempublikasikan goresan pena tersebut di situs milik orang lain.


Sebagai “imbalan”, sang pemilik web akan membiarkan Anda untuk meletakkan 1, 2 atau 3 tautan dalam tulisan tersebut (baca: backlinks).


Selain beroleh backlinks yang penting untuk optimasi mesin penelusuran, Guest posting juga punya fungsi lain yang tak kalah powerful, diantaranya:



  1. Anda berkesempatan untuk eksklusif mendapatkan basis pembaca yang sudah terbentuk sebelumnya di web lain sembari memperkenalkan brand Anda: Authority.

  2. Anda juga sekaligus dapat membangun hubungan dengan pemilik situs web lainnya: Networking.


5 Langkah Guest Posting


Jika sekarang Anda membaca tulisan ini di Bixbux, berarti Mas Wientor telah menyepakati tulisan aku sebagai artikel tamu untuk diangkut.


Dan inilah yang saya lakukan:



  1. Melihat info ihwal Guest Post di Bixbux.

  2. Mencari pandangan baru goresan pena yang tepat dengan Bixbux.

  3. Menulis postingan sebaik mungkin sesuai dengan tolok ukur yang diminta.

  4. Mengontak Mas Wientor untuk mengirimkan postingan yang telah jadi.

  5. Selesai.


Sudah barang niscaya, Anda juga mampu melaksanakan persis sama dengan apa yang aku kerjakan.


Sial tentu bagi Anda yang suka mencari cara yang sulit demi argumentasi menunda alasannya bahu-membahu cuma itulah satu-satunya cara untuk melakukannya.


Supaya lebih jelas, mari kita breakdown point-point diatas:



1. Informasi tentang Guest Post


Ada suatu aturan wacana guest post yang mesti selalu Anda yakini: untuk niche apa pun dan bahasa apa pun yang diharapkan, potensi untuk melakukan guest posting senantiasa tersedia.


Anda mampu menemukannya melalui beberapa cara:



  • Melakukan blog walking pada blog dengan niche yang Anda harapkan.

  • Mencarinya di Google dengan mengetikkan : Kata kunci Anda “guest post” atau “Kata kunci Anda “guest blogger” atau “penulis tamu” atau “menulis untuk kami” atau “Kirim artikel’ dan berbagai kombinasi lainnya.

  • Memanfaatkan komunitas guest posting seperti myblogguest.com (gratis), blogdash.com (berbayar) dan lain sebagainya.


Di jagat maya, ada terlalu banyak acuan tentang Guest Posting yang mampu Anda dapatkan. Anda tidak perlu pintar-pintar amat untuk mencari aneka macam kiat dan trik serta update gosip mengenai Guest Posting.


2. Ide yang tepat


Pendekatan yang mampu dikerjakan untuk menggali ide suatu Guest post bisa tiba dari mana saja. Namun kalau Anda ingin mencari yang paling gampang, maka itu adalah dengan membaca postingan yang diantarkan oleh penulis tamu yang lain. Biasanya, terdapat klasifikasi atau keterangan khusus untuk postingan yang ditulis oleh guest blogger.


Darinya, kita dapat mengecap selera empunya blog sekaligus menyaksikan pribadi postingan seperti apa yang diangkut, kemudian mencocokkannya dengan apa yang hendak kita buat.


3. Artikel yang bagus


Ada 3 alasan utama mengapa sebuah website membuka kesempatan guest post: (1) mendapatkan konten berkualitas secara gratis, (2) networking, (3) memperkaya perspektif pada konten blog dari penulis lain.


Ini bermakna, tidak ada kompromi untuk menghadirkan hanya konten yang fresh, unik, orisinil dan berisi.


No copas, no spun dan no spin content sebab itu cuma akan menghabiskan waktu Anda.


Terakhir, jangan lupa untuk menyanggupi tolok ukur yang diminta oleh pemilik blog, baik itu topik, sekurang-kurangnyajumlah kata dan tetek bengek lain yang teknikal sifatnya.


4. Kontak


Jika ada satu diam-diam yang ingin Anda pahami ihwal pemilik website (khususnya blogger) maka itu ialah: bahwa setiap mereka selalu menawarkan ruang untuk mampu dihubungi dan memberikan perhatian untuk setiap feedback yang masuk dari para hadirin.


Dan asal tahu saja, aku beritahu jikalau feedback merupakan salah satu sumber vitamin bagi blogger untuk tetap menulis dan mendatangkan konten yang manis.


Bukankah goresan pena gres punya nyawa dikala dibaca?


Maka jangan sungkan untuk menelepon para pemilik blog lewat jalur yang ditawarkan (biasanya email) dikala Anda siap untuk mengirimkan naskah tamu yang mereka kehendaki.


Namun demikian, bila Anda sudah 100% yakin dengan konten yang Anda buat, kemudian melaksanakan kontak dengan sopan dan bersahaja namun tak juga menerima tanggapan, jangan lekas berkecil hati.


Ada 2 kemungkinan untuk itu: (1) blog tersebut bukan yang Anda cari atau (2) pemiliknya sedang sibuk atau gegabah membalas pesan Anda.


Dan beginilah cara menghadapinya: (1) Anda bisa mengirimkan naskah ke blog lain atau (2) Anda mencobanya kembali di lain waktu.


Bagaimana pun juga, Guest Post yaitu salah satu investasi offpage SEO terbaik yang mampu Anda lakukan. Pada awalnya, mungkin akan tampaksulit, begitu repot dan memakan banyak waktu. Tapi yakinlah itu tidak ada apa-apanya bila daripada apa yang hendak Anda peroleh sampai bertahun ke depan.


Kesimpulan


Dalam dunia SEO, Guest posting bukanlah suatu mitos terlebih sekedar gimmick yang berkembang diantara para pelakunya. Ia sungguh ada dan sungguh kasatmata. Sekian tahu aku melakukannya. Sekian tahu aku menikmati akibatnya. Period.


Dan aku tahu saya tak sendiri, alasannya ada aneka macam blogger dan pemilik situs web yang menerima keuntungan dari acara ini.


Mereka yang rugi yaitu yang sehabis membaca tulisan ini, mengetahuinya, menginginkannya tetapi tak melakukan apa-apa.


Mudah-mudahan itu bukan Anda.


Semoga bermanfaat,

RA



Sumber mesti di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama