Sebagai orang Indonesia, kalau kita mendengar kata “cryptocurency exchange”, mungkin yang terlintas di anggapan kita ialah “Indodax”, “Rekeningku”, “Binance” atau mungkin cryptocurrency exchange terkenal yang lain di luar sana. Tahukah anda bahwa tiga exchange yang saya sebutkan sebelumnya adalah exchange yang sifatnya tersentralisasi?
Di postingan kali ini kita akan mengenali lebih dalam mengenai perbedaan centralized exchange dan decentralized exchange . Hal ini dikarenakan mungkin yang selama ini kita ketahui dan gunakan cuma satu jenis cryptocurrency exchange, padahal ada jenis lain yang mungkin mampu menjadi solusi yang tepat dengan kebutuhan kita.
Mari kita bahas perbedaan dari centralized exchange dan decentralized exchange, sekaligus membahas keunggulan dan kekurangan dari dua jenis cryptocurrency exchange ini.
Daftar Isi
Centralized Exchange (CEX)
Centralized exchange mungkin ialah jenis cryptocurrency exchange yang paling terkenal dan paling banyak dikenali oleh hampir siapa saja yang telah menggeluti lebih dalam ke dunia cryptocurrency. Centralized exchange ialah platform pertukaran/perdagangan cryptocurrency yang dikontrol oleh sebuah perusahaan organisasi sentra untuk menunjukkan sebuah tempat konferensi orang-orang yang ingin saling menukarkan cryptocurrency-nya.
Biasanya centralized exchange menawarkan pertukaran mata uang kripto dari mata duit fiat-cryptocurrency atau cryptocurrency-cryptocurrency. Sesuai dengan namanya “centralized” yang berarti ada perusahaan organisasi sentra yang bertindak sebagai orang ketiga untuk menyimpan aset pengguna, mengatur aturan pertukaran, dan mengenakan ongkos pertukaran..
Contoh: Indodax, Binance, OKEx
Kelebihan
- Volume jual beli lebih tinggi ketimbang DEX
- Likuiditas tinggi
- Perdagangan Fiat-cryptocurrency
- Fungsionalitas tinggi
Kekurangan
- Lebih rentan kepada peretasan daripada DEX
- Di bawah peraturan pemerintah (dapat ditutup)
- Diatur secara terpusat
- Kemungkinan scam dari pihak ketiga
Decentralized Exchange (DEX)
Sementara itu decentralized exchange merupakan evolusi dari centralized exchange yang telah sepenuhnya mengusung rancangan dari blockchain, yaitu desentralisasi. Jenis exchange ini tidak bergantung pada perusahaan atau layanan untuk mengendalikan aset para pengguna. Sebaliknya, jual beli atau transaksi dikendalikan oleh proses otomatis yang dilaksanakan dengan kesepakatan pintar (smart contract). Perdagangan ini dibilang sebagai peer-to-peer atau pengguna-pengguna.
Menggunakan teknologi blockchain, pertukaran desentralisasi dibangun untuk memutuskan ada cara kondusif untuk melakukan pertukaran cryptocurrency tanpa diperlukannya dukungan pihak ketiga. Pada dasarnya platform bertindak selaku layanan yang menghubungkan pesanan perdagangan satu sama lain untuk melayani pelanggan yang ingin bertukar cryptocurrency (koin maupun token).
Contoh: Poloni Dex (TRON), Newdex (EOS dan TRON), Switcheo Network (Ethereum, NEO, dan EOS)
Kelebihan
- Keamanan tinggi dari peretasan (node terdistribusi)
- Tidak mampu ditutup oleh pemerintah (sifat desentralisasi)
- Tidak ada perusahaan organisasi sentra
- Tidak ada penipuan dari pihak ketiga mana pun
Kekurangan
- Volume perdagangan lebih rendah daripada CEX
- Tidak memiliki likuiditas tinggi
- Saat ini hanya memperlihatkan perdagangan crypto-crypto
- Fungsionalitas terbatas
Kesimpulan
Jadi kesimpulannya yaitu walaupun memiliki fungsi yang serupa, ialah untuk pertukaran cryptocurrency, kedua jenis cryptocurrency exchange ini memiki perbedaan yang sangat signifikan. Setelah melihat perbedaan centralized exchange dan decentralized exchange, serta kelebihan dan kelemahan dari keduanya, maka kita mampu mengenali exchange mana yang ingin kita gunakan.
Sumber mesti di isi