Review & Sinopsis Film Resident Evil: Apocalypse (2004)


Sejak tahun 90-an, berbagai rumah produksi film berlomba mengangkat kisah unik menurut video game. Salah satu yang sukses membuahkan franchise film dari video game ialah Resident Evil. Game ini telah menelurkan 6 buah film sejak tahun 2002 dan selsai di tahun 2016.



Premisnya pun kurang lebih sama dengan gamenya, menceritakan zombie apocalypse di Kota Raccoon. Salah satu hal yang menarik dari film sebelumnya, Resident Evil: Apocalypse ini mempunyai latar belakang cerita sampai sisi tata rias yang diusung hampir akurat seperti pada game-nya. Untuk. Lebih lengkapnya, cek sinopsis dan ulasannya!



Sinopsis



Sinopsis



  • Tanggal Rilis: 10 September 2004 (USA)

  • Pemain: Milla Jovovich, Sienna Guillory, Jared Harris, Oded Fehr

  • Genre: Action, Horror, Sci-Fi

  • Sutradara: Alexander Witt

  • Penulis: Paul W. S. Anderson

  • Produser: Paul W. S. Anderson, Jeremy Bolt, Don Carmody



Sebelumnya di Resident Evil: Genesis, diceritakan jikalau Alice, perempuan amnesia yang harus bareng dengan tim Umbrella Corps menilik fasilitas ruang bawah tanah yang ternyata merupakan sarang zombie balasan tersebarnya T-virus. Kini Alice terbangun di Kota Raccoon dalam keadaan sudah hancur akhir dari zombie apocalypse.



Semuanya berawal dari pihak Umbrella Corps – di bawah kepemimpinan Jendral Cain yang membuka kembali kanal The Hive yang sempat ditutup balasan lepasnya T-virus dan mengontaminasi area tersebut. Namun siapa sangka jika ternyata T-virus sudah menjangkiti seluruh isi The Hive dan berkeliaran menginfeksi seisi Kota Raccoon.



Karena insiden tersebut, beberapa orang penting Umbrella Corps pun diungsikan, termasuk juga Charles Ashford beserta putrinya – Angie Ashford. Sayangnya, dikala Angie mesti diungsikan oleh pihak Umbrella, mobil yang membawanya mengalami kecelakaan. Angie yang selamat pun akhirnya mesti menyelamatkan diri dengan bersembunyi di sekolahnya.



Kondisi kota sudah terporak-porandakan oleh zombie, Alice bersama Jendral Cain kembali ke Kota Raccoon. Saat malam menjelang, seluruh penduduk berupaya untuk meninggalkan kota, sayangnya beberapa rombongan orang sudah terinfeksi dan Jenderal Cain memutuskan untuk menutup seluruh saluran kota.



Di insiden yang serupa, Jill Valentine bareng dengan Sersan Peyton pun berjumpa reporter – Terri Morales, di mana mereka pun mengungsi sementara di Gereja kota. Ketiganya pun bertemu beberapa monster yang disebut dengan Licker Beta, yang pada hasilnya pun dihabisi oleh Alice yang mengunjungi gereja tersebut.



Pertempuran dengan zombie dan monster belum usai, L.J yang serupa-sama sedang menjajal untuk bertahan hidup bertemu dengan anggota S.T.A.R.S. Jenderal Cain pun terlihat sedang mencoba mengaktifkan proyek miliknya yang lain, Nemesis – yang sebelumnya adalah Matt Addison. Setelah Nemesis aktif, monster ini menghabisi anggota S.TA.R.S kecuali L.J.



Di lain pihak, ada Carlos Oliviera dan Nicholai Ginovaef yang sudah ditugasi oleh Charles Ashford untuk mencari dan menyelamatkan anaknya – Angie Ashford. Sementara itu, Alice dan Jill pun ditugasi serupa dengan imbalan dipermudah untuk keluar dari Kota Raccoon sebelum dimusnahkan dengan bom nuklir.



Perjalanan Alice dan Jill tentu tidak mulus, dikala berada di jalan menuju kawasan penelusuran Angie, mereka dihadang dengan Nemesis yang lebih dahulu menghabisi Peyton. Di sinilah bumbu romansa muncul – Alice masih menyimpan memori akan Matt Addison saat di prequel, meskipun telah dalam wujud Nemesis. Saat Alice tempur dengan Nemesis, Jill CS pun melarikan diri.



Sesaat hingga di Sekolah Angie, Jill CS berpapasan dengan Carlos Oliviera dan Nicholai Ginovaef – mereka berjumpa untuk misi yang sama, ialah menyelamatkan putri Charles Ashford. Saat berada di sekolah, Angie memang didapatkan, naas Nicholai tewas lebih dulu sebab Anjing Mutan dan Nicholai sempat menitah Jill dan Angie secepatnya lari dari tempat tersebut.



Jill dan Angie pun melarikan diri dan mendapati Alice berada di sekolah tersebut dan mereka bertiga berusaha untuk meledakkan sekolah tersebut. Mereka pun bertemu dengan yang lain untuk memulangkan Angie kepada Charles Ashford dan meninggalkan Kota Raccoon. Sesaat di perjalanan, Alice membongkar bahwa wabah ini terjadi alasannya ulah Umbrella Corps.



Setelah apa yang diungkapkan Alice, ternyata seluruh kesemrawutan ini semua berawal dari Umbrella Corps – yang menunjukkan keamanan mereka semua dari wabah yang kadung merusak kota. Apakah mungkin mereka lolos dari Kota Mati ini?



Mengobati Euphoria Penggemar dengan Penampilan Karakter yang Akurat



Mengobati Euphoria Penggemar dengan Penampilan Karakter yang Akurat


Karakter utama dari Resident Evil ini bekerjsama memang aksara Alice sendiri. Saat kemunculan Resident Evil di permulaan, penggemar game nya mungkin akan bertanya-tanya, siapa aksara-karakter yang timbul ini – termasuk huruf Alice sendiri.



Namun untuk sekuel dari Resident Evil (2002) terbilang cukup mengobati euphoria penggemar. Bisa dibilang, apa hasilnya Resident Evil tanpa Jill Valentine dan Carlos Oliviera? Di sinilah pernyataan tersebut diwujudkan, terlebih penampilan kedua karakter ini sungguh akurat dengan penampilannya di game.



Walaupun memang, abjad Resident Evil tidak sebatas Jill dan Carlos, franchise ini kelihatannya memang menelurkan karakter-abjad gamenya bertahap. Sehingga untuk melihat seluruh karakternya tidak cukup dengan menonton satu filmnya saja.



Nicholai Ginovaef pun bantu-membantu ialah abjad yang cukup mencolok di game, sayangnya kemunculannya di film ini terbilang cukup singkat – bahkan totalnya bisa dalam hitungan menit. Belum lagi, kemunculannya mampu dibilang minor, sehingga huruf inti dari game ini cuma sebagai “pajangan” di film.



Sementara itu, aksara ikonik yang risikonya ditampilkan di film ini yakni kehadiran Nemesis – tak lain tak bukan yakni abjad yang bisa dibilang archenemy dari Resident Evil. Akurasi penampilan dari Nemesis di film ini sangat membuat puas, nyaris mirip karakter di game dan disulap menjadi wujud aktual.



Akurasi yang dipraktekkan Paul W. S. Anderson di film ini tidak cuma sebatas kostum setiap aktornya. Anderson pun menerapkan aspek lainnya yang beliau ambil dari Resident Evil 2: Nemesis, mulai dari nama lokasi, property, hingga akurasi perspektif kamera yang diterapkan pun sebisa mungkin mirip game tahun 1998 ini.



Alice, Kunci Utama Segala Masalah



Alice, Kunci Utama Segala Masalah


Jika ditinjau lagi, mungkin kisah Resident Evil: Apocalypse ini mengacu pada jalan kisah game lawasnya, Resident Evil: Nemesis. Memang tepat sekali menelurkan aksara Jill Valentine, Carlos Oliviera, dan Nicholai Ginovaef untuk melangkapi alur cerita ini. Namun, sayangnya jikalau mengharapkan ceritanya akan terasa mirip game, rasanya jauh dari keinginan.



Jika di game, sah-sah saja jika menginginkan Jil dan Carlos menjadi hero di situasi apocalypse mirip ini. Namun sayangnya, di film ini takaran dari huruf ikonik Resident Evil terbilang hanya sebatas suplemen – bahkan Nicholai pun yang merupakan huruf orisinil dari franchise game ini cuma sebatas abjad selewat.



Bisa terlihat dari setiap problem yang muncul di sepanjang dongeng, setiap huruf tidak bisa mengurusi masalahnya sendiri jikalau tidak ada Alice. Maka sayang sekali kalau huruf ikonik Resident Evil sendiri cuma untuk melengkapi agresi Alice – bahkan mereka tidak bisa andil dalam peperangan akbar melawan Nemesis.



Jadi mampu dibilang huruf Alice ini selain terlalu dominan, huruf Alice ini pun terbilang overpower sehingga menutup karakter lain untuk andil dalam adegan-adegan penting. Apalagi dalam perkara ini, karakter yang disinggung yaitu karakter ikonik yang benar-benar ada di dalam game-nya.



Digarap oleh Ahlinya Film Adaptasi dari Game



Digarap oleh Ahlinya Film Adaptasi dari Game


Istimewanya dari franchise film Resident Evil sendiri dikarenakan digarap pribadi oleh sutradara yang memang mempunyai spesialisasi film pembiasaan game dan fiksi ilmiah – Paul W. S. Anderson.



Sebelumnya, Anderson sudah berhasil menggarap film adaptasi game pertamanya – Mortal Kombat pada tahun 1995. Bahkan keberhasilan dari film pembiasaan game pertamanya ini diapresiasi tiada habisnya hingga pada tahun 2011, Warner Bros merilis abjad versi Anderson sebagai skin pack di Mortal Kombat 11.



Kesuksesan Anderson dari Mortal Kombat pun menggiringnya untuk membuat sederet franchise dari Resident Evil. Walaupun di Resident Evil: Apocalypse ini Anderson tidak seratus persen turun dalam proses bikinan, namun visi yang ingin diraih dari film ini benar-benar sesuai dengan visual Anderson – yaitu tidak meninggalkan esensi yang ada di game.



Alexander Witt selaku sutradara dari Resident Evil: Apocalypse sukses menggarap film ini sesuai dengan visi Paul W. S. Anderson dan menyambungkannya dengan visi di film sebelumnya. Selain itu, Resident Evil: Apocalypse ini sukses memanjakan penggemar dengan menghadirkan huruf ikoniknya ke ‘dunia konkret’.



Bagi penggemar film yang jauh dari dunia game Resident Evil, mungkin film ini akan jauh dari ekspektasi entah sisi dongeng dan pembagian karakternya. Namun, bagi penggemar Resident Evil – terlebih yang berkembang besar bareng game pasti dimanjakan secara visual. Kaprikornus, bagaimana? apakah film ini sukses memuaskan hati? Coba share di kolom komentar ya!



Sumber spurs.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama