Review & Sinopsis Film Resident Evil: Degeneration (2008)


Film ini ialah seri animasi CGI pertama dalam franchise Resident Evil milik Capcom. Resident Evil: Degeneration sendiri dibuat oleh Capcom, yang bekerjasama dengan Sony Pictures Entertainment Jepang sebagai agen filmnya. Film animasi dari game survival horor terkenal ini tayang perdana di Tokyo Game Show pada tahun 2008, dan rilis secara teatrikal di tanggal 17 Oktober 2008.



Resident Evil: Degeneration pastinya memiliki perbedaan dengan franchise live-action Resident Evil, yang digarap oleh sutradara Paul W. S. Anderson. Film animasi ini masih berada dalam semesta yang serupa dengan serial video game aslinya, dan alur ceritanya pun saling berkaitan satu sama lain. Film ini juga mendatangkan karakter utama di game Resident Evil 2, yaitu Leon S. Kennedy dan Claire Redfield.



Sinopsis






  • Tahun Rilis: 2008

  • Genre: Animation, Horror, Action

  • Rumah Produksi: Digital Frontier

  • Sutradara: Makoto Kamiya

  • Pengisi Suara : Paul Mercier, Alyson Court, Laura Bailey, Roger Craig Smith



Pada tahun 2005, wabah serangan T- Virus, yang bisa mengganti insan menjadi zombie, menyerang Bandara Harvardville di Amerika Serikat. Di bandara tersebut, seorang pencetus dari organisasi TerraSave, Claire Redfield, serta gadis kecil bernama Rani terjebak bersama dengan Senator Ron Davis diantara kesemrawutan yang sedang terjadi.



Mereka berikutnya bersembunyi di ruangan VIP Bandara Harvardville untuk menyingkir dari serangan zombie. Pada malam harinya, bandara sudah dikunci oleh Tim Respon Khusus (SRT) dan Angkatan Darat Amerika Serikat sekaligus membantu untuk mengevakuasi orang-orang yang masih selamat.



Dua petugas dari SRT, Angela Miller dan Greg Glenn, bergabung dengan agen federal, Leon S. Kennedy, untuk menyelamatkan Claire dan yang lainnya. Claire, Rani, dan Senator Ron Davis kesudahannya mampu diselamatkan, tetapi mereka terpaksa meninggalkan Greg yang terinfeksi menjadi zombie.



Deretan truk dari perusahaan farmasi WilPharma kemudian datang di Bandara Harvardville untuk memperlihatkan vaksin T-virus yang mereka buat. Akan namun, semua truk yang telah datang meledak secara misterius.  Leon lalu mengungkapkan kepada Claire, dan Angela bahwa seorang teroris mengancam akan melepaskan T-virus di seluruh wilayah Amerika.





Claire lalu menemani Kepala Peneliti dari WilPharma, Frederic Downing, ke akomodasi penelitian mereka. Di kawasan tersebut, Downing mengungkapkan rencananya kepada Claire bahwa dia sedang membuat vaksin G-Virus berikutnya. Claire marah akan planning itu alasannya akan menjadikan bahaya besar mirip yang pernah ia alami bersama dengan Leon di Raccoon City pada tahun1998 kemudian.



Downing yang bersikeras dengan rencananya itu meninggalkan Claire di kantornya seorang diri. Claire kemudian menginformasikan Leon tentang apa yang direncanakan oleh Downing. Keduanya kesannya mengenali jika nama teroris tersebut ialah Curtis Miller, kakak dari Angela Miller sekaligus mantan ilmuwan dari WilPharma.



Fasilitas WilPharma kemudian mengeluarkan bunyi peringatan kalau ada bom waktu yang sudah diaktifkan. Claire secara singkat menyaksikan sesosok laki-laki bernama Curtis berada di gedung WilPharma untuk merencanakan bom. Sementara itu, Leon dan Angela tiba sempurna waktu di sana, dan bertemu dengan Claire. Di sisi lain, Angela menemukan Curtis, yang sekarang bermetamorfosis monster setelah menyuntikan dirinya dengan G-Virus.



Alur Cerita Praktis Ditebak





Resident Evil: Degeneration mengambil latar waktu diantara insiden game Resident Evil 4 dan Resident Evil 5. Film animasi ini kembali menghadirkan duet ikonik Leon S. Kennedy, dan Claire Redfield, sesudah bertahun-tahun selamat dari peristiwa menyeramkan di Raccoon City tahun 1998. Di film ini, keduanya berjumpa dalam kondisi yang jauh lebih terlatih dibandingkan dengan pertemuan pertama mereka pada tahun itu.



Kedua karakter tersebut kemudian diperankan oleh Paul Mercier dan Alyson Court sebagai pengisi suaranya. Mercier juga sebelumnya adalah pengisi bunyi Leon di game Resident Evil 4, dan di film ini ia kembali mampu mengeluarkan karakter vokalnya yang khas, dan sangat cocok untuk dipraktekkan ke dalam sosok Leon S. Kennedy.



Film ini bantu-membantu memiliki plot yang cukup mempesona, dimana Leon sekarang menjadi distributor federal Amerika Serikat setelah pengalamannya sebagai polisi di Kota Raccoon saat wabah T-Virus merebak, sedangkan Claire bergabung di organisasi kemanusian berjulukan TerraSave. Keduanya kemudian mesti bernostalgia kembali untuk mengungkapkan zombie outbreak yang melanda Bandara Harvardville.



Meski terdengar sangat menarik untuk diikuti jalan ceritanya, namun plotnya sendiri relatif mampu diprediksi dengan mudah, khususnya jika kalian penggemar setia franchise game Resident Evil. Resident Evil: Degeneration pun lebih cenderung menjadi film animasi bergaya action-horror, berbeda dengan seri klasik Resident Evil, yang sedari permulaan mengusung tema survival horror dengan atmosfer menakutkan.



Selama 1 jam 37 menit, film animasi ini sangat menghibur, walaupun alurnya melambat, dan condong mondar-mandir saat berada di babak pertengahan film. Tapi setidaknya, agresi pertarungan yang terjadi diantara Leon ketika melawan Curtis, yang telah menjadi monster Tyrant, ialah salah satu adegan paling berkesan selama Resident Evil: Degeneration berlangsung.



Visual CGI yang Terlalu Kaku





Skor asli atau musik orisinal untuk film animasi ini disusun oleh Tetsuya Takahashi. Walaupun bukan sesuatu yang istimewa, tetapi setidaknya latar belakang musik yang disajikan seolah menenteng kita seakan sedang memainkan video game Resident Evil itu sendiri. Skor musik dalam film Resident Evil: Degeneration juga menjadi penambah keseruan dikala kita menikmati keseluruhan jalan ceritanya.



Di bagian yang lain, Resident Evil: Degeneration mempunyai mutu animasi CGI yang tidak terlalu jelek untuk dilihat. Namun entah kenapa, ada beberapa gerakan huruf dan verbal wajah yang terlihat sungguh kaku, khususnya Leon yang kurang ekspresif sama sekali. Saat pertama kali beliau muncul, Leon mirip robot mulai dari gerakan, dan mimik mukanya. Semuanya terlihat aneh, dan sungguh kurang menawan sama sekali.



Resident Evil: Degeneration sepertinya berupaya menampilkan visual CGI utuh, yang bertujuan untuk memberikan kesan yang lebih realitstis. Sebagai suatu konsep animasi hal itu adalah langkah yang manis, namun ada beberapa eksekusinya yang kurang mulus, dan tak jarang malah menghidangkan beragam mulut yang tidak cantik dan kaku.



Jika daripada film animasi Final Fantasy: The Spirits Within (2001), dan Final Fantasy VII: Advent Children (2005), Resident Evil: Degeneration masih belum sehebat dari kedua film tersebut untuk duduk perkara visual animasinya. Tapi apapun itu, film ini tetaplah menarik dengan premis ceritanya, dan kita bisa menyaksikan lebih jauh lagi perjalanan Leon dan Claire selaku salah satu huruf ikonik dalam semeseta Resident Evil.



Franchise Resident Evil Semakin Luas





Bagi para veteran game Resident Evil, mungkin sudah menyadari kalau enam film live-action Resident Evil, yang digarap oleh Paul W. S. Anderson, telah melenceng dari dongeng originalnya. Reaksi negatif dari para penggemar pun memang cukup beragam menyikapi film adaptasi itu, meski tidak mampu dibantah keseluruhan film live-action tersebut tetap mendapatkan pendapatan box office yang lumayan tinggi.



Hadirnya Resident Evil: Degeneration di tahun 2008 silam ini, sedikit menciptakan para penggemar lebih lega alasannya mendapatkan fitur pembiasaan, yang jauh lebih membumi dan berada dalam semesta utama game Resident Evil. Walaupun visual animasi film ini masih belum tepat, namun apa yang disajikan oleh Capcom, dan Sony Jepang bisa menghibur para penggemar, yang kecewa dengan film live-action Resident Evil sebelumnya.



Resident Evil: Degeneration dirasa bukan hanya sebagai film pelipur lara bagi para penggemarnya. Film ini telah membuka dunia gres Resident Evil, yang mampu dirasakan lewat cara lain, tanpa mesti memainkan gamenya. Franchise Resident Evil memang sudah berkembang dari tahun ke tahun, dan menciptakan projek film animasi mirip ini ialah langkah yang dirasa sungguh tepat.



Selain sebagai fitur film animasi, Resident Evil: Degeneration dan dua sekuel berikutnya pun menjadi jembatan dongeng untuk menghubungkan kepada game Resident Evil terbaru, yang nantinya akan dirilis oleh Capcom. Saat ini, semesta Resident Evil makin luas, dan ceritanya juga meningkat tidak cuma menceritakan wabah zombie dan makhluk-makhluk eksperimen saja, tetapi ada konspirasi politik, hingga kalangan asosiasi belakang layar.



Lalu, Resident Evil: Degeneration yaitu film animasi yang wajib masuk dalam daftar tontonan, bagi kalian yang ingin mengikuti semesta Resident Evil secara keseluruhan. Lewat film ini, kalian setidaknya mampu terhubung dengan game Resident Evil 4, dan 5, serta dua film animasi selanjutnya ialah, Resident Evil: Damnation, dan Vendetta.







Resident Evil: Degeneration






class="rwp-overall-score rwp-only"
style="background: #f67f3e;"
property="reviewRating" typeof="http://schema.org/Rating"
>

6.5 / 10
Bacaterus.com





Rating









Sumber spurs.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama