Rollercoaster Kripto Selama Tiga Tahun Terakhir

Sistem keuangan global berada di bawah tekanan yang kian besar untuk mengikuti pertumbuhan zaman dan berevolusi mengikuti keperluan pelanggannya. Berbagai kondisi krisis dan tingginya pergerakan harga kripto memaksa pemerintahan negara untuk memikirkan alternatif biar dapat bertahan dari keadaan tersebut, Venezuela dan Zimbabwe ialah dua diantaranya yang menjajal keluar dari kesemrawutan ini.


Baca juga: 5 Hal Yang Perlu Diketahui Mengenai Pajak Cryptocurrency


Banyak orang beralih ke Bitcoin selaku solusi alasannya fleksibilitasnya yang mampu dipakai selaku metode pembayaran internasional tanpa melibatkan pihak ketiga atau pemerintah. Sekitar tiga tahun yang kemudian, informasi wacana para penambang dan penanam modal kripto mulai bermunculan apalagi saat pergerakan harga kripto tumbuh dengan stabil. Para milyuner juga timbul dimana-mana. Bitcoin mudah didapat, gampang diperdagangkan, dan tampaknya pilihan yang baik untuk menghasilkan duit alasannya minat terhadap koin digital menciptakan harga terus naik. Dalam waktu kurang dari setahun harga Bitcoin merangkak hingga 20x nilainya hingga 2017 – yang sebaiknya menjadi tanda peringatan bagi investor untuk waspada.


Baca juga: Pemerintah Iran Akhirnya Izinkan Penambangan Aset Kripto


Dengan semua hype, penawaran Initial Coin Offering (ICO dengan cryptocurrency) mulai bermunculan di mana-mana. Perusahaan Blockchain menciptakan token untuk bisnis mereka, kemudian menaruhnya di pasar agar penanam modal berbelanja dengan harapan mendapatkan pengembalian besar atas investasi mereka. Namun, di segi lain, pasar menjadi penuh dengan scammer yang ingin mengambil potensi untuk mencuri dana. Orang-orang mencampakkan uang di proyek yang paling tipis, tidak melakukan kroscek secara tuntas dan dengan sedikit pengetahuan wacana model perusahaan. Dalam bertahun-tahun terakhir banyak ICO, beberapa di antaranya menghimpun modal jutaan tetapi proyeknya gagal, lalu mengambil duit investor tanpa bermaksud mengembalikannya.


Baca juga: Industri Barang Mewah Lirik Crypto


Hype menjadikan bubble dengan cepat timbul, dari $ 20.000 Bitcoin turun ke posisi terendah $ 3.000 pada tahun 2018 – menggebrak bearish market, dan menimbulkan banyak spekulasi. Kondisi bearish ini menciptakan banyak pendatang gres mundur, beberapa meninggalkan pasar dan beberapa yang lain berpegang pada aset lain dengan impian pasar dapat kembali membaik. Dengan semakin sedikit penanam modal, perusahaan-perusahaan besar dan regulator dapat masuk dan konsentrasi pada apa yang mereka anggap paling penting tentang mata duit kripto. IBM, Microsoft, Amazon, dan lainnya mulai membangun divisi blockchain. Bank, yang pernah menertawakan ekosistem ini, sekarang memberdayakan teknisi blockchain. Regulator sekarang menyaksikan bahwa blockchain, dan token digital memiliki banyak nilai dan mampu dipisahkan dari penipuan dan peretasan yang sering tampakdi pasar ICO. Regulator bahkan ingin melakukan pekerjaan dengan teknologi dan bisnis serta ingin memanfaatkannya untuk sistem mereka.


Baca juga: Badan Perpajakan Singapura Usul Bebaskan Crypto Dari GST


Setelah mengalami pukulan besar sampai tahun 2018, beberapa cryptocurrency mulai menerima saat-saat di awal tahun 2019. Pemberitaan aktual ihwal pasar cryptocurrency mulai tampakdimana-mana. Media mulai melabeli kuartal pertama 2019 sebagai ‘Oase Cryptocurrency’ yang menumbuhkan hasrat investor dan juga bisnis. Orang-orang sudah meramalkan bahwa institusional buy-in akan mendorong pasar, dan sepertinya 2019 menjadi tahun untuk eksplorasi perusahaan cryptocurrency. Kabar baik yang lain yakni proyek cryptocurrency dari Facebook, Libra, yang cukup diperhitungkan oleh pasar.


Meski demikian, perlu disadari bahwa pasar Bitcoin cukup volatile, harga dapat naik turun dengan segera bergantung dengan keadaan pasar, sentimen publik dan pemberitaan media secara global. Tentu Kita semua berharap pukulan besar di tahun kemudian tidak berulang kembali di pasar aset ini. Semoga!


Baca juga:



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama