Sinopsis & Review The Chronicles Of Narnia 3 (2010)


Edmund dan Lucy tinggal bersama sepupunya, Eustace yang bawel dan suka sekali membuat problem. Eustace juga tidak yakin kepada Narnia dan mengolok-olok Edmund serta Lucy yang begitu memercayainya. Hingga sebuah banjir besar mengantarkan mereka bertiga ke dunia Narnia, ke hadapan Caspian.



Petualangan mereka kali ini tidak bekerjasama langsung dengan Narnia karena negeri itu sudah tenang. Mereka mengerjakan misi lain, ialah mengumpulkan tujuh pedang dari leluhur Caspian untuk mengembalikan orang-orang yang hilang balasan serangan asap hijau misterius. Mampukah mereka melakukannya? Mari baca sinopsis dan ulasan Narnia 3 pada postingan berikut ini sebelum menontonnya secara eksklusif. 



Sinopsis






  • Tanggal/Tahun Rilis: 30 November 2010

  • Genre: Fantasy, Adventure

  • Produksi: Walden media, Dune Entertaintment, Fox 2000 PIctures

  • Sutradara: Michael Apted

  • Pemeran: Skandar Keynes, Georgia Henley, Will Poulter, Ben Barnes



Film dimulai dikala Edmund Pevensie (Skandar Keynes) mendaftarkan diri masuk ke angkatan nasional. Dia memalsukan data diri biar dapat lolos pendaftara tetapi tak usang Lucy Pevensie (Georgie Henley) memanggilnya dari belakang sebab membutuhkan pertolongan. Diceritakan bahwa Edmund dan Lucy telah tinggal selama 253 hari tinggal di rumah sepupunya, Eustace Scrubb (Will Poulter), sementara Susan Pevensie (Anna Popplewell) sudah dewasa dan tinggal terpisah di Amerika.



Meski tinggal serumah dan terikat darah, hubungan antara Edmund, Lucy dan Eustace tidak pernah akur. Ketika Edmund dan Lucy menyaksikan sebuah lukisan di dalam kamar yang dirasa seperti dengan panorama di Narnia, Eustace tiba mengolok-oloknya sebab masih yakin dengan kepada dongeng semacam Narnia.



Secara tiba-datang, Lucy menyaksikan lukisan tersebut bergerak. Sejurus kemudian dari sana keluar air dalam jumlah banyak dan banyak hingga menciptakan kamar dipenuhi air. Ketiganya kemudian karam. Begitu berhasil sampai ke permukaan air, mereka kaget alasannya ternyata telah berada di Narnia.



Edmund, Lucy dan Eustace berada di tengah laut di bersahabat suatu kapal besar. Lucy kemudian diselamatkan oleh seorang pemuda yang ternyata yaitu King Caspian (Ben Barner). Kini mereka sudah ada di atas kapal. Panik dan masih tidak yakin dengan pengalamannya, Eustace menciptakan kebisingan dan meminta untuk dipulangkan ke Inggris.



Setelah disambut oleh seluruh awak kapal, Caspian memberi pisau serta obat milik Lucy. Caspian juga terlihat menyerahkan senter pada Edmund. Caspian lanjut bercerita mengenai keadaan Narnia yang kini telah hening tanpa perang dan duduk perkara. Mendengarnya Edmund malah galau alasannya tidak tahu maksud kedatangannya ke Narnia. Begitu pun dengan Caspian.



Caspian lalu memutar kembali kenangan dan bercerita tentang insiden di era kemudian ketika Miraz berusaha merebut tahta kerajaan ayahnya, ia juga berusaha menghabisi tujuh ningrat Telmarine. Mendengar kabar tersebut, para bangsawan menyelamatkan diri ke Lone Island dan tidak pernah terdengar lagi kabarnya.



Lone Island ialah sebuah pulau rahasia. Di sana terdapat mitos mengenai eksistensi ular maritim. Lucy juga menjajal mencari tahu perihal Lone Island dengan mengajukan pertanyaan pada Reepicheep, seekor tikus pemberani yang membantu Caspian dan Pevensie bersaudara ketika perang sementara waktu kemudian. Tikus tersebut menerangkan bahwa Lone Island adalah bagian paling jauh dari Timur, negeri Aslan.



Cerita berlanjut ketika awak kapal melihat daratan dari kejauhan. Caspian dan lainnya menerka daratan tersebut adalah Lone Island. Guna memutuskan, Caspian dan beberapa awak kapal memeriksanya menggunakan sekoci. Caspian kemudian memerintahkan Reepicheep dan awak kapal lainnya menunggu di sekoci. Jika hingga fajar mereka tidak kembali, secepatnya kirimkan pinjaman.



Caspian, Edmund dan Lucy kini sudah berada di dalam bangunan di daratan tersebut. Sementara Eustace menunggu di luar bareng yang lain. Di dalam bangunan mereka memperoleh berbagai lonceng. Saat sedang memeriksa sebuah buku, Caspian, Edmund dan Lucy diserang. Mereka nyaris menang tetapi salah satu penyerang berhasil menyandera Eustace. Akibatnya mereka sukses ditangkap dan dimasukkan dalam penjara.



Tanpa diduga, Caspian bertemu salah satu ningrat Telmarine di dalam penjara. Sementara itu Edmund mengintip ke arah luar dan melihat ada beberapa orang yang dibawa menggunakan sekoci. Lucy dan Eustace sendiri diikat dengan rantai bareng awak kapal yang lain. Saat sekoci hingga di tengah-tengah laut, mereka menyaksikan asap berwarna hijau dan saat itu juga sekoci beserta orang-orang di atasnya hilang.





Sang ningrat menjelaskan bahwa itu ialah pengorbanan. Asap hijau tersebut muncul pertama kali dari Laut Timur. Setelahnya, banyak nelayan yang hilang. Penasaran dengan hal tersebut, para bangsawan bergantian mencari sumber asap hijau itu untuk menghancurkannya, tapi tak ada satu pun aristokrat yang kembali.



Para awak kapal yang tersisa, akibatnya turun tangan dan membebaskan Caspian, Edmund, Lucy serta rekan mereka yang lain. Ketika Caspian dan yang lain hendak kembali ke kapal, seorang laki-laki memaksa ikut karena sang istri jadi salah satu orang yang ada di atas sekoci tadi.



Sampai di dermaga, ningrat yang tadi dipenjara bareng Caspian tampakmenyerahkan sebuah pedang. Pedang tersebut rupanya satu di antara tujuh pedang pinjaman Aslan kepada para bangsawan Telmarine. Caspian kemudian memberikan pedang tersebut kepada Edmund.



Kapal pun kembali berlayar dan Caspian kembali memperoleh daratan. Malam itu, mereka memutuskan bermalam di daratan tersebut. Saat mereka tengah tertidur, suatu telapak kaki raksasa tak berwujud membawa Lucy pergi. Mereka kemudian memerintah Lucy masuk ke suatu rumah yang juga transparan untuk membacakan mantra di sebuah buku. Mantra tersebut mampu menciptakan yang tidak tampakmenjadi terlihat.



Jika Lucy menolak, para kaki raksasa yang tak terlihat tersebut mengancam akan membunuh lainnya. Bagaimana kelanjutan petualangan Edmund dan Lucy kali ini? Apa belakang layar di balik asap hijau yang mampu menetralisir banyak orang?



Karakter Eustace, Jagoan Baru di Dunia Narnia





Kita mungkin pernah mengenal seseorang yang rasanya senantiasa membuat duduk perkara dan menyibukkan. Karakternya bukan tipikal yang diperhitungkan karena ceriwis, konyol dan gemar buat problem. Namun, pada satu kesempatan, entah bagaimana beliau justru berperan besar serta menjadi kunci terselesaikannya suatu masalah. Seperti itulah kurang lebih penggambaran karakter Eustace yang dimunculkan  dalam Narnia 3 ini.  



Dibawakan oleh Will Poutler, abjad Eustace ialah sepupu Edmund yang tak yakin dengan eksistensi Narnia. Namun, suatu peristiwa asing, mengganti pandangannya. Tetap lalai, Eustace di dunia nyata dan Narnia tidak ada bedanya. Namun, siapa sangka sosoknya yang konyol bisa sangat berguna.



Menggunakan kekuatannya, Eustace dalam bentuk naga menolong menarik kapal biar tidak kehilangan jejak dari bintang biru. Dia juga yang melawan ular bahari walau kesudahannya mesti terluka. Terakhir, ia yaitu orang yang sukses menyimpan pedang ke tujuh, sukses memusnahkan asap hijau dan menciptakan orang-orang yang hilang itu kembali. Karakter Eustace menjadi sesuatu yang gres dalam Narnia 3. Dia satria lain selain Edmund, Lucy dan Caspian.



Adegan Banjir di Kamar yang Memorable





Selain tugas karakter Eustace yang mempesona di Narnia 3, scene ketika air keluar dengan deras dari dalam lukisan hingga menciptakan kamar banjir, yaitu bab yang merepotkan dilupakan dalam film ini. Selebihnya, Narnia 3 mirip kehilangan daya magis. Kecantikan visual yang menawan , mirip pada Narnia pertama, tidak terlihat. Alur lebih banyak berisi adegan laga pedang, tak ubahnya film-film pertempuran zaman dahulu.



Cerita tentang eksistensi tujuh bangsawan yang merupakan leluhur Caspian pun terasa keluar dari teladan Narnia selama ini. Edmund dan Lucy yang dikirim ke dunia Caspian juga seolah tidak mempunyai tugas terlalu penting, seperti dua seri sebelumnya. Mereka lebih tampaksebagai ‘pengirim ’ Eustace.



Punya Banyak Moral Value





Hal berkesan yang ditinggalkan sebuah film pada para penonton salah satunya ialah pesan watak. Visual yang sempurna memang sangat memanjakan mata, scoring dan naskah menenteng dampak untuk mengaduk-aduk emosi pada sebuah kisah, sementara tabiat value akan teringat sekalipun filmnya telah tamat.



Pada Narnia 3, ada banyak pesan moral yang mampu dijadikan pengingat. Melalui abjad Eustace, kita semua diingatkan untuk jangan menyepelkan segala sesuatu alasannya hal yang diremehkan, mampu jadi dapat menenteng efek besar dalam hidup. Melalui perjalanan Edmund, Lucy dan Caspian melawan delusi dari asap hijau, Anda juga diingatkan untuk mengendalikan hawa napsu, terutama terkait harta dan kecantikan.



Asap hijau yang ada di film Narnia 3 lebih terasa sebagai simbol dari aneka macam macam godaan yang senantiasa mengincar serta membinasakan insan. Sementara Narnia sendiri yaitu daerah berpulang manusia dalam keabadian. Anda bisa menyimpulkan hal ini pada scene terakhir saat Aslan menjelaskan bahwa semua orang yang sudah masuk ke dunia Narnia tidak bisa kembali lagi.



Pada kesudahannya Narnia 3 dan segala kurang lebihnya masih jadi tontonan yang cukup asyik. Walau dinilai tidak semegah seri pertama, film ini juga tidak terlalu buruk. Anda mampu menontonnya bila merasa penasaran. Sudah siap bertualang bareng Edmund, Lucy, Caspian dan Eustace?







The Chronicles of Narnia: The Voyage of the Dawn Treader






class="rwp-overall-score rwp-only"
style="background: #f67f3e;"
property="reviewRating" typeof="http://schema.org/Rating"
>

6.5 / 10
Bacaterus.com





Rating









Sumber spurs.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama