Sinopsis & Review I Am Legend, Hidup Bareng Dengan Mutan


Sebagai spesialis virologi Angkatan Darat AS, Dr. Robert Neville mesti hidup sendirian New York. Virus yang mulanya selaku obat kanker, justru merubah manusia menjadi mutan. Dr. Robert Neville yang hidup sendirian, terus melakukan observasi pada para mutan. Namun mutan terakhir yang beliau jadikan objek observasi justru mengundang kemarahan muran yang lain.  



Film yang sempat ditangguhkan pembuatannya ini disutradarai oleh Francis Lawrence dan skenarionya ditulis oleh Akiva Goldsman dan Mark Protosevich. I Am Legend mendapatkan rating 68% dari 215 review dan sukses menjadi Box Office dengan pemasukan $585 juta.



Ingin tahu bagaimana nasib dari Robert Neville melawan para mutan yang terinfeksi virus ini? Kamu akan menemukan jawabannya di bawah ini.



Sinopsis



Sinopsis



  • Tanggal Penayangan: 14 Desember 2007

  • Genre: Thriller, Horror, Fantasy

  • Sutradara: Francis Lawrence

  • Pemeran Utama: Will Smith, Alice Braga, Dash Mihok

  • Produksi: Village Roadshow Pictures, Weed Road Pictures, Overbrook Entertainment, Heyday Films, Original Film



Upaya untuk merekayasa ulang virus campak secara genetik untuk menyembuhkan kanker menjadi mematikan, menginfeksi 99% populasi dunia, mengubah mereka yang tidak dibunuh menjadi mutan vampir, albino, kanibalistik yang disebut Darkseekers, yang sungguh rentan terhadap sinar matahari, dan mangsa pada sedikit orang yang tidak terpengaruh.



Dr. Robert Neville menjadi satu-satunya orang yang selamat dan kebal dari serangan virus bareng anjingnya Sam. Mereka berusaha bertahan hidup dalam keadaan terisolasi dari kehidupan di Manhattan yang sepi. Namun Dr. Neville tetap yakin bahwa masih ada mereka yang selamat dan dia membuat pengumuman lewat siaran radio.



Keseharian Dr. Neville sangat sederhana, dia tetap berupaya mempertahankan rutinitas seperti orang-orang kebanyakan. Ia menonton tv sambil sarapan, pergi ke toko kaset untuk mengembalikan dan meminjam kaset gres. Dr. Neville juga meluangkan diri untuk menyapa beberapa manekin yang ada disana dan berbicara sendirian.



Saat kembali ke rumah Dr. Neville melaksanakan penelitian yang berobjek pada tikus-tikus, untuk mencari obat untuk virus ini. Saat malam Dr. Neville menutup semua jendela dan meringkuk bareng Sam, ia mencicipi takut dan putus asa ketika mendengar bunyi teriakan darkseekers. Hingga suatu hari Dr. Neville mempunyai inspirasi untuk kembali melakukan percobaan pribadi pada darkseekers



Pasalnya salah satu tikus percobaan, memperlihatkan perkembangan baik melawan virus. Dr. Neville membuat planning untuk menjebak dan berhasil menenteng pulang satu darkseeker. Ia eksklusif mengawali penelitiannya, sayangnya hal itu tidak berhasil dan semakin menciptakan Dr. Neville frustasi. Saat Dr. Neville sedang pergi keluar dengan Sam, dia terkenal jebakannya sendiri. 



Dr. Neville Pingsan dan terbangun di sore hari berkat gong-gongan Sam. Berhasil melepaskan diri, kaki Neville terluka sebab tertusuk pisaunya sendiri. Namun salah satu darkseekers justru muncul menenteng dua anjing yang terinfeksi untuk menyerangnya. Akibatnya Sam meninggal dunia sesudah menolong Dr. Neville, hal ini terperinci membuat Dr. Neville kian kehilangan akal. 



Ia mendatangi toko kaset dan memohon supaya membalas sapaannya. Dr. Neville yang kalap menantang para darkseekers dan hampir terbunuh, namun diselamatkan oleh Anna dan Ethan. Penelitian Dr. Neville risikonya mendapatkan titik terang, dimana badan darkseekers itu tampaklebih stabil. Namun tak lama rumahnya diserang oleh sekumpulan darkseekers



Mereka tiba untuk mengambil salah satu dari mereka yang diculik oleh Dr. Neville. Menyadari hal ini Dr. Neville merelakan darkseekers yang dia jadikan objek observasi untuk kembali ke kelompoknya. Dr. Neville, Anna dan Ethan menetapkan untuk melaksanakan perjalanan ke kamp korban di Bethel. Mereka juga tetap melakukan siaran radio untuk mengarahkan para survivor lainnya kepada mereka.



Diawali dengan Ketegangan, Tapi Ending Mengecewakan



Diawali dengan Ketegangan, Tapi Ending Mengecewakan


Pada mulanya aku berpikir bahwa I Am Legend yakni film yang bernuansa perihal zombie mirip Resident Evil (2002). Pasalnya film ini mengangkat perihal kegagalan sebuah observasi yang membuat terjadinya penyebaran virus yang mengganti insan. Namun sesudah menonton film ini, bukan zombie yang aku peroleh namun darkseekers.



Makara impian aku yang awalnya akan tercengang dengan wujud zombie yang seram dan liar buyar. Disisi lain, saya menemukan bahwa film ini mengangkat bagaimana virus yang awalnya dikembangkan sebagai obat kanker justru membuat insan menjadi mutan. Tapi bukan juga mutan seperti di film X-Men (2000), aku sendiri tidak percaya mutan mirip apa para darkseekers ini.



Darkseekers ini mampu dikatakan selaku gabungan dari zombie dan vampir. Dimana mereka memiliki ketertarikan pada darah, mempunyai penciuman yang tajam dan tidak mampu hidup dibawah sinar UV. Sebagai orang yang bertanggung jawab Robert Neville memang melakukan tugasnya untuk mencari obat penyembuh dari virus tersebut di ground zero (TKP utama).



Memakai para mutan sebagai objek penelitian secara pribadi, hal ini justru menciptakan mutan lainya semakin ganas. Para para darkseekers menyerangnya, Lalu out of nowhere, dua orang tiba menyelamatkannya dari pembantaian darkseekers. Saya berpikir mungkin ini ialah plot twist untuk mngembangkan cerita dan huruf Dr. Neville.



Nyatanya ini yakni plot hole yang menciptakan ceritanya kian ulit untuk diketahui dan tidak tahu kemana arahnya. Saya kira para mutan ini memang betul-betul haus darah, nyatanya tidak seperti itu juga. Saya justru mendapatkan plot twist yang memang mencengangkan. Hingga di akhir kita diberikan pertunjukkan romance dari dua darkseekers, apakah ini Warm Bodies (2013)? Jelas bukan.



Hal ini tentu bukan sesuatu yang saya bayangkan dari para darkseekers yang dianggap berbahaya dan haus darah. Teori kedatangan Anna dan Ethan bahwa mereka diantaroleh yang kuasa untuk menyelamatkannya, menciptakan film ini makin tidak terarah. Ini terperinci sungguh mengecewakan, karena aku kira Robert Neville sungguh-sungguh akan menjadi “Legenda”.



Mungkin diakhir beliau menjadi satu-satunya yang selamat, atau meski mati darah Robert Neville akhirnya menjadi kunci selaku penyembuh para darkseekers. Nyatanya ini tidak benar, saya tidak mencicipi adanya “Legenda” di tamat film alasannya justru plot twist-nya mengecewakan. Saya sungguh menyayangkan bagaimana di pertengahan hingga akhir film ini muncul dengan plot hole.



Apalagi film ini memang diangkat dari buku I Am Legend karya Richard Matheson dan The Omega Man karya Joyce H. Carrington. Namun ending yang dikatakan agak kagok ini sangat tidak memuaskan dan jauh dari cita-cita. Membuat aku berpikir bahwa, para mutan ini mungkin akan menciptakan koloni bertahun-tahun lalu setelah bermutasi.



Penampilan Will Smith yang Sangat Memukau



Penampilan Will Smith yang Sangat Memukau


Meskipun film ini memperlihatkan tamat yang cukup mengecewakan, namun tampilan Will Smith di film ini memang “Legenda”. Pasalnya saya sebagai penonton bisa merasakan bagaimana stresnya hidup sendirian di kota besar. Bisa dibayangkan, kota yang lazimnya penuh dengan keramaian dan orang-orang berlalu lalang kesana kemari.



Kota itu bermetamorfosis kota mati, tidak ada satu orangpun yang beraktivitas di pagi sampai sore hari. New York yang menjadi kota harapan bagi banyak orang, seakan terkena bencana besar yang menghancur setiap bangunan. Kini setiap gedungnya bukan di isi oleh insan, melainkan para darkseekers yang bersembunyi dalam kegelapan.



Will Smith yang memerankan Robert Neville membuat kita terpukau dengan pembawaanya sebagai satu-satunya manusia yang tersisa di New York. Usahanya untuk tetap waras, membuat para penonton film ini tertegun. Dalam hal ini kita mampu mengatakan bahwa Dr. Robert Neville sudah sungguh-sungguh asing dan mengalami depresi berat.



Berusaha menjalani hidup senormal mungkin, mendengarkan siaran radio dan menonton TV hingga menyewa kaset. Menempatkan manekin di toko kaset dan mengatakan pada mereka seakan manakin ini hidup. Will Smith menunjukkan emosi setiap kali ia mengatakan dengan manekin-manekin yang disimpan di toko kaset yang sering didatanginya.



Setiap malam dia meringkuk bareng Sam, anjing yang menemaninya selama ini. Saat itu dalam membisu kita akan bisa melihat betapa ketakutannya seorang Robert Neville menyimak bunyi para darkseekers. Akhir kewarasan Robert Neville dibuktikan dengan beliau menembak manekin yang beliau percayai yaitu Fred.



Di Grand Central Terminal, dia menembak Fred alasannya merasa bahwa manekin itu menjadi ancaman alasannya terpapar virus. Di ketika itu juga dia harus kehilangan Sam, satu-satunya sahabat yang beliau miliki alasannya terinfeksi virus setelah melawan anjing mutan. Robert Neville membunuh sahabatnya Sam di dalam labnya setelah menjajal menyelamatkan anjing itu dengan cara disuntik mati.



Robert Neville kembali ke toko kaset dan mengatakan pada manekin perempuan, dimana sebelumnya ia berjanji pada Sam untuk menyapanya. Hal paling mengenaskan yaitu ketika Robert Neville memohon pada satu manekin untuk membalasnya “tolong katakan halo padaku”. Ini sangatlah menyedihkan, kewarasan hilang sebab mesti hidup sendiri dan terisolasi dari peradaban.



Scene ini menjadi salah satu scene terbaik sepanjang film I Am Legend ini, aku merasakan bagaimana emosi dan frustasi di dalamnya. Kehilangan satu-satunya teman yang sangat mempunyai arti bagi hidupnya, di tengah-tengah tinggal bersama para darkseekers. Film ini juga menciptakan para penontonnya lebih aware bahwa kesendirian ialah hal yang sungguh menyeramkan yang menggerogoti kehidupan mu.



Proses Pembuatan Film yang Cukup Sulit



Proses Pembuatan Film yang Cukup Sulit


Berhasil menjadi film Box Office dengan total penghasilan $585 juta di seluruh dunia. Bahkan I Am Legend berhasil mengalahkan The Lord of The Rings: The Return of The King (2003) menjadi film dengan pembukaan paling besar. Tapi tahu tidak jikalau film I Am Legend mengalami banyak sekali kesusahan selama proses pembuatannya.



Dikutip dari Wikipedia, Warner Bros membeli hak cipta dari novel Richard Matheson tahun 1954, I Am Legend 1970 dan adaptasinya The Omega Man 1971 berada di dalamnya. Warner Bros sudah merencanakan pengerjaan film I Am Legend dengan menyewa penulis Mark Protosevich. Aktor ternama mirip Tom Cruise, Michael Douglas dan Mel Gibson digadang-gadang jadi bintang film terutama.  



Namun tahun 1997, Arnold Schwarzenegger dikonfirmasi jadi aktor utamanya, tetapi penulis film ini diganti oleh John Logan. Ada banyak perubahan dan sudut pandang yang ditampilkan dalam skenario kedua dari penulis gres ini. film ini menjadi film bergenre fiksi ilmiah dan thriller psikologis, dimana satu jam pertamanya tidak berdialog dan balasannya suram.



Di Tahun 1997, Scott menulis ulang naskah film ini demi meminimalisir pembengkakan anggaran sebabnya $20 juta. Tapi proyek ini dibatalkan pada tahun 1998 dengan alasan dilema anggaran, pasalnya ketika itu tiga film dari Scott juga ikut gagal. Di tahun 1998 Rob Bowman bergabung di proyek ini, namun kembali gagal dimulai alasannya adalah beliau menghendaki Nicolas Cage sebagai pemeran utamanya.



Pada Maret 2002, Arnold Schwarzenegger yang mulanya pemain drama utama menjadi produser untuk film I Am Legend. Ia bernegosiasi dengan Michael Bay dan menentukan Will Smith selaku bintang film terutama, lalu mulai mendesain ulang semuanya. Tidak semulus dugaan, film ini sempat terjegal sebab presiden Warner Bros tidak menyukai skenarionya.



Tahun 2004 film ini kembali dan pada September 2005 Francis Lawrence ditunjuk selaku sutradaranya. Lawrence mendesain segalanya dan menginginkan adaptasi dari buku dengan ide dari Goldsman untuk menciptakan New York sepi.



Hal-Hal yang Tidak Disadari Diselipkan dalam Film



Hal-Hal yang Tidak Disadari Diselipkan dalam Film


I Am Legend mungkin dikenal sebagai film fiksi thriller yang cukup membuat tegang para penonton. Tapi sadar tidak, dalam film ini terdapat beberapa hal unik yang sengaja di selipkan. Salah satunya yaitu munculnya iklan besar mengenai film Batman vs Superman. Hal ini terlihat saat Robert Neville berlangsung-jalan di Time Square.



Kemunculan iklan Batman vs Superman ini terang menjadikan pertanyaan, terlebih film tersebut muncul satu dekade setelah I Am Legend rilis. Dikutip dari Screenrant, penambahan logo Batman vs Superman ini ternyata merupakan banyolan belaka. Hal ini diungkapkan langsung oleh sang sutradara Francis Lawrence, akan lucu jikalau film crossover Batman vs Superman dibentuk dalam dunia I Am Legend.



Pasalnya Akiva Goldsman penulis dari I Am Legend ternyata telah disewa sebagai penulis film crossover Batman/Superman untuk permulaan tahun 2000-an. Namun proyeknya di tangguhkan dan Warner Bros menentukan memproduksi trilogi Dark Knight dan Superman Returns. Uniknya baik Goldsman dan Lawrence tidak tahu bahwa film crossover Batman vs Superman betul-betul dibentuk.



Fakta yang lain ialah Willow Smith yang merupakan putri kandung dari Will Smith melaksanakan debut akting dalam film I Am Legend. Dalam film ini Willow berperan sebagai Marley Neville putri Robert Neville dalam adegan kilas balik. Hal ini memang sempat memanggil beberapa komentar miring, bahkan banyak orang yang menyampaikan bahwa beliau mempraktekan nepotisme.



Seperti yang ditulis oleh Scott Weinberg di Rotten Tomatoes, ia bergurau bahwa mungkin selanjutnya akan ada skenario film berjudul “Nepotism: It Rocks”. Saat membintangi I Am Legend bareng ayahnya, Willow masih berusia sekitar 6 tahun ketika itu. Ini juga menjadi pertama kalinya bagi Willow Smith untuk melaksanakan akting didepan kamera.



Bagaimana, apa kalian terpesona untuk menonton I Am Legend? Film ini mungkin akan membuat beberapa orang merasa Dejavu sebab mengingatkan kita dengan isolasi yang dikerjakan selama pandemic. Bahkan Will Smith pun menegaskan bahwa I Am Legend bukanlah film yang menggambarkan soal Corona. Pasalnya banyak orang yang berasumsi bahwa film ini berlatar kehidupan di tahun 2021.



Sumber spurs.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama