Sinopsis & Review A Week Away, Sepekan Bisa Mengubah Hidupmu


Will Hwakins kerap membuat dilema. Pemuda yang bergotong-royong pintar, baik hati dan berbakat tersebut kerap kali melakukan sesuatu yang merugikan banyak orang. Sebagai anak yatim piatu, pengawasannya berada pada dinas sosial. Suatu hari dikala Will tertangkap mencuri kendaraan beroda empat polisi, beliau lalu diancam akan dimasukkan dalam penjara dewasa.



Beruntung Kristin dan George tiba selaku keluarga asuh yang akan membawanya mengikuti summer camp selama satu minggu. Will tidak kesulitan menyesuaikan diri, apalagi di sana ada Avery, gadis elok yang mempesona perhatiannya semenjak awal. Lalu akankah Will si pembuat onar mampu berganti dalam kurung waktu yang sebentar itu? Sebelum penasaran menonton, Anda bisa membaca sinopsis dan ulasan film musikal remaha tersebut di bawah ini!



Sinopsis






  • Tanggal/Tahun Rilis: 26 Maret 2021

  • Genre: Musical, Drama, Teen Drama, Religi  

  • Produksi: Monarch Media, Rove Production

  • Sutradara: Roman White

  • Pemeran: Bailee Madison, Kevin Quinn, Jahbril Cook, Kat Conner Sterling



Will Hwakins (Kevin Quinn) harus dibawa ke Children and Family Services sehabis mencuri mobil polisi. Hidup perjaka yatim piatu ini tampaknya memang penuh dengan duduk perkara. Kejahatannya kali ini telah melebihi batas sehingga Mark (Ed Amatrudo) akan mengirimnya ke akomodasi negara. Will yang pandai dan berbakat akan dikirim ke tempat tinggal latih.



Sejurus kemudian Mark mengenalkannya pada sang orangtua didik Kristin (Sherri Shepherd) dan putranya George (Jahbril Cook). Mereka akan mengikutkan Will pada acara summer camp. Pemuda ini menolak tetapi pikirannya berubah dikala opsi lain yang ia punya adalah lapas remaja. Sesampainya di sana ia langsung ‘mengincar’ si gadis cantik murah senyum yang riang bernyanyi dan menari bernama Avery (Bailee Madison).



Will juga bertemu dengan pemuda lain yang tak kalah bersemangat, Sean (Iain Tucker) bareng sobat-temannya. Will mengaku sebagai sepupu George pada sobat-sahabat baru yang ditemuinya. Mereka kemudian kembali menari dan menyanyi di bawah langit cerah hari itu. Will baru menyadari bahwa camp yang diikutinya ini yakni camp gereja.



Cerita berlanjut ketika Kristin menyerahkan berkas Will pada David (David Koechner), pengelola summer camp yang dulunya juga seorang pemuda bandel. David terkejut melihat catatan problem yang telah dibentuk Will tapi Kristin menentukan bahwa cowok itu akan baik-baik saja.



Di segi lain, George mengajak Will menyaksikan-lihat kabin yang mau mereka tinggali. George membahas kebohongan yang diucapkan Will saat mengaku selaku saudaranya. Dia melanjutkan perkataannya dengan mengatakan bahwa berbohong itu termasuk salah satu dosa yang dihentikan dalam sepuluh perintah Allah.



Mengacuhkan George yang sedang mengomel, Will menyaksikan ke arah luar jendela. Di sana ada seorang gadis yang tampak kerepotan membawa koper. Lucunya Will eksklusif tahu bahwa George memilih kabin tersebut semata alasannya adalah agar mampu melihatnya. Dia yaitu Presley Elizabeth Borsky (Kat Conner). Murid terbaik di camp tersebut selama empat tahun yang suka dengan anjing jenis pug.  



Keduanya juga menyaksikan Avery yang ikut kesulitan karena membantu Presley. Will kemudian meminta George menceritakan wacana Avery. Rupanya gadis itu yaitu putri dari pemilik camp tersebut dan beliau memang tinggal di sana. Will terlihat begitu terpesona padanya sementara George pesimis mengenang catatan jelek yang dimiliki pemuda itu.



Keduanya kemudian menciptakan komitmen. Will akan menolong George lebih akrab dengan Presley dan George mesti membantu menyembunyikan catatan jelek Will sembari mengajarinya. Mereka oke dan mulai berbaur dengan akseptor yang lain. Tanpa pikir panjang, Will mengajak George yang nervous menghampiri stand paintball yang dijaga Avery dan Presley.



Sepupu palsu Will itu betul-betul grogi, begitu halnya dengan Presley. Dari percakapan masing-masing dengan Avery dan Will, mereka bantu-membantu saling menyukai tapi tidak punya keberanian untuk mengawali pembicaraan. Malam harinya semua penerima summer camp dikumpulkan di acara Tribunal, termasuk Will, George, Avery, Presley dan Sean.





Para anak gres lalu diminta bangun. Pemimpin Tribunal lalu menentukan dan memasukkan belum dewasa gres tersebut ke kelompok yang sesuai. Will dipilih untuk masuk ke kalangan Verde Maximus, satu tim dengan George. Bersama dua tim lain yang ada di sana yaitu Rasul Biru dan Malaikat Merah, Verde Maximus mesti bersaing.



Esok harinya ketika semua penerima sarapan, sebagai salah satu anak gres Will harus mengikuti permainan bernama Ketenaran Lima Menit. Semua orang yang ada di sana berhak bertanya untuk mengetahui dan mengenal Will lebih jauh. Banyak penerima bersemangat mengajukan pertanyaan dan Will pun menjawab dengan gampang. Namun, ketika Presley bertanya ihwal kitab favoritnya, Will sedikit kesusahan memjawab.



Selesai menjawab pertanyaan-pertanyaan dari akseptor lain David memanggil Will dan mengajak pemuda itu bicara berdua. David hanya menyampaikan bahwa dia senang Will bisa bergabung di summer camp ini. Will lantas terpesona dengan tulisan “Áweegaway”di kaos yang dikenakan David. Lelaki paruh baya itu menerangkan bahwa maksudnya yakni seseorang bisa menyadari bahwa dia hanya berjarak satu ahad dari pengalaman yang hendak mengganti segalanya.



Tak lama lalu permainan bantu-membantu pun dimulai. Tiap-tiap tim harus bersiap menghadapi Warrior Games. Dalam salah satu permainan, muka Presley terkena lemparan boleh oleh Sean yang membuatnya kesakitan. Alih-alih menggunakan peluang itu untuk lebih akrab dengan gadis pujaan, George masih sibuk dengan rasa tidak yakin dirinya.



Esok harinya di pagi yang cerah, Will tampakmemainkan gitar di pinggir sungai sambil bersenandung. Secara mengejutkan Avery yang kebetulan melintas, menghampirinya dan memberi kebanggaan. Dua akil balig cukup akal itu kemudian pergi ke sebuah daerah yang memang menjadi tujuan Avery sebelum teralihkan oleh permainan gitar Will tadi. Lantas akankah mereka bertambah dekat? Bagaimana reaksi Avery ketika tahu catatan kelam milik Will?



Film Musikal Bertema Religi





A Week Away (2021) ialah film musikal akil balig cukup akal yang dibentuk dengan tema religi. Anda mampu merasakannya lewat beberapa obrolan yang diucapkan oleh para huruf. Kata-kata mirip Iman, alkitab, perintah Allah, atau murka Tuhan dituliskan dalam script film ini.



Tema religi pada film A Week Away (2021) bukan hanya terasa dalam obrolan-dialog, melainkan juga abjad-karakternya yang patuh serta kepercayaan pada Tuhan. Seperti Kristin, ibu bimbing Will yang pada salah satu scene ketika acara api unggun digelar, dia begitu lembut mengingatkan bahwa walau ia tidak mengenal para peserta yang ada di sana, namun Tuhan mengenal. Tuhan mengenali segala hal mengenai tiap orang yang ada di sana.



Selain Kristin ada David, pemilik camp yang juga mengingatkan para peserta tentang kebesaran Tuhan dalam mempersiapkan sesuatu yang bagus dan hebat. Tidak ketinggalan abjad Avery yang juga turut menyampaikan rasa terkesannya pada salah satu kalimat terbaik yang pernah ia dengar.



Kalimat tersebut berisi bahwa Tuhan Maha Mengetahui rancangan, dan rancangan yang Dia buat pasti baik, bukan desain yang mencelakakan alasannya adalah itu semua diberikan untuk era depan yang penuh harapan. Menonton A Week Away Anda akan terhibur sekaligus diingatkan wacana keimanan. Persis seperti pengalaman yang Will dapatkan, yang pada akibatnya kembali merasa ‘terhubung’ setelah lama tidak.



Baca juga: Film Remaja Terbaik Sepanjang Masa yang Sangat Seru



Lagu-Lagu Easy Listening yang Bermakna





Sebagai film musikal remaja bertemakan religi, A Week Away (2021) melengkapi alur dongeng mereka dengan lagu-lagu easy listening yang liriknya penuh makna. Musik-musik yang dipilih untuk setiap lagu betul-betul bisa membangkitkan semangat, begitu pun dengan liriknya.



Menariknya, lagu yang dimainkan di sini tidak melulu berisi wacana ketuhanan melainkan juga perihal pengembangan diri. Salah satu lagu berjudul Good Enough yang ditulis oleh Adam Watts, Alan Powell dan Cory Clarkbukan hanya yummy didengar dari sisi musik, tapi liriknya bisa membangkitkan rasa percaya diri.



Alur Sederhana dengan Sinematografi yang Asyik





Terasa sekali bahwa film A Week Away ialah film untuk penyembuhan. Alur ceritanya sederhana, konflik yang disajikan cukup related dengan semua orang yang merasa diperlakukan tidak adil oleh Tuhan alasannya adalah menjalani hidup yang menyedihkan.



Sayang, packing ceritanya harus diakui cukup cliché, tertebakdan condong datar hingga usang-usang terasa menjemukan. Namun, selama kurang lebih 97 menit Anda akan mendapat santapan sinematografi yang cantik dan asyik. Anda akan ikut mencicipi suasana summer camp musim panas dengan cahaya matahari melimpah yang memperbesar jalan kisah semakin dramatis.



A Week Away (2021) bukan film dewasa yang penuh dengan kenakalan seperti seks bebas, alkohol atau pemberontakan. Ia tipe film sampaumur dengan vibe kasatmata yang mampu menularkan kebaikan untuk siapa pun yang menontonnya. Ingin tahu bagaimana menyenangkanya film ini? Anda bisa menyaksikannya lewat Netflix!







A Week Away






class="rwp-overall-score rwp-only"
style="background: #f67f3e;"
property="reviewRating" typeof="http://schema.org/Rating"
>

8 / 10
Bacaterus.com





Rating









Sumber spurs.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama