Undang-Undang Gres Menempatkan As Selaku Kompetitor Agresif Bagi China Dalam Hal Blockchain

Kongres Amerika Serikat sudah mengesahkan “American Competitiveness Of A More Productive Emerging Tech Economy Act” (American COMPETE Act) menjadi undang-undang. Dengan pengakuan RUU tersebut maka AS sekarang menjadi kompetitor garang bagi China dalam hal blockchain. RUU ini dikenalkan ke publik oleh Anggota Kongres Bobby Rush dan Cathy McMorris pada 1 September dan kemudian disetujui selama sidang Komite Energi dan Perdagangan dewan perwakilan rakyat pada 9 September, mengakibatkan hal ini selaku akreditasi RUU tercepat yang melibatkan blockchain dan di tandatangani. Undang-Undang baru yang disahkan pada 29 September mengharuskan Komisi Perdagangan dan Perdagangan Federal untuk menciptakan 4 anjuran utama  kepada Kongres tergolong cara mempercepat pengembangan blockchain di AS.


Baca juga : Kenapa Indonesia Membutuhkan Rupiah Digital


Komisi ini juga akan menghasilkan seni manajemen nasional untuk mengembangkan posisi global sektor bisnis AS. Selain itu, komisi tersebut juga akan menawarkan nasehat untuk mengamankan  marketplace dan supply chain dari blockchain dari pihak ajaib. Hal terakhir yang perlu dilakukan oleh komisi ini adalah menyediakan anjuran wacana undang-undang yang dapat mengiklankan adopsi teknologi blockchain yang lebih singkat.


Menurut UU tersebut, RUU sudah disederhanakan untuk meminimalkan kendala regulasi yang mampu menangkal perkembangan dan penyebaran teknologi gres mirip blockchain dan Artificial Intelligence. Selain berkonsentrasi pada blockchain, RUU tersebut juga berfokus pada teknologi lain seperti 3D printing dan Internet of Things (IoT).


Malpraktek Kompetitif China


Beberapa anggota kongres yang memperdebatkan RUU tersebut menyebut praktik China sebagai praktik yang kompetitif di indsutri global dunia. Mereka menekankan bahwa AS sebaiknya mampu selangkah lebih maju dalam mengatasi tekonologi yang sedang meningkat . Karena saat teknologi tersebut gres dimulai, China sudah secara agresif mempelajari blockchain dengan memprioritaskan yuan digital. McMorris Rodgers menekankan pentingnya mengalahkan China dalam hal teknologi gres ini. Karena kalau dilihat dalam krisis global yang sedang terjadi selama beberapa bulan terakhir, Partai Komunis China akan melaksanakan apapun untuk menjadi selangkah lebih maju mulai dari mencuri, menipu sampai mensubsidi BUMN. AS pasti tidak dapat mengalahkan China dengan cara yang seperti itu, berdasarkan Mcmorris.


Pada bulan Mei kemarin, anggota parlemen mulai menekan pemerintah federal untuk menimbang-nimbang strategi blockchain nasional untuk regulasi dan perkembangan misalnya seperti Jaringan Layanan Blockchain China.


 


Informasi lain ihwal CBDC :


Presiden Bank Sentral Brazil: CBDC Kurang Dari 2 Tahun Lagi



Strategi Blockchain di China. Bagaimana Dengan Indonesia ?



 



Sumber harus di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama