Bitcoin turun sebanyak 11% pada hari Kamis (21/01), mencapai level terendah dalam nyaris tiga minggu, alasannya cryptocurrency terkenal mendapatkan dengan pukulan ganda yang mengagetkan kepercayaan pada penggunanya.
Pertama, Janet Yellen, calon menteri keuangan Presiden Joe Biden, menyarankan selama sidang konfirmasi pada hari Selasa (19/01) bahwa anggota parlemen “menghalangi” penggunaan Bitcoin karena penggunaannya dalam acara terlarang.
Dan kedua, adanya laporan yang disangkal dari BitMEX Research pada hari Rabu (20/01) memperlihatkan adanya cacat kritis yang disebut “pengeluaran ganda” telah terjadi di blockchain Bitcoin.
Pengeluaran ganda yakni dikala seseorang mengalami pengeluaran bitcoin yang serupa dua kali. Ini yakni skenario yang ditakuti dan menakutkan untuk aset digital, dan blockchain dianggap sudah menyelesaikan persoalan tersebut dikala Satoshi Nakamoto menerbitkan whitepaper Bitcoin pada tahun 2009.
Upaya awal untuk meluncurkan metode kas digital pada kesannya dihentikan oleh kerentanan yang dapat memungkinkan pengeluaran ganda dan merusak akidah pada metode.
BitMEX Research men-tweet bahwa “tampaknya ada sejumlah kecil pengeluaran ganda sekitar 0.00062063 BTC ($21) terdeteksi.“
BitMEX kemudian menyampaikan bahwa pengeluaran ganda bahwasanya yaitu transaksi RBF, yakni ketika transaksi bitcoin yang belum dikonfirmasi diganti dengan ongkos transfer baru yang mengeluarkan uang biaya lebih tinggi untuk mempercepat konfirmasi transaksi. Tapi Monitor Fork BitMEX mengatakan bahwa “tidak ada lonjakan biaya (RBF) yang terdeteksi.”
BitMEX menyampaikan dalam tweet lain: “Sebuah transaksi dalam chain yang gagal mengirim 0.00062063 BTC ke alamat 1D6aebVY5DbS1v7rNTnX2xeYcfWM3os1va, dan transaksi di chain sukses yang menghabiskan input yang sama hanya mengantar0.00014499 BTC ke alamat ini.”
Pada akibatnya, insiden pengeluaran ganda tidak terjadi, menurut CTO Bitfinex Paolo Ardoino. Dalam e-mail kepada Insider, Ardoino menerangkan, “Sebenarnya yang terjadi yakni dua blok ditambang secara serempak. Akibatnya, terjadi reorganisasi berantai, yang tidak menimbulkan pengeluaran ganda.”
Sementara itu, investor institusi tetap terus melirik ke bitcoin. Pengajuan dengan Komisi Sekuritas dan Bursa pada hari Rabu (20/01) mengatakan BlackRock sudah mencairkan dua reksa dananya untuk berinvestasi dalam cryptocurrency.
Poin-poin penting lainnya yang perlu dikenali seputar penurunan bitcoin ini :
- Penurunan cryptocurrency terkemuka ini “mungkin cuma penurunan biasa,” menurut trader Techemy Capital Josh Olszewicz, yang tidak menghendaki koreksi berkepanjangan.
- Analis Bloomberg, Mike McGlone juga oke akan hal itu, mengatakan kepada CoinDesk bahwa ia mampu melihat bitcoin “menjelajahi support dan resisten dalam kisaran $30,000 – $40,000 untuk sementara waktu hingga memulai langkah reli bertahap selanjutnya.”
- Tetapi CIO Guggenheim Scott Minerd berpikir bitcoin mungkin menduduki puncak sementara, menyampaikan bahwa pencarian kembali ke $20,000 ialah hal yang mungkin.
- Penjualan signifikan selama seminggu terakhir di salah satu bursa yang berbasis di AS, pertanda aksi ambil untung oleh penanam modal, menurut pelaporan CoinDesk sebelumnya, sesudah bitcoin nyaris menyentuh $42,000 pada permulaan Januari 2021.
- Cryptocurrency alternatif ternama (altcoin) mirip Ethereum juga mencatat persentase kerugian dua digit.
- Penurunan hari Kamis (21/01) membantu meniadakan sebagian besar keuntungan tahunan bitcoin, dengan cryptocurrency yang ketika ini hanya naik 6% pada tahun 2021.
Sources : Matthew Fox on Business Insider & Zack Voell on CoinDesk
Disclaimer : Metode, angka, teknik, pendapat, saranan atau indikator yang disajikan pada gosip ini berasal dari sumber yang tertera, dihentikan diasumsikan akan menguntungkan dan tidak akan menyebabkan kerugian. Berita ini disampaikan dengan tujuan sebagai bahan edukasi dan informasi, dan bukan merupakan saran investasi. Penulis, penerbit, dan semua afiliasi tidak bertanggung jawab atas hasil transaksi anda.