Bitcoin Masih Menjadi Favorit Penanam Modal Crypto India Ditengah Larangan Pemerintah Untuk Trading Cryptocurrency

India terperinci memiliki favorit dalam membicarakan cryptocurrency. Mata duit digital terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar — Bitcoin — merupakan cryptocurrency yang paling banyak diperdagangkan di India.


Sejak bulan Maret 2020 kemudian dikala larangan terhadap cryptocurrency dicabut, Bitcoin menyumbang 20% dari total volume yang diperdagangkan di WazirX, salah satu exchange aset crypto yang paling terkenal di India. Lebih dari 6 bulan terakhir, Bitcoin senilai $184juta diperdgangkan di platform WazirX.


“Bitcoin merupakan pembawa bendera cryptocurrency. Selain itu, aset ini lebih likuid dan tidak terlampau gampang berganti dibandingkan mata duit yang lain. Maka dari itu, pada umumnya orang datang ke exchange untuk membeli Bitcoin,” terang Nischal Shetty, CEO WazirX.



Bitcoin ialah salah satu mata duit dasar untuk membeli altcoin jika nasabah tidak mau menggunakan mata duit yang didukung pemerintah untuk berjualan. Ini juga yang mendorong undangan terhadap Bitcoin.


Warga India yang melihat cryptocurrency sebagai instrumen investasi jangka panjang, umumnya berbelanja Bitcoin, sedangkan pedagang harian yang mengambil profit cepat lazimnya menentukan mata uang digital yang lain, yang berfluktuasi lebih tinggi (pergantian naik turun signifikan), jelas Shetty dari WazirX.


Larangan Trading Crypto di India


India berencana untuk memperkenalkan hukum baru yang melarang trading cryptocurrency, menjadikannya tidak sejalan dengan perekonomian Asia lainnya yang memilih untuk meregulasi pasar yang masih muda ini.


Bank sentral India pada 2018 sudah melarang transaksi crypto sehabis serangkaian penipuan dalam beberapa bulan mengikuti keputusan mendadak yang dikeluarkan Perdana Menteri Narendra Mod untuk melarang 80% mata duit negara. Exchange cryptocurrency menyikapi dengan somasi di Mahkamah Agung pada September 2018 dan ditetapkan menang pada Maret 2020.


Kemenangan di pengadilan mendorong lonjakan nyaris 450% dalam jual beli hanya dalam 2 bulan semenjak Maret 2020, menurut TechSci Research, membangkitkan kembali kegelisahan alasannya adalah kian banyak warga India yang mengambil risiko ditengah banyaknya yang kehilangan pekerjaan dan perlambatan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi COVID-19. Marketplace Bitcoin, Paxful melaporkan kemajuan 883% antara Januari ke Mei 2020 dari $2.2juta ke $22.1juta. WazirX, exchange crypto berbasis di Mumbai melaporkan kemajuan 400% pada Maret 2020 dan 270% pada April 2020 dari bulan ke bulan, menurut TechSci.


Keputusan India menjadi makin penting karena bertambah banyak negara Asia yang menimbang-nimbang pro dan kontra mata uang digital. Cina, yang tadinya melarang ICO (Initial Coin Offering) dan mata duit digital mata 2017, gres-gres ini membolehkan Bitcoin diperdagangkan sebagai properti digital, bukan sebagai mata duit fiat. Cina juga berniat untuk menciptakan bank sentral untuk mata uang digital miliknya. Tidak ketinggalan Singapura, Korea, dan Indonesia juga mulai meregulasi trading crypto.


Lembaga pemikir pemerintah federal India, Niti Aayog, sedang menjelajahi banyak sekali kemungkinan penggunaan blockchain — struktur yang menyimpan catatan transaksi atau blok di beberapa database jaringan — untuk mengelola catatan tanah, rantai pasokan obat farmasi atau catatan sertifikat pendidikan. Dan sementara merencanakan mata duit virtual, pemerintah menolak pemikiran terhadap trading cryptocurrency.


Larangan trading yang diperbaharui ini bisa memengaruhi lebih dari 1.7 juta warga India yang trading di aset digital dan sejumlah perusahaan yang terus mengalami kenaikan yang bersiap untuk perdagangan tersebut, menurut data.


Menurut CEO Ashish Singhal, ketimbang melarang, India memerlukan kerangka peraturan untuk melindungi pelanggan ritel yang kurang edukasi dan informasi “untuk menentukan pengawasan yang memadai dari pemerintah dan RBI atas bisnis cryptocurrency,” terperinci Sanjay Khan, Partnerm Khaitan & Co, pengacara penasihat perusahaan berbasis di New Delhi. “India sesungguhnya mampu menerima keuntungan dari peraturan semacam itu untuk menawan investor dan bisnis cryptocurrency.”


 


Sources : P. Mulye on Quartz India & A. Chaudhary and S. Singh on Bloomberg


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama