Cerita-Kisah Unik Yang Banyak Orang Tidak Tahu Dibalik Pengakuisisian Whatsapp Oleh Facebook

Seperti yang baru saja kita ketahui bahwa WhatsApp gres saja dibeli oleh Facebook. Namun apakah semudah itu WhatsApp dibeli oleh Facebook. Ternyata ada sedikit cerita dibalik itu. Berawal dari awal tahun 2012 Mark Zuckerberg mengundang CEO WhatsApp, Jan Koum untuk minum kopi bareng disebuah kedai kopi kawasan los altos, California. Pembicaraan berlangsung cukup usang, adalah 2 jam. Namun entah apa yang dibicarakan mereka berdua tetapi tampak serius mengenang lamanya mereka mengobrol. Sejak itu dimengerti mereka berdua menjadi teman karib, terlihat dari seringnya mereka makan berdua atau berolahraga bareng . Akhirnya pada tahun 2014 ini tepatnya 9 Februari Koum bertandang ke rumah Zuckerberg di Palo alto, California. ketika itulah obrolan mulai mengarah kearah pengakuisisian WhatsApp oleh Facebook. Mereka berdua berbicara banyak ihwal keuntungan kalau mereka melakukan suatu kerjasama. Proposal pembelian WhatsApp karenanya ditawarkan oleh Zuckerberg dan Koum juga ditawarkan untuk masuk ke dalam jajaran dewan Facebook, tetapi Koum perlu waktu untuk menjawabnya. Kemudian tanggal 14 februari bertepatan dengan hari valentine, Koum kembali datang ke rumah Zuckerberg untuk makan bareng dengan Istri Zuckerberg, Priscila Chan. Akhirnya pada malam itu Koum akhirnya oke untuk memasarkan WhatsApp kepada Facebook yang berlanjut obrolan tentang harga. Akhirnya disepakati harga USD 19 milliar. Harga tersebut yaitu akuisis paling besar yang pernah dilaksanakan Facebook.


billionaire photo
Photo by VinceHuang

Terdapat suatu kisah yang cukup mengharukan jikalau kita menyelidiki ulang kurun kemudian seorang CEO sekaligus Co-founder WhatsApp, Jan Koum. Seorang pemuda bernama Jan Koum melaksanakan migrasi dari Ukraina ke Amerika bersama ibunya bermodal nekat pada umur 16 tahun. Dia tidak fasih berbahas inggris dan hanya mengandalkan kuliner dari jatah yang diberikan pemerintah pada saat itu. Koum muda melanjutkan kuliah di San Jose University, tetapi sayangnya ia lebih memilih drop-out dari bangku kuliah. Untuk bertahan hidup Koum bekerja sebagai tukang higienis-bersih suatu swalayan, hidup terasa pahit sekali bagi Koum ketika itu. Ditambah lagi saat ibunya di diagnosis kanker, mau tak inginmereka hidup dari dukungan kesehatan seadanya. Di usia 17 tahun cuma makan dari jatah pemerintah, nyaris menjadi gelandangan tanpa rumah, cuma beratapkan tanah dan beralaskan tanah. Kehidupan mulai berganti, dengan keahliannya selaku Programmer Koum bekerja di Yahoo selaku engineer selama 10 tahun. Disanalah ia berkenalan dengan Brian Acton hingga akhirnya mereka berdua menetapkan untuk resign dan mendirikan Whatsapp pada tahun 2009. Pada saat itu usia Koum menginjak 37 tahun. Setelah resign dari yahoo sebenarnya mereka sempat melamar ke Facebook dan Google, tetapi sayangnya lamaran mereka ditolak. Facebook dan google niscaya telah menyesal menolak mereka dulu mengenang siapa mereka kini. Akhirnya sehabis WhatsApp berhasil dan dibeli Facebook seharga Rp 209 trilliun Koum menjadi miliarder. Yang unik ialah sesudah berhasil menjual WhatsApp, Koum bernostalgia ke daerah dimana dahulu beliau umummengantri kuliner saat berumur 17 tahun. Dia menyandarkan kepalanya ke dinding, membayangkan dahulu dirinya yang tak punya uang, bahkan untuk makan saja sulit. Sangat tidak disangka perusahannya dibeli dengan harga 209 trilliun, tak terasa air matanya pun meleleh. Dia mengingat kembali ibunya yang sudah meninggal alasannya kanker, seorang ibu yang setia menjahit bajunya yang sudah sobek demi sebuah penghematan pada saat itu. Ada sedikit penyesalan saat ibunya tidak bisa melihat keberhasilan beliau kini. Rezeki memang tidak ada yang tahu, dewasa miskin itu sekarang sudah menjadi super billioner.



Sumber harus di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama