Mau Beli Bitcoin ? Perhatikan Hal Penting Berikut Ini Di 2021

Dengan harga Bitcoin meraih All Time High di 2021 banyak yang ingin beli Bitcoin (BTC), Bitcoin mulai menjadi pembicaraan banyak orang, tergolong juga orang kebanyakan yang sama sekali tidak mengerti desain dibaliknya. Banyak orang mulai bertanya “bagaimana berbelanja Bitcoin?”. Situasi ini mendatangkan kesempatan besar dan juga risiko dibaliknya.


Untuk mampu mengeksplorasi kesempatan dan mengurangi risiko, berikut ini hal-hal yang perlu Anda pahami bila ingin berbelanja Bitcoin.


 



Perhatikan Tema atau Isu Besar Saat Anda Beli Bitcoin


Tema atau isu besar bisa menjadi driver atau bensin bagi pergerakan harga, kekuatan pendorong bagi bull, atau bear memasuki pasar.


Di final 2020 sampai dengan permulaan 2021 yang menjadi tema besar ialah pandemi yang mengakibatkan bank sentral melakukan pencetakan uang besar-besaran, yang paling besar sepanjang sejarah sehingga mengakitbatkan buying power per 1 USD diprediksi mengalami penuruan drastis. Data inflasi memang belum menawarkan angka yang memprihatinkan, tetapi data buying power per 1 USD yang terus turun semenjak usang telah menjadi pendapatpara penanam modal, baik retail atau institusi untuk melakukan pembelian Bitcoin yang bersifat deflationary (jumlahnya terbatas dan mampu diverifikasi).


Baca juga : Kaitan Bitcoin dan inflasi


 


USD purchasing power


Perhatikan Anda ada di siklus mana, dan kapan Anda memutuskan beli


Memang banyak yang menyarankan untuk mengalokasikan 3-5% dari aset Anda dalam bentuk Bitcoin, namun yang menjadi pertanyaan ialah “kapan belinya?” beli di pucuk – kemudian tak usang setelah Anda membeli ternyata harga Bitcoin jatuh 30% pasti akan memberikan masalah bagi Anda. Apalagi sesudah ditunggu 1 minggu, 1 bulan, 6 bulan ternyata harga Bitcoin malah jatuh terus, kemudian Anda melakukan cut loss dan harus menerima kerugian.


Bitcoin memiliki siklus tertentu yang terkait dengan harga yang biasa menjadi “pusatnya” yaitu aktivitas halving atau penghematan reward miner menjadi separuhnya yang dilaksanakan 4 tahun sekali dan proses halving selanjutnya adalah pada 2024.


Semua orang memperkirakan halving  akan mengakibatkan harga Bitcoin terus naik alasannya adalah kian susah bagi miner untuk mendapatkan reward BTC sehingga akan memperbesar kelangkaannya.


 


Sebelum Beli Bitcoin, perhatikan position sizing dan money management


Anda menetapkan untuk mengalokasikan Rp. 50 juta dana Anda di Bitcoin atau crypto. Misalnya saja total dana cash Anda ada 200 juta.


Lalu Anda mendengar harga Bitcoin sedang naik tajam sampai meraih Rp. 240 juta (di kisaran final 2017 s/d Januari 2018). Anda menggunakan 50 juta dana Anda untuk berbelanja BTC di harga 240 juta.


Lantas kemudian harga Bitcoin terus menurun, bahkan sampai ke angka kisaran Rp. 30-40an juta. Dana Anda tinggal 5 juta, Anda melaksanakan cutloss.


Ini adalah kesalahan biasa dan paling fatal dari orang-orang yang baru pertama kali berbelanja aset digital, Bitcoin atau crypto lainnya. Tidak paham tentang “risk amount” yang memiliki arti dikala Anda masuk ke market dengan dana tertentu, sebetulnya dana tersebut sudah ada ikhlaskan untuk terpapar risiko. Apalagi, banyak yang berbelanja Bitcoin dengan uang panas/duit dapur.


Yang benar untuk dilaksanakan, bila Anda mempunyai dana 50 juta untuk dialokasikan di Bitcoin atau crypto, sebelum Anda berbelanja bitcoin, Anda mesti memikirkan apakah harga ini telah ketinggian bila mempertimbangkan adopsi crypto ketika ini ? dunia trading mengenal banyak indikator teknikal overbought atau sebaliknya oversold, Anda bisa menggunakannya. Jika kondisinya overbought (terlalu banyak dibeli) apakah sentimen pasar yang ada masih besar lengan berkuasa untuk mengangkat harganya terus ?


Lalu jangan gunakan pribadi 100% dana Anda untuk berbelanja Bitcoin di 1 harga, terlebih jikalau harganya sudah overbought, mesti sungguh dihindari. Jika harganya telah overbought namun Anda punya feeling merasa harganya masih bisa terus naik, gunakan saja 5-10% dari dana Anda, jikalau Anda merasa feeling Anda mampu tervalidasi dari informasi di pasar, Anda mampu terus mengembangkan position sizing Anda.


 


Bitcoin Masih di tahap adopsi awal


Berbeda dengan emas yang telah memiliki tingkat adopsi sungguh tinggi, hingga di level negara (banyak negara menyimpan emas sebagai cadangan devisa), Bitcoin masih hingga di level adopsi permulaan. Memang ada institusi yang mengadopsi Bitcoin tetapi masih amat sungguh sedikit. Dibandingkan dengan emas, kita mampu melihat banyak toko yang memperjual belikan emas di kota-kota kecil se Indonesia. Sedangkan Bitcoin cuma dimiliki 1% oleh insan di dunia. Level adopsi awal ini berarti Bitcoin mempunyai ruang pertumbuhan yang sangat tinggi.


 


Bitcoin Tidak mempunyai intrinsic value


Intrinsik value dari sebuah komoditas ialah value unik yang dimiliki produk tersebut dan tidak membutuhkan sumber aksesori untuk mampu menunjukkan value tersebut. Rasa manis yaitu intrinsik value dari gula. Setiap komoditas mendapatkan nilai dari value tersebut dari seberapa banyak orang lain bersedia membayar untuk mendapatkannya.


Bagaimana Bitcoin mendapatkan valuenya ? Trust yang diberikan oleh jutaan orang kepada Bitcoin dalam environment yang bersifat trustless mampu menentukan nilai dari sebuah cryptocurrency. Jutaan miner dan trader yang terlibat dalam jaringan Bitcoin akan memilih nilai dari crypto melalui prinsip demand dan supply.


 


 



Sumber mesti di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama