Ryan Eagle, Hidup Dan Matinya, Yang Saya Tahu

Seperti yang kita semua ketahui, EWA dan BLAM ADS telah tiada. Banyak affiliates nya yang tidak terbayarkan, dan memancing emosi banyak pihak. Tulisan ini tidak akan memperbincangkan hal yang kita semua telah tahu itu. Tetapi saya akan berupaya memotret hal-hal yang mungkin cuma saya yang tahu, atau paling tidak, dari sudut pandang yang saya memahami.


ryan-eagle-hidup-mati


Cerita Ryan Eagle sekarang ini mengingatkan saya kepada kisah Donald Trump beberapa tahun yang lalu. Donald Trump, miliuner, bertahun-tahun yang lalu dinyatakan gagal dan nyaris gulung tikar oleh beberapa bank. Dalam perjalanannya, Donald Trump dengan segala kesalahan yang diperbuatnya, tergolong dengan prinsip-prinsip yang dipegangnya; tidak berlari menjauh, justru menghadapi bank-bank tersebut dengan kepala tegak. Hasilnya, bank-bank itu menggelontorkan lagi kreditnya. Faktanya adalah : Kalau Mr Trump dinyatakan gulung tikar maka tidak akan ada uang masuk balik ke bank; namun apabila diberikan pemberian lagi, biarkan beliau membuka usaha, maka dengan kemampuan dan pengalamannya, masih ada kemungkinan duit dari bank ini akan balik lagi.


Well, baiklah, gak bisa dibandingkan antara Donald Trump dan Ryan Eagle. Kenyataan bahwa Ryan Eagle, melalui EWA Network, belum membayar affiliates nya yakni riil. Sebagai orang Indonesia yang akrab dengannya, saya mencicipi keterlibatan yang dalam secara emosional dengan peristiwa ini.


Ryan Eagle is Ryan Eagle. Seorang usahawan yang berpikir seperti seorang pengusaha. Reputasinya yang jatuh terjerembab tidak membuatnya menyerah terhadap kondisi. Ketika Ryan tiba ke Indonesia tahun lalu, ratusan orang menyaksikan bagaimana dia berbicara dengan sarat passion, penuh keindahan wacana bisnis CPA, bahkan menunjukkan wawasan yang sangat berkhasiat saat berada dalam MasterClass Meet-up di Bebek Bengil Restoran Jakarta maupun pada ketika Meet-up di Akmani Hotel. Memang tidak semua yang tiba mampu pribadi menikmati keuntungannya – sebab tidak semuanya pribadi action juga – tetapi kehadiran Ryan memunculkan antusiasme internet marketer Indonesia kepada ‘hewan’ gres yang berjulukan CPA. Dan mirip pepatah, ilmu itu tidak akan luntur biarpun sebilah pedang dikalungkan di leher. Ilmu dari Ryan Eagle akan kita bawa selama hayat dikandung badan.


Kedatangan Ryan Eagle tahun lalu ialah interaksi langsung (secara fisik) pertama saya dengannya. Selama 4 hari sarat saya mengawalRyan berkeliling Jakarta, makan bareng sahabat-sobat dari Medan, Surabaya, Jogja, Bali di Bandar Jakarta dan tertawa lepas dikala sobat saya Dicky Mario Purba, dari Medan, membuat pesta ulang tahun kejutan. Ryan, dengan gayanya, meniup lilin dan memainkan kembang api yang khusus dibawa dari dapur untuknya. We’re having a lot of fun that night!


Selama 4 hari itu aku mengetahui bahwa EWA ialah hidup matinya Ryan Eagle. Kecintaannya kepada perusahaan ini telah menyita semua rasa cintanya kepada hal-hal lain. Ryan bercerita bagaimana mengawali seluruhnya dengan Google Adsense terus menjadi super affiliates dan lalu mendirikan EWA bersama dengan sahabatnya, Harrison Gervitz. Bagaimana beliau bekerja 16-18 jam sehari untuk berkomunikasi dengan karyawannya di seluruh dunia. Masih inget quote ini : “Hard Work! It always pays off “– yang beliau tuliskan untuk teman aku Patria ‘Ryan’ Primandita, mematahkan prinsip saya untuk selalu “work smart instead of work hard’ hehehehe..


Mata Orang Sukses Tidak Akan Berbohong


Satu hal yang saya ‘amaze’ sama makhluk yang satu ini ialah semangatnya yang hebat. Bagaimana Ryan bisa sungguh bergairah (matanya senantiasa berbinar-binar jika menjabat sungguh seseorang untuk pertama kalinya). Gaya jalannya sungguh khas. Ketika kami semua sudah tepar kecapekan menemaninya, Ryan masih saja mengatakan berapi-api tentang keinginannya untuk mengeksplorasi Jakarta lebih banyak lagi. Bener, gak ada capeknya orang satu ini. Pak Rully Kustandar, Albert, Stanley dan Ricky menjadi saksi hidup semangat Ryan yang hebat. Kami pernah tertawa terbahak-bahak ketika Ricky bilang,” Man, this guy is a real legend!”.


Dibalik itu semua, banyak hal yang tidak dimengerti oleh khalayak. Ryan Eagle sama sekali tidak minum alkohol dan juga tidak merokok. Dia mengakui bahwa dalam hidupnya ada fase ketika ia bisa melaksanakan apa saja dan drugs serta alkohol adalah temannya sehari-hari. Secara jantan ia menceritakan jika hidupnya pernah hampir rampung alasannya imbas drug yang begitu mendalam. But he got through that. He survived. Kami, selayaknya sebab mendapatkan tamu Bule, memperlihatkan minuman beralkohol atau wine untuk kenyamanannya tetapi Ryan menolak. Dia memilih kopi. Lots of coffee 🙂


Saya juga mengetahui betul bahwa Ryan Eagle sangat bersungguh-sungguh mengikuti Retreat Keagamaan yang diselenggarakan oleh lingkungannya. Beberapa kali Ryan posting di instagram perihal kegiatannya yang satu ini. Ryan sangat besar hati kepada komunitas Retreatnya. Ini adalah, menurutnya, caranya mem-balance hidupnya. Termasuk dikala mendirikan EWAKids dan menjadi bab dari organsasi Freemason. Yes, Ryan Eagle is a Freemason. Dan beliau dengan berhasil menceritakan kepada saya, bahwa anggapan banyak orang mengenai Freemason selama ini telah diputarbalikkan untuk kepentingan kelompok tertentu. Inti Freemason, menurutnya, yakni menolong orang lain dan mengutamankan Tuhan diatas semuanya. Saya sih manggut-manggut saja.


Bertemu dengan Ryan Eagle personally banyak membuka mata saya akan banyak hal. ‘Kesombongan’nya di social media; perihal bagaimana kendaraan beroda empat mewahnya yang berjejer, atau rumahnya yang mewah; sama sekali tidak tercermin di kehidupannya yang bahu-membahu. Ryan Eagle is a humble person – seorang yang rendah hati dan selalu berusaha untuk menghormati bumi dimana ia berpijak. Berulang kali dia menanyakan ke aku (apabila ingin melakukan sesuatu), apakah mirip ini boleh di Indonesia, ataukah tidak. Contohnya ialah ketika header grup Indonesia Internet Marketers yang tadinya bergambar palu arit (alasannya adalah ketidaktahuannya tentang sejarah bangsa kita) dan saat saya menginformasikan yang bahwasanya, serta merta Ryan meminta maaf dan menggantikannya dengan gambar yang ada sekarang ini.


Ah, ini cuma gambaran yang saya dapat tentang Ryan. Tidak ada maksud untuk membela atau menjerumuskan siapa-siapa. Tulisan ini sepenuhnya menurut kepada pengalaman saya berinteraksi dengannya. Kalau anda mempunyai pengalaman yang berbeda, pastinya diperbolehkan.


Itulah Ryan Eagle. Pemilik EWA Network. Well, dulu pemilik EWA Network. Saya yakin, pemilik perusahaan CPA lain akan serta merta melarikan diri apabila menghadapi masalah yang EWA hadapi sekarang ini. Tetapi Ryan Eagle tidak. Dia tetap ada, mengakui kesalahannya dan tidak pernah lelah mencari jalan keluar untuk problem ini. Saya percaya diusianya yang masih sangat muda ini, 25 tahun, Ryan Eagle telah mengalami banyak hal yang tidak pernah kita alami sebelumnya. We never been on his shoes, and we will never be. Kejadian ini aka memperbesar determinasi dan pengalamannya dalam mengelola sebuah perusahaan. Saya masih yakin sebuah ketika Ryan Eagle akan bangun lagi; bahkan lebih besar lengan berkuasa dari sebelumnya.


After all, selaku sesama pengusaha, aku mengerti betul bahwa tidak ada bisnis yang tidak memiliki resiko. Shit happens. Perusahaan naek dan turun. Begitu juga hidup kita : Kadang di atas, kadang di bawah. Bagi saya, tidak ada rasa malu untuk mencar ilmu dari Ryan Eagle (secara ia lebih muda). Despite of, bagaimana keadaan EWA kini ini, Ryan Eagle ialah entrepreneur sejati, yang tidak akan mengalah kepada kondisi. Come on birdman! You can do it!



Sumber mesti di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama