Sinopsis & Review Ben Is Back, Kasih Sayang Ibu Tanpa Batas


Dalam lirik lagu Kasih Ibu yang sering dinyanyikan saat kita kecil, ada bait yang menyatakan bahwa kasing sayang seorang ibu itu tanpa batas. Walau telah tumbuh remaja, sosok ibu kerap kali menilai kita masih bawah umur. Ketika sakit, sosok yang paling diharapkan supaya hadir yaitu ibu alasannya adalah dia yang paling memahami dan bisa memberi ketenangan.



Kebaikan ibu kadang nggak berbanding lurus dengan sang anak. Anak sering kali berbuat sesuatu yang akan membuat ibu cemas bahkan mampu hingga murka. Walau marah, ibu akan tetap mengasihi. Seperti di film Ben Is Back yang menceritakan kembalinya Ben yang sering berbuat onar ke tengah keluarganya. Bagaimana lengkapnya? Yuk simak sinopsis dan review filmnya berikut ini.



Sinopsis






  • Tahun Rilis: 2018

  • Genre: Drama

  • Produksi: Black Bear Pictures, 30West, Color Force

  • Sutradara: Peter Hedges

  • Pemain: Julia Roberts, Lucas Hedges, Courtney B. Vance, Kathryn Newton, Mia Flower



Holly Burns-Beeby menjinjing anak-anaknya berbelanja untuk keperluan Natal. Ketika sampai di rumah, dia dikejutkan dengan kedatangan Ben di depan rumah. Ben sedang menjalani rehab karena kecanduan narkoba dalam beberapa bulan terakhir. Maka dari itu, beliau nggak semestinya boleh pulang ke rumah.



Ben menyampaikan bahwa ia diijinkan untuk pulang. Holly bahagia anak lelakinya pulang sekaligus harus berhati-hati karena sewaktu-waktu Ben bisa mengonsumsi narkoba lagi. Kedatangan Ben nggak menerima reaksi aktual dari ayah tirinya, Neal Beeby. Bagi Neal, Ben seharusnya tetap berada di rehab alasannya belum sepenuhnya sembuh.



Holly mengabaikan reaksi Neal dan mengajak Ben untuk berbelanja. Di mall, Holly dan Ben bertemu dengan dokter yang dulu menangani Ben tetapi kini telah menderita demensia. Holly menyalahkannya alasannya pernah menyuntikkan penghilang rasa sakit saat Ben cedera yang mengakibatkan Ben ketagihan.



Merasa depresi kembali ke lingkungan yang banyak menenteng ingatan buruk, Ben menyatakan pada ibunya bahwa ia perlu melakukan konseling. Holly mengirim Ben pada grup konseling. Ben menceritakan bagaimana beliau nyaris overdosis namun diselamatkan oleh sang ibu dan anjing peliharaan keluarga, Ponce.



Ben dan Holly kembali ke mall untuk membeli pakaian. Melihat tingkah Ben mencurigakan, Holly mendesak Ben kalau-jika beliau menenteng narkoba. Ben yang sempat menyangkal balasannya menyerah. Holly mendapatkan narkoba yang disembunyikan Ben. Ben menyatakan menerima narkoba dari salah satu anggota grup konseling.



Pada malam Natal, Holly menjinjing serta seluruh keluarganya untuk program malam Natal. Holly senang sebab Ben mulai berganti. Ketika kembali ke rumah, Neal memperoleh rumah berserakan. Ternyata ada seseorang yang masuk ke tempat tinggal keluarga Neal. Holly dan anak-anaknya mencari jikalau-jika ada barang berguna yang hilang. Ternyata nggak ada yang hilang, cuma saja Ponce nggak menghampiri ketika diundang.





Panik alasannya kehilangan anjing kesayangan keluarga, Neal, Holly dan anak-anaknya bertugas mencari Ponce di dalam rumah. Sementara Ben menentukan mencari Ponce ke luar rumah. Ben justru menilai bahwa hilangnya Ponce berhubungan dengan kembalinya beliau ke tempat tinggal. Merasa bertanggung jawab atas kekacauan yang ada, Ben berupaya memperbaikinya.



Holly pergi mencari Ben dan berhasil menemukannya. Mereka berdua memutuskan untuk makan bareng . Ben mengaku bahwa beliau pernah menciptakan seorang wanita kecanduan narkoba bahkan sampai meninggal karena overdosis. Setelah makan, mereka berjumpa dengan Spencer, teman abad kecil Ben. Keduanya pun berantem.



Spencer membangkitkan ketakutan Ben dengan menyebut nama Clayton. Clayton ialah pengedar narkoba dan Ben pernah melakukan pekerjaan untuknya. Spencer menyampaikan bahwa orang yang mengambil Ponce ialah Clayton. Ben meminta ibunya supaya pulang karena kondisi terlalu berbahaya dan dia ingin menyelesaikan masalah ini sendiri, tetapi Holly menolak.



Setelah mengisi bensin, Ben meminta ijin pada Holly untuk berbelanja barang di toko supermarket. Setelah cukup lama, Ben nggak kunjung tiba. Sementara itu, Ben menghampiri Clayton. Ben bermaksud menebus Ponce tapi Clayton menolak. Clayton akan menawarkan Ponce asalkan Ben mau mengantarkan narkoba mirip dulu untuk terakhir kalinya. Apakah yang akan dikerjakan Ben?



Drama Keluarga yang Intens





Kembalinya Ben sebelum Natal mengakibatkan reaksi konkret sekaligus negatif. Holly senang alasannya adalah mampu berkumpul dengan semua anaknya. Selain itu, ruang gerak Ben menjadi sempit sebab Holly melakukan pengawasan selama 24 jam. Apalagi Holly makin tersentuh menyaksikan Ben mirip menebus waktunya yang hilang dengan menghabiskan waktu bersama adik-adiknya.



Reaksi kasatmata Holly nggak sama dengan Neal dan Ivy. Neal merasa Ben semestinya dijauhkan dari keluarga alasannya bisa memberi pengaruh buruk pada anak-anaknya yang masih kecil. Apalagi rehab yang dijalani gres beberapa bulan. Ivy merasa bimbang, di satu sisi beliau bahagia namun di segi lain cemas sang kakak akan kembali memakai narkoba. Terlebih, masih banyak teman Ben yang belum sepenuhnya lepas dari narkoba.



Konflik memanas dikala Ben pergi mencari Ponce. Neal yang meminta Holly membiarkan Ben mendapat tanggapan keras dari Holly agar nggak perlu mengurusi Ben. Neal pun bereaksi keras dikala kedatangan Ben mulai menjadikan kekacuan. Dia menyatakan bila saja Ben keturunan Afrika-Amerika, beliau pasti berada di penjara bukan di rumah atau tempat rehab.



Baca juga: Rekomendasi Film Tentang Ibu yang Seru dan Penuh Haru



Transisi dari Drama ke Thriller





Ben Is Back menampilkan drama keluarga selama paruh pertama film. Kedatangan Ben menenteng polemik baru dalam keluarga. Masalah kecanduan Ben pada narkoba ditampilkan dengan terperinci. Holly yang tampak bahagia kehadiran anaknya, tetap menyimpan curiga. Dia memeriksa kamar Ben jikalau-kalau Ben menyimpan narkoba. Bahkan beliau menyiapkan alat tes urine.



Separuh kedua film ini mengalami transisi menjadi kental dengan nuansa thriller. Upaya Ben mencari Ponce membuatnya kembali berafiliasi dengan Clayton. Sementara Holly yang nggak tahu betul bulat pertemanan anaknya, mencari info dari orang-orang yang ia tahu. Tempo pun dinaikan sebagaimana Holly khawatir jikalau Ben akan kembali terjerumus ke dunia narkoba.



Pergeseran dari drama keluarga ke thriller ini hebatnya bisa dibungkus dengan mulus. Kita nggak akan menemukan plot hole tapi malah terbawa masuk ke dalam kisah. Cerita mengerucut pada upaya Ben yang terlepas benar atau salah, menjajal memperbaiki segala kesemrawutan yang ia sebabkan. Sementara Holly tetap berpegang pada prinsipnya ialah nggak membiarkan anaknya kecanduan narkoba lagi.



Chemistry Lucas Hedges dan Julia Roberts





Lucas Hedges berperan selaku Ben di film Ben Is Back. Dia begitu mahir masuk ke dalam karakter Ben. Adegan Ben gusar sebab kembali ke sudut-sudut rumah tempat yang dahulu dipakainya mengonsumsi narkoba layak diberi apresiasi lebih. Hedges bisa menciptakan aksara Ben yang memancing simpati terasa hidup.



Julia Roberts nggak kalah hebatnya berperan selaku Holly. Dia bisa menunjukkan sosok Holly sebagai seorang ibu yang tegas, tangguh, bisa berlaku keras tapi juga menyimpan kerapuhan. Ekspresi, gestur dan nada bicara yang ditunjukkan Roberts begitu meyakinkan seperti ia sungguh-sungguh sosok ibu Ben di dalam kisah film ini.



Chemistry Hegdes dan Roberts terlihat terperinci dalam adegan-adegan yang memperlihatkan interaksi keduanya. Adegan Holly menguatkan Ben ketika berada di tempat makan ialah bukti keduanya mampu begitu cair memerankan aksara anak dan ibu. Begitu juga adegan ketika Ben berjanji nggak akan menggunakan narkoba lagi sambil berlutut, lisan Holly yang ingin yakin tetapi nggak mampu percaya sepenuhnya terlihat begitu kasatmata.



Ben Is Back merupakan film drama berdurasi 104 menit yang menjamah. Kehangatannya mampu disampaikan dengan baik lewat setiap adegan yang ditampilkan. Bagi yang ingin mencicipi emosinya dikoyak habis-habisan, film karya Peter Hedges ini masuk dalam kategori wajib tonton. Suka film tentang ibu dan anak? Bagikan pendapatmu di kolom komentar yuk!







Ben Is Back






class="rwp-overall-score rwp-only"
style="background: #f67f3e;"
property="reviewRating" typeof="http://schema.org/Rating"
>

8 / 10
Bacaterus.com





Rating









Sumber spurs.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama