Sinopsis & Review Caught By A Wave, Cinta Dan Maut


Lorenzo terkesan dengan Sara yang ditemuinya di suatu summer camp. Mereka pun saling kesengsem dan menjalin kedekatan walau telah kembali ke kehidupan masing-masing. Semuanya berjalan menyenangkan, hingga pada satu waktu, Sara divonis mengalami pelemahan otot. Gadis ini tidak mengabarkan pada Lorenzo karena khawatir hanya akan membuat pemuda itu kasihan.



Rahasia yang disembunyikan Sara sebuah hari jadinya terbongkar. Lorenzo tahu kekasihnya punya duduk perkara kesehatan yang serius. Dia turut disalahkan saat Sara pingsan di pinggir jalan dan harus menerima perawatan. Dari sana Lorenzo mengetahui bahwa Sara tidak mampu menjalani kehidupan normal mirip gadis lainnya.



Sebagai cowok sehat, mampukah Lorenzo tetap berada di samping Sara sampai saat terakhirnya? Caught by a Wave kode sutradara Massimiliano Camaiti akan menjawabnya untuk Anda. Apakah ingin tahu lebih lanjut? Akan lebih baik kalau Anda juga membaca lebih dahulu sinopsis serta ulasannya di bawah ini!



Sinopsis






  • Tanggal/Tahun Rilis: 25 Maret 2021

  • Genre: Drama, Teen Drama

  • Produksi: Cinemaundici

  • Sutradara: Massimiliano Camaiti

  • Pemeran: Elvira Camarrone, Roberto Christian, Donatella Finocchiaro, Corrado Invernizzi



Malam itu Lorenzo (Roberto Christian) terkesan dengan keberanian Sara (Elvira Camarrone) melompati api unggun. Keduanya yaitu akseptor dari sebuah summer camp yang diadakan di Pulau Favignana. Pagi harinya para cukup umur, mendapat kode dari Lorenzo dan Francesco (Fabio Orso) tentang jenis angin: teknis dan teori biar para akseptor bisa mengendalikan bahtera kecil mereka.



Lorenzo mengunjungi Sara dan Barbara (Sofia Migliara) yang sedang makan malam namun waktu mereka juga tak banyak alasannya adalah Mario (Daniele Pilli) pengelola summer camp memerintahkan mereka untuk secepatnya tidur. Rupanya, ini yaitu tahun ke empat Lorenzo mengikuti kegiatan tersebut. Saat mengobrol datang-datang terdengar suara kembang api sebagai bab dari pekan raya demam isu panas di pulau itu.



Keduanya nekat pergi menghampiri kembang api yang menyala-nyala tetapi kehilangan arah dan malah bersenang-senang di sebuah kedai sambil berdansa. Malam itu mereka pulang dengan mengendap-endap dan menyelesaikan konferensi dengan ciuman. Esok harinya para akseptor akan berlayar menuju ujung terjauh dari pulau.



Di tengah maritim, kaki Sara terlihat sakit. Gadis itu tidak bisa mengendalikan perahunya dan terguling kemudian karam. Esok harinya para peserta bersiap pulang, yang artinya Lorenzo dan Sara juga akan berpisah. Lorenzo terlihat tak berangasan sementara Sara meminta Barbara merahasiakan kakinya yang sakit dari sang ibu.



Di rumah, Sara terjatuh di dapur karena kakinya kembali sakit. Hal ini menciptakan ibunya, Susanna (Donatella Finocchiaro) cemas. Dia kemudian dibawa ke tempat tinggal sakit untuk diperiksa lebih lanjut. Dokter menyampaikan bahwa sesudah tiga tahun berlalu, distorsi otot Sara memasuki tahap baru. Otot di seluruh tubuhnya mulai melemah sementara tidak ada obat definitive yang mampu mengobatinya. Namun, mereka akan menjajal segala cara untuk memperlambat proses kemundurannya.



Hari pertama Sara sekolah ia dikejutkan dengan Lorenzo yang tiba-tiba tiba. Pertemuan mereka tak berjalan lama sebab sang ibu sudah menjemput dan Sara harus segera pulang. Namun, keduanya berjumpa kembali, Lorenzo lalu menjinjing Sara ke suatu kawasan yang terlihat seperti museum.



Usai menikmati kebersamaan, Lorenzo mengantar Sara pulang menggunakan sepeda motornya. Sang ayah, Boris (Corrado Invernizzi) melihat mereka dari kejauhan. Esok hari sepulang sekolah, kedua orangtua Sara menenteng anak gadisnya ke rumah sakit karena sehabis hasil tesnya keluar dokter menetapkan untuk mendaftarkan Sara ke kursus rehabilitasi.





Di kawasan lain, Francecso dan Lorenzo terlihat menerima suatu apresiasi alasannya adalah memenangkan Regata Teluk pertama mereka. Sementara itu Sara menunggunya. Setelah tamat dengan persoalan penghargaan keduanya berlangsung ke pantai. Di sana kaki Sara kembali sakit tetapi gadis itu tak menyampaikan apa pun pada Lorenzo. Dia masih belum ingin memberitahu pemuda tersebut perihal penyakitnya.



Namun, sepulang menjalani rehabilitasi, Sara terkejut menyaksikan Lorenzo sudah ada di dalam rumah. Susanna dan Boris menginformasikan perjaka itu perihal penyakit putrinya. Kecewa alasannya adalah bukan Sara yang bercerita, Lorenzo pergi begitu saja dalam kondisi marah. Tak mampu membiarkan keadaan kian jelek, Sara menemui Lorenzo dan mulai bercerita semua. Gadis itu cuma tidak mau Lorenzo tetap berada di dekatnya alasannya adalah kasihan.



Cerita berlanjut saat Sara datang-tiba pingsan sesudah menyelesaikan jadwal rehabilitasinya hari itu. Dokter menyampaikan pada kedua Susanna dan Boris bahwa Sara mengalami gangguan pada sirkulasi jantungnya. Lorenzo yang ketakutan akhrinya datang di rumah sakit.



Tak menanti usang, Susanna yang menyaksikan Lorenzo datang eksklusif menyalahkan insiden ini pada perjaka itu. Pasalnya malam kemarin dia mengajak Sara keluar hingga larut malam  sementara hari itu dia membiarkan Sara menunggu di bawah matahari selama dua jam. Sang ibu mengingatkan bahwa Sara sudah tidak bisa menjalani kehidupan dengan normal. Lalu akankah Lorenzo mengalah terhadap perasaannya?



Romansa Remaja Menggebu-Gebu tapi Tanpa Chemistry





Caught by a Wave (2021) akan mengingatkan Anda pada drama-drama akil balig cukup akal romantis dengan bumbu kesedihan sebab salah satunya menderita penyakit parah seperti Five Feet Apart (2019) atau The Fault in Our Stars (2014). Perasaan para cukup umur tersebut menggebu-gebu dan sungguh yakin seperti tak ada kemungkinan lain. Bedanya, dalam film berbahasa Italia dengan durasi 99 menit ini, Anda tidak akan menemukan chemistry yang kuat.



Penampilan Roberto Christian dan Elvira Camarrone yang membawakan huruf Sara dan Lorenzo tidak mempertontonkan sebuah kekerabatan yang ‘berisi’. Anda hanya menyaksikan ‘cangkang’ melalui adegan-adegan penuh kemesraan yang terasa dipaksakan. Walau telah mempertontonkan lumayan banyak adegan ciuman, keduanya tak cukup besar lengan berkuasa menarik penonton ikut larut dalam dongeng pilu mereka. Hasilnya, adegan-adegan romantis dalam film ini terasa masbodoh.



Alur Lambat Tak Ada Emosi





Tanpa script yang rapat dan mempesona, alur film Caught by a Wave berlangsung cukup lambat. Ini diperparah dengan packing dongeng cinta antara aksara Lorenzo dan Sara yang hanya dibangun dari beberapa percakapan ringan dan tidak terlampau mengesankan. Pembawan abjad Sara dan Lorenzo oleh pemainnya pun nyaris tidak menampilkan emosi yang berarti. 



Di permulaan film Sara dicitrakan selaku gadis yang berani, seiring berjalannya kisah, beliau berkembang menjadi gadis yang tegar dan tampakpasrah sekaligus menyangkal penyakit yang beliau derita. Sayangnya, pergantian aksara tersebut tidak diikuti oleh penyampaian emosi yang bagus. Anda cuma tahu bahwa Sara berganti namun tidak ikut merasakannya.



Hal tak jauh berlawanan terjadi pada aksara Lorenzo. Dia diceritakan selaku cukup umur yang baru pertama kali jatuh cinta. Namun sayang, emosi yang sebaiknya tersampaikan lewat sorot mata atau gesture justru tidak terasa cukup kuat. Sebagai penonton Anda tahu beliau jatuh cinta hanya alasannya mengikuti alurnya, bukan dari emosi yang disampaikannya.



Lanskap Indah Menyegarkan Mata





Jika ada hal menarik dari film Caught by a Wafe, maka itu yakni sinematografinya. Lanskap kota pinggir bahari dan berulang kali scene yang menampilkan Lorenzo serta Sara berada di sana ditangkap oleh kamera dengan cukup anggun. Bukan cuma pemandangan pantai dan bahari, landmark di Italia sebagian kecil ikut ditampilkan, seperti pada scene dikala dua dewasa itu berjalan-jalan ke suatu bangunan yang terlihat mirip museum.



Melalui tangkapan kamera yang sedemikian rupa, sedikit banyak Anda bisa ikut merasakan situasi di sana, mulai dari warna langitnya, lautnya, bahkan kekuatan anginnya. Sayang, sinematografi yang anggun saja tidak terlalu kuat untuk menyampaikan emosi di film ini. Elemen lain yang tidak terpenuhi oleh film ini membuatnya jadi tontonan yang gampang dilupakan.   



Caught by a Wave (2021) tidak cukup membuat puas untuk daripada film cukup umur sejenis. Pemilihan pemain pun terasa terlalu muda, sungguh-sungguh sampaumur yang lebih cocok dengan cinta kera yang menggemaskan, bukan kisah terlalu serius mirip perpisahan yang disebabkan oleh akhir hayat. Namun jikalau Anda masih penasaran dengan ceritanya, film ini bisa disaksikan lewat Netflix kini juga. Makara tunggu apa lagi?







Caught by a Wave






class="rwp-overall-score rwp-only"
style="background: #f67f3e;"
property="reviewRating" typeof="http://schema.org/Rating"
>

6.5 / 10
Bacaterus.com





Rating









Sumber spurs.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama