Sinopsis & Review Contagion, Berisi Ramalan Covid-19?


Dibintangi Matt Damon, Gwyneth Paltrow, Laurence Fishburne dan Jude Law, film Contagion yang tayang pada 2011 kembali ramai dibincangkan alasannya adalah memiliki kemiripan dengan peristiwa yang terjadi dikala ini. Wabah dalam film ini, adalah MEV-1, berikut penjelasannya dirasa sama dengan virus Covid-19.



Film ini bermula dikala Beth mengalami batuk dan flu sepulangnya dari Hong Kong. Beberapa hari kemudian ia meninggal disusul dengan sang putra yang kontak bersahabat dengannya. Mulai dari sana, virus ini tampakmenyerang orang-orang di banyak negara.



Bagaimana? Sudah sungguh familiar dengan alurnya? Oleh sebab itu tidak heran jika dongeng Contagion dirasa seperti dengan insiden wabah Covid-19. Untuk lebih mengetahui alurnya secara lengkap Anda bisa langsung menontonnya, tapi sebelum itu mari simak sinopsis dan ulasannya lebih dahulu yuk!



Sinopsis






  • Tanggal/Tahun Rilis: 3 September 2011

  • Genre: Sci-Fi, Thriller, Action, Drama

  • Produksi: Participant Media, Imagenation Abu Dhabi, Double Feature Films

  • Sutradara: Steven Soderbergh

  • Pemeran: Marion Cotillard, Matt Damon, Laurence Fishburne, Jude Law



Setelah melaksanakan perjalanan bisnis dari Hong Kong, Beth Emhoff (Gwyneth Paltrow) singgah ke Chicago dan bertemu dengan mantan kekasihnya sebelum kembali pulang ke tempat tinggal di Minneapolis. Beth terlihat tidak fit, sesekali bersin, batuk tapi tidak terlampau memedulikannya. Sampai di rumah, beliau tentu saja disambut oleh Mitch Emhoff (Matt Damon), sang suami, dan anak lelakinya.



Bersamaan dengan itu tersiar berita bahwa terdapat beberapa orang yang melaksanakan perjalanan dengan penerbangan mengalami sakit serupa. Anehnya gejala ini tidak ditemukan di satu negara saja, melainkan juga negara lain seperti Hongkong, London dan Jepang. Melihat peristiwa ini seorang aktifis dan jurnalis berjulukan Alan Krumwiede (Jude Law) terpesona untuk menelitinya.



Dia juga ingin hal ini turut disiarkan oleh media biar masyarakat lebih waspada. Namun keinginannya ditolak karena beliau tidak mempunyai bukti sahih. Mereka takut hanya menyebabkan kepanikan. Hari ke empat sepulangnya Beth dari perjalanan bisnis perempuan tersebut mengalami kejang-kejang dan suhu tubuhnya meningkat. Mitch segera menenteng istrinya ke rumah sakit tetapi nyawa Beth tidak mampu diselamatkan.



Kematian Beth yang datang-tiba menjadikannya shock. Saat dalam perjalanan pulang beliau menerima kabar dari baby sitter bahwa anak lelaki mereka mengalami gejala yang serupa. Sesampainya di rumah, Mitch mendapati anaknya turut meninggal dunia. Lepas dari dua insiden yang menjadikannya kehilangan dua anggota keluarga sekaligus, Mitch diisolasi untuk mengetahui apakah dirinya mengalami hal yang sama atau tidak. Mitch juga mengijinkan dokter melakukan otopsi kepada jasad istrinya.



Setelah melalui beberapa pengecekan, Mitch dinyatakan higienis dari virus. Lelaki ini juga diketahui memiliki naturally immune yang baik. Setelah diizinkan pulang, Mitch segera mengantisipasi hal ini supaya tidak terjadi pada putri remajanya, Jory Emhoff (Anna Jacoby-Heron) dengan mengisolasi diri di dalam rumah.



Mulai dari kejadian tersebut, media mulai ramai membahas persoalan ini. Dr. Ellis Cheever (Laurence Fishburne) dari CDC (Centers for Disease Control and Prevention) mencemaskan bila ini ialah bab dari senjata biologis. Di saat bersama-sama CDC dan WHO yang diwakili oleh seorang epidemiolog berjulukan Dr. Leonora Orantes (Marion Cotillard) mulai bergerak cepat.



Leonora lalu pergi ke Hong Kong dan bertemu dengan epidemiolog di sana berjulukan Dr. Sun Feng (Chin Han). Sayang, Leonora justru diculik dan dibawa ke sebuah penampungan yang khusus dipakai untuk mengisolasi masyarakatdi sana. Penculikan Leona ditujukan semoga jika vaksi ditemukan, mereka bisa menukarnya dan menjadi area yang didahulukan.



Di ketika bersamaan, Dr Cheever memerintahkan Dr. Erin Mears (Kate Winslet) untuk menelusuri penyebaran virus ini di kotanya. Cheever juga dibantu asistennya yang andal dalam penciptaan vaksin, yaitu Dr. Ally Hextall (Jennifer Ehle). Ally juga yang menemukan bahwa virus tersebut serupa dengan virus babi, kelelawar dan SARS yang pernah terjadi dahulu. Ia masuk ke sel otak dan paru-paru dan bisa menjangkiti manusia dengan sungguh cepat.  



Ally dan tim bergegas meneliti dan menciptakan vaksi untuk virus baru yang dinamakan MEV-1 ini. Di sisi lain kondisi mulai tidak terkendali dan bertambah runyam dikala Alan Krumwiede mengunggah sebuah video. Di video tersebut Alan berpura-pura sakit dan mampu sembuh dengan mengonsumsi obat berjulukan Forsythia. Akibatnya banyak orang eksklusif percaya dan memborong semua stock Forsythia yang ada di toko-toko obat. Saat obat itu habis,  penduduk tidak segan menghancurkan toko obat tersebut.





Semakin lama, jumlah orang yang terinfeksi virus semakin tinggi. Dr. Mears bahkan turut terinfeksi dan menjadi korban keganasannya. Orang-orang yang meninggal sebab terinfeksi virus ini mesti dikremasi tanpa boleh ditemani satu anggota keluarga pun. Mayat mereka dimasukkan ke dalam sebuah plastik khusus.



Cerita berlanjut dikala kesannya Dr. Ally berhasil memperoleh vaksin di percobaannya yang ke 57. Ally menjadi percobaan pertama dari vaksin temuannya ini. Setelah disuntik vaksin, Ally menemui sang ayah yang sudah terinfeksi untuk menandakan keampuhannya dan ia sukses.



Pada hari ke 131, jumlah korban jiwa di seluruh dunia diceritakan telah menyentuh angka 26 juta jiwa. Vaksin pun mulai dibuat di lima daerah berlawanan yang diam-diam. Namun jumlah produksi vaksin masih belum mencukupi, mengenang virus yang tersebar dengan cepat. Akibatnya sumbangan vaksi dilaksanakan dengan tata cara undian menggunakan tanggal lahir. 



Di tengah pendistribusian vaksin, lagi-lagi Alan menciptakan onar dengan menyebar hoax bahwa ini adalah suatu konspirasi elit tertentu demi menerima laba. Lagi pula menurutnya insan mempunyai kekebalan alami. Beruntung hoax yang ia sebarkan tidak terlalu besar lengan berkuasa, dan Alan pun ditangkap oleh pihak kepolisian. Lalu bisakah virus tidak boleh? Apakah vaksin mampu dibagikan ke setiap orang tanpa undian?



Disinggung Punya Kemiripan Isu dengan Covid-19





Film Contagion yang tayang pada 2011 kemudian belakangan mulai banyak dibicarakan sebab seperti dengan penggambaran wabah Covid-19 sekarang ini. Walau tidak sama persis dengan asal penyebaran Covid-19, ialah Wuhan, Hong Kong yang sama-sama berada di tempat Asia Timur diseleksi selaku daerah virus tersebut berasal. Dalam film, bab tersebut terlihat ketika Beth memang diceritakan pulang dari sana sesudah melakukan perjalanan bisnis.



Anda juga akan melihat kemiripan film ini dari scene dikala Dr. Cheever melaksanakan beberapa tindakan antisipasi antara lain jaga jarak dan mencuci tangan. Pemakaian masker pada setiap aksara juga menjadi pemandangan yang mampu Anda lihat selama film ini berjalan. Belum lagi scene dikala Mitch diisolasi, adegan saat Dr. Mears dimakamkan secara massal dan lockdown yang diputuskan oleh CDC.



Petugas-petugas medis yang ada dalam Contagion juga mengenakan peralatan APD lengkap seperti yang lumrah kita lihat kini ini. Elemen-elemen dalam film tersebut itulah yang dinilai punya kemiripan dengan keadaan masyarakat dunia menghadapi wabah Covid-19 kini ini. Saat menontonnya, Anda seperti sedang menyaksikan sebuah dokumenter.



Film Wabah yang Dibuat Realistis





Kita tidak pernah menyangka sebelumnya bahwa suatu virus yang gejalanya berupa batuk dan flu, mirip influenza biasa, mampu membunuh begitu banyak jiwa dalam periode waktu yang terhitung singkat. Namun, film Contagion mirip memperlihatkan kemungkinan tersebut dengan packing yang masuk akal dan penggambaran yang realistis.



Dalam film disebutkan bahwa virus ini menyerang otak dan paru-paru. Salah satu dokter juga menyebutnya dengan rinci bagaimana beliau bisa menular dari satu insan ke manusia lainnya. Reaksi Beth yang diceritakan meninggal dikala film baru dimulai, yaitu kejang-kejang digambarkan dengan realistis. Kesinambungan antara penjelasan ilmiah dan reaksi yang ditimbulkan cukup rapi sehingga tidak terasa berlebihan.



Pada selesai film, Anda akan dibawa menyaksikan bagaimana virus atau bencana ini bermula. Lagi-lagi semua diceritakan tanpa terasa berlebihan. Sedikit banyak gambaran tentang bagaimana virus dari hewan terutama kelelawar bisa menjangkiti insan dipertontonkan. Alur penceritaan di bagian ini pun terasa terang dan padat.



Dibintangi Aktor Aktris Hebat





Saat melihat Contagion Anda akan bertemu dengan aktor Jude Law yang berperan selaku Alan, si penyebar hoax. Karakter Alan ini cukup menawan perhatian alasannya perilakunya merefleksikan orang-orang zaman sekarang yang memanfaatkan media umum untuk menyebar kepanikan atau menyampaikan opini pribadi tanpa bukti.



Kemudian ada aktris Gwyneth Platrow yang cuma tampil di permulaan film namun meninggalkan kesan menyeramkan sebab kemampuan aktingnya. Kemudian ada Matt Damon yang berperan selaku Mitch, suami kedua Beth yang punya sistem imun baik sehingga tidak tertular virus yang dibawa istrinya. Bintang lain yang terlibat antara lain Kate Winslet, Laurence Fishburne dan Marion Cotillard. Mereka memerankan orang-orang akil di balik penanggulangan peristiwa penyakit ini.



Film Contagion (2011) bukan jenis film wabah yang fokus pada satu keluarga atau aksara saja. Ia menceritakan bagaimana efek virus terjadi secara lebih luas berikut dengan pencegahan dan penanggulangan berbentukisolasi dan penciptaan vaksin. Menonton film ini di tengah pandemi Covid-19 mampu jadi akan memberi Anda suatu persepsi lain. Penasaran? Tonton sekarang juga!







Contagion






class="rwp-overall-score rwp-only"
style="background: #f67f3e;"
property="reviewRating" typeof="http://schema.org/Rating"
>

6.5 / 10
Bacaterus.com





Rating









Sumber spurs.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama