Sinopsis & Review Drama Thailand A Tale Of Thousand Stars


Lakorn BL yang ngehits banget di tahun 2021, nih, judulnya yaitu A Tale of Thousand Stars (นิทานพันดาว). Serial televisi Thailand ini mengajak pemeran kawakan, Pirapat Watthanasetsiri (Earth), dan juga Thai idol yang baru debut jadi pemain film, Sahaphap Wongratch (Mix). Drama ini diangkat dari novel berjudul sama karya Bacteria.



Latarnya ada di Pha Pun Dao (desa fiksi di sebelah utara Thailand). Menceritakan perihal Tian Sopasitsakun (Mix) yang menerima transplantasi jantung dari seorang guru volunteer bernama Torfun Chareonpon (Sarunchana Apisamaimongkol) yang meninggal alasannya kecelakaan. Melalui buku diari Torfun, Tian mengenali keseharian gadis tersebut dan juga impiannya.



Untuk balas akal, Tian ingin menjadi pengganti Torfun sebagai guru sukarelawan dan juga merealisasikan cita-cita gadis itu yang tertulis di buku hariannya. Torfun menuliskan tentang Legenda 1000 Bintang pada halaman terakhir di buku diari tersebut. Pada malam perubahan tahun, di bukit tertinggi Pha Pun Dao, jika seseorang sukses menghitung 1000 bintang maka peluangnya akan terkabul.



Tian juga menyadari kalau Torfun memiliki perasaan pada seseorang di sana, ialah Phupha Viriyanon (Earth), Chief Forest Ranger di desa. Tian pun berjuang untuk melakukan semua kebiasaan Torfun dan merealisasikan impian terakhirnya dengan segala cara. Berikut sinopsis dan ulasan drama A Tale of Thousand Stars dari Bacaterus.



Sinopsis










  • Tahun rilis: 2021

  • Genre: Romance, Drama

  • Produksi: GMMTV

  • Sutradara: Noppharnach Chaiwimol

  • Pemeran: Pirapat Watthanasetsiri (Earth), Sahaphap Wongratch (Mix), Sarunchana Apisamaimongkol, Nawat Phumphotingam, Krittanai Arsalprakit, Sattabut Laedeke, Jakkrit Ammarat, Paweena Charivsakul

  • Jumlah episode: 10





Tian (Mix) yaitu seorang anak dari Teerayut dan Lalita, pesohor yang kaya raya. Ia hidup hanya untuk bersenang-senang, berpesta, berjudi, mabuk-mabukkan; ia tidak pernah memikirkan orang lain. Walau terlihat happy, ternyata Tian mempunyai penyakit parah, adalah gagal jantung kongestif.



Sebenarnya Tian sudah mencicipi tanda-tandanya, tapi beliau abai. Akhirnya, suatu malam ketika akan balapan mobil liar bersama musuhnya, ia jatuh pingsan dan dibawa ke rumah sakit. Saat itu juga, ia mesti mendapatkan donor jantung, jikalau tidak, nyawanya mampu terbang.



Di ketika yang nyaris serentak, seorang perempuan muda yang ialah guru relawan di desa terpencil, tertabrak mobil dan meninggal saat itu juga. Gadis itu bernama Torfun.



Selain aktif menolong orang-orang, Torfun juga sudah mendaftarkan diri sebagai donor organ jikalau beliau meninggal nanti. Tian balasannya mendapatkan jantung baru yang kebetulan sangat kompatibel dengan tubuhnya. Ia menerima kehidupan yang kedua berkat Torfun.



Tian sungguh ingin tau dengan siapa pendonor jantungnya. Walau berdasarkan rumah sakit data pendonor itu dirahasiakan, ia tahu kalau orang tuanya menyembunyikan fakta tersebut.



Ia pun menyelinap ke ruang kerja ayahnya dan mengintip data dari rumah sakit. Ia berhasil mendapatkan nama pemilik jantung tersebut, Torfun Chareonpon. Mencari-cari di mana kediaman Torfun, Tian pun menemukannya.



Saat itu, tante Torfun sedang beres-beres, hendak membuang semua barang peninggalan keponakannya. Akan tetapi, Tian berhasil menyelamatkan buku harian Torfun.



Tian melaksanakan itu semua karena beliau bisa mencicipi ada harapan yang belum tuntas dari Torfun. Dari diari Torfun, Tian mengenali jika gadis itu sedang menjadi guru sukarelawan di sebuah desa bernama Pha Pun Dao, sebelah utara Thailand.



Karena ingin membalas jasa dan merasa bersalah pada Torfun, Tian nekat melamar menjadi guru relawan di desa yang bahkan tidak memiliki sinyal dan kalau malam tidak ada listrik. Tadinya, pusat relawan ragu alasannya mengenali latar belakang Tian. Tapi, melihat keseriusan laki-laki muda tersebut, balasannya Tian pun diloloskan dan mampu menjadi relawan dalam waktu bersahabat.



Sesampainya di Pha Pun Dao, Tian bertemu dengan Chief Phupha (Earth) dan pribadi pingsan. Mungkin karena ia kecapekan sehabis mendaki bukit (ingat Tian gres simpulan operasi cangkok jantung), atau mungkin alasannya adalah hatinya Torfun menanggapi kehadiran Chief Phupa. Oh iya, Chief Phupa yaitu Kepala Forest Officer di desa tersebut, ya.



Setelah resmi menjadi guru sukarelawan, ternyata ada banyak hal yang mesti Tian pelajari. Seperti mesti beradaptasi dengan lingkungan baru, yang tentunya belum pernah dia alami selama hidupnya yang bergelimang harta.



Tempat tinggalnya kini berbentukgubuk tanpa listrik, tanpa kamar mandi di dalam, dan tanpa orang-orang yang mengenal serta mengelukan dirinya.



Selain Phupha, Tian juga berjumpa dengan Yod (teknisi), Rang (bawahan Phupa), dan Dokter Nam (dokter Desa). Mereka semua satu-satunya yang tahu ihwal kecelakaan yang dialami Torfun, sehingga gadis itu meninggal dunia. Tapi, mereka setuju untuk menyembunyikan seluruhnya dari Bianglae Khama (kepala desa), belum dewasa di sekolah, juga seluruh warga desa.



Pada hari pertamanya mengajar, Tian berupaya sungguh keras untuk diterima oleh anak-anak muridnya dan juga oleh masyarakatdesa. Semua orang masih membandingkannya dengan Torfun, itu menciptakan Tian sedikit merasa murung.



Saat mengajak belum dewasa ke sungai, salah satu murid Tian ada yang karam dan itu menciptakan Phupha serta para masyarakatdesa kian tidak menyukainya.



Tian ingin mengalah menjadi guru sukarelawan dan berpikir beliau mesti kembali menjalani hidupnya di kota. Namun, ia ingat maksudnya ke sana yaitu untuk Torfun.



Namun, Phupha menenangkannya dan memintanya untuk tidak menjadi 'guru' belum dewasa, melainkan menjadi 'kakak' mereka. Tian pun bersusah payah untuk mengambil hati anak-anak, warga desa, dan juga Chief Phupa.



Semuanya berjalan tanpa hambatan. Tian telah diterima oleh belum dewasa juga masyarakatdesa, eh, Tian malah menyebabkan problem baru. Ia mendamprat pengepul teh yang curang, mereka sabung dan para penjahat itu mengatakan tidak akan berbelanja teh dari desa Pha Pun Dao lagi.



Supaya konfliknya semakin sedap, ternyata mereka bukan asal-asalan orang. Mereka merupakan bawahan saudagar yang mempunyai pengaruh berpengaruh di sana, ialah Tuan Sakda. Kejadian tersebut menimbulkan tidak ada satupun produk teh dari desa Pha Pun Dao yang laris karena pembeli lain diminta untuk tidak membeli apapun dari desa tersebut oleh Tuan Sakda.



Hal itu menciptakan warga desa cukup kesal dengan Tian, walaupun bergotong-royong mereka telah dibela. Tian pun berusaha sekuat tenaga untuk menjual daun-daun teh warga. Ia memutar otak, kalau tehnya saja tidak laris, bermakna dia harus menciptakan produk lain dari teh tersebut.



Tian memiliki wangsit untuk menciptakan kantung teh yang berfungsi sebagai aromaterapi ruangan atau mobil. Warga yang tadinya ragu-ragu pun semangat membuat produk gres tersebut. Di penghujung hari, penduduk desa menyadari bahwa Tian sudah melaksanakan yang terbaik demi penduduk desa, dan mendapatkannya kembali sebagai keluarga.



Namun, bahaya belum simpulan mengintai Tian, karena Tuan Sakda ingin Tian mati setelah mengenali bisnis ilegal yang dilakukannya. Dalam adegan pertengkaran itu, Chief Phupa tertembak dan Tian patah tulang. Karena kejadiannya sangat fatal, ayah Tian pun terpaksa diundang ke tempat tinggal sakit desa.



Tian terkejut melihat ayahnya ada di sana ketika ia sadarkan diri. Ternyata, selama ini ayahnya dan Chief Phupa saling mengenal.



Kata hatinya menyampaikan bila perhatian Phupa selama ini hanya alasannya adalah 'tugas' semata, Tian kesal pada Phupa dan berpikir untuk pulang ke rumah. Didukung oleh Phupa yang datang-tiba bersikap dingin dan seakan-akan menghalau Tian agar segera pergi dari desa.



Phupa juga berkata hal-hal yang menyakitkan dan meminta Tian melupakan apapun yang pernah terjadi diantara mereka. Naun, ternyata, Phupa melakukan itu alasannya adalah merasa bersalah. Ia merasa tidak bisa menjaga Tian hingga terluka.



Phupa juga berpikir sungguh disayangkan kalau Tian menghabiskan era mudanya di desa bareng laki-laki miskin mirip Phupa, sedangkan kala depan Tian begitu membentang. Setelah mengatakan hati ke hati, Tian pun oke untuk pulang. Ia juga telah berpikir untuk meneruskan kuliahnya, namun ia akan berganti jurusan alasannya adalah ingin menjadi guru.



Tadinya Tian ingin kuliah di Thailand saja, namun ibunya bersikeras untuk mengirim Tian ke Amerika. Tian pun mengantarkan surat terakhir untuk Phupa dan tidak lagi menanti akibat surat yang memang tak kunjung datang. Akan tetapi, jadinya Phupa datang ke airport pada detik-detik terakhir untuk melepas kepergian Tian. Mereka pun berjanji untuk saling menanti.



Waktu dipercepat ke dua tahun lalu. Tian telah menuntaskan studinya dan kembali melamar menjadi guru di desa Pha Pun Dao. Hati Tian dan Phupa pun bersatu kembali, tapi kali ini untuk selama-lamanya.



Trivia







Tim bikinan drama pada awalnya menentukan salah satu desa di perbukitan bagian utara Thailand untuk syuting. Tetapi, sebab tradisi dan iman, lokasi yang mulanya diseleksi tidak bisa dipakai sebab tidak keluar perizinan.



Sebab, warga desa cemas bila banyaknya kru dan apa yang mereka lakukan untuk shooting akan mengganggu arwah di tempat tersebut, alasannya mereka masih memegang tradisi pemujaan roh.



Tim buatan lalu menetapkan untuk membangun seluruh desa dari 0 di lokasi yang berlawanan. Tim bikinan pun membangun Rumah Tian, Sekolah Pha Pan Dao, Rumah Khama, dan rumah para penduduk desa. Unit Pra Pi Run yang merupakan daerah kerja, stasiun komando, dan fasilitas untuk Forest Ranger juga direnovasi dari rumah bau tanah yang kosong di pinggir jalan.



Karena banyak adegan yang berlatar bukit dan sungai, di mana di sana tak ada listrik, para kru pun harus membawa alat-alat berat sambil naik turun bukit yang sangat tinggi dengan tanah yang becek. Benar-benar pengabdian yang tinggi, ya?



Alur Maju Mundur yang Menarik







Saya pikir penyuntingan drama maju-mundur cukup populer dijalankan dalam drama-drama Korea. Saya kurang tahu untuk drama Thailand, sebab aku tidak terlampau banyak menontonnya.



Jadi, sebelum episode gres dimulai, ada beberapa detik kilas balik ke adegan sebelumnya (yang kadang terlalu jauh dari alur yang kini). Tapi, memang adegan itu dibutuhkan agar penonton lebih memahami jalan cerita ke depannya.



Kadang flash back itu juga merupakan sambungan dari adegan yang sebelumnya sengaja diiris, jadi penonton baru sadar setelah menonton adegan singkat itu. Jadi, saat menonton drama Tales of 1000 Stars ini seharusnya kau tidak berkedip sama sekali, utamanya di permulaan-permulaan drama akan dimulai.



Tapi, kadang alur seperti ini ada yang menyebalkannya juga. Misalnya kisah lagi titik puncak, tiba-tiba terpotong flashback atau lebih parahnya lagi: iklan!



Terus, iklannya bukan cuma ads yang lewat dari YouTube, melainkan para pemain dramanya memang mempromosikan produk tersebut dalam adegan. Mirip iklan-iklan di sinetron Indonesia, tetapi lebih natural sih karena diselipi adegan dan obrolan yang nyambung dengan huruf dan jalan ceritanya.



Cuma sedikit kesal, apalagi dikala Tian pingsan alasannya kelelahan dan mungkin imbas berkelahi dengan antek-antek Tuan Sakda di Chiang Mai. Tiba-tiba saja scene simpulan dan malah disambung iklan di mana Tian dan Chief Phu ngopi!!!



Bukan Sekedar Kisah Romansa







Latar daerah drama ini ada dua, yaitu perkotaan metropolitan juga pegunungan dengan hutan di desa terpencil. Tokoh khususnya, Tian, mencar ilmu memperbaiki dirinya sendiri. Yang mulanya beliau anak orang kaya yang besar kepala dan suka foya-foya, di Pha Pun Dao Tian berguru untuk menjadi orang yang lebih baik lagi, jadi berkhasiat untuk banyak orang.



Karena idealisme Tian yang sangat tinggi, dia membongkar kecurangan yang dilaksanakan pengepul daun teh yang licik. Mereka senantiasa meminimalkan jumlah timbangan dan bayaran untuk warga desa, alasannya warga di sana tidak mengetahui matematika dan tidak mampu membaca. Hal ini beruntun panjang, menciptakan Tian berangsur-angsur dalam persoalan besar yang bahkan membahayakan nyawanya.



Pemberdayaan Orang Desa dan Penjarahan Hutan







Seperti yang sudah aku katakan di atas, drama ini tidak cuma berfokus pada romansa Tian dan Chief Phupa saja. Tapi, alasannya adalah latar tempatnya lebih banyak di Desa Pha Pun Dao, penonton juga jadi ikut mendalami ihwal kawasan tersebut. Seperti desa terpencil yang mampu kita bayangkan, di sana tak ada listrik ketika malam hari, tak ada sinyal HP, terlebih internet.



Di sana juga orang-penduduknya kurang mendapatkan pendidikan formal, masih percaya takhayul dan mitos, sehingga ada oknum jahat yang mempergunakan mereka. Seperti Tuan Sakda yang mendustai orang-orang desa dengan membayar mereka dengan upah kecil padahal barang yang diambil sungguh banyak.



Tian pun mengajarkan belum dewasa di sekolah bagaimana menggunakan timbangan, matematika praktis, bagaimana menanam tumbuhan, pokoknya ilmu-ilmu yang penting dan bisa berkhasiat di desa tersebut.



Ia juga mengajak warga desa untuk bangkit dan membuat produk gres dari teh-teh mereka yang tidak laku. Selain menawarkan impian baru, Tian juga sekaligus mendongkrak perekonomian desa.



Teman yang Suportif







Di daerah asalnya, Tian mempunyai banyak 'teman', tetapi sobat dekatnya hanya beberapa saja yaitu Mark, Lin, Ood. Namun, yang paling dekat 'bersahabat' dengannya alias teman sejatinya cuma satu, yakni Tul.



Bahkan ketika Tian tak ada kabar alasannya di Desa Pha Pun Dao tidak ada sinyal, sekalinya dihubungi oleh Tian yang sedang berada di Chiang Mai (tempat perkotaan), Tul eksklusif menyusulnya.



Saat berjumpa kembali sesudah beberapa lama tak ada kabar, mereka saling melepas rindu dengan bercakap-piawai, membicarakan banyak hal.



Tapi, yang paling mengagetkan ialah ketika Tian mengajukan pertanyaan "Bagaimana jika aku memberitahumu saya menyukai laki-laki?", Tul menjawab, "Ya, terserah. Kamu baru mengetahui apa yang kau senangi, tak ada yang salah dengan itu. Aku tidak ada persoalan dengan itu karena saya temanmu.".



Walaupun merasa ada ketertarikan dengan Chief Phupa, Tian sebenarnya masih bingung apakah perasaannya itu memang muncul dari dirinya sendiri, atau dari jantung mendiang Torfun, atau memang dianya saja selama ini yang gay tetapi tidak menyadarinya.



Di Pha Phun Dao pun, Tian memiliki orang-orang yang peduli dengannya. Semua warga, anak-anak muridnya di sekolah, dan pastinya para petugas penjaga desa, seluruhnya sungguh peduli pada Tian dan menganggapnya keluarga. Terutama, tentunya Chief Phu, ya.



Saya pikir Tian akan kesulitan untuk bertahan di Pha Pun Dao jika dia tak memiliki orang-orang yang mendukungnya. Tian paling dekat dengan Chief Phupa, Longtae (anak kepala desa), Rang, Yod, dan dokter Nam. Ia juga sering meminta nasehat dari beberapa tetua di desa. Namun, Longtae lah yang menjadi sobat terbaik Tian selama di Pha Pun Dao.



Torfun yakni Kunci







Walaupun sudah meninggal dunia, Torfun benar-benar menolong dalam cerita ini. Pertama, jantungnya sudah menawarkan Tian kehidupan gres. Kedua, buku harian peninggalan Torfun secara tidak eksklusif memberikan balasan untuk persoalan-duduk perkara yang dialami Tian juga warga desa Pha Pun Dao.



Seperti dilema teh yang menumpuk alasannya pengepul tidak ingin berbelanja lagi dari warga Pha Pun Dao sehabis dilabrak Tian. Sewaktu pergi ke Chiang Mai, Tian melihat pedagang wewangian sachet-an yang terbuat dari teh dan bunga.



Tian ingat di buku harian Torfun ada tulisan ihwal bunga dan teh Pha Pun Dao yang begitu harum. Bahkan, setelah sekian usang dikeringkan, Tian masih mampu mencium aromanya dari buku harian itu.



Dari situlah Tian mendapatkan wangsit untuk membuat produk serupa demi menjawab kekalutan warga karena teh bikinan mereka tidak ada yang akan berbelanja. Beberapa kebiasaan Torfun pun dia terapkan, sehingga orang-orang desa sering kali menerka bahwa Throfun dan Tian sangatlah seperti.



Character Development







Tian bertransformasi dari orang yang tidak acuh kepada apapun selain hidupnya sendiri, menjadi seorang volunteer, guru, penolong, dan penyemangat warga Pha Pun Dao.



Tian belajar banyak hal, begitu pula kita selaku penonton. Menurut saya, scene paling duka adalah saat Tian harus kembali ke Bangkok. Sebenarnya Chief Phupa dan juga siapa pun di desa tidak mau Tian pulang atau setidaknya tinggal lebih usang di sana.



Tapi, mau bagaimana lagi, hal itu tidak mungkin terjadi. Terlebih ternyata selama ini Chief Phu mengenal ayah Tian, dan memang menitipkan Tian selama ada di sana kepadanya. Setelah kejadian penembakan yang dikerjakan Tuan Sakda, ayah Tian tiba dan menciptakan Tian tahu segalanya.



Chief Phu juga seperti disadarkan, bahwa kehidupan Tian bukan di sini, sehingga beliau pun mesti merelakan hatinya pergi. Chief Phupa berpikir bahwa hidup Tian masih panjang, era depannya sungguh luas, sungguh disayangkan bila dia melepaskan seluruhnya untuk tinggal di desa.



Tak cuma duka karena harus jauh dari kekasih hatinya, Chief Phu, Tian juga remuk alasannya adalah mesti berpisah dari keluarga barunya di desa. Sekembalinya Tian ke Bangkok, dia berusaha menjalani kehidupannya dengan suasana yang usang, namun sikapnya yang baru.



Ia masak sendiri, membereskan kasur sendiri, lebih mampu menghargai orang lain, jadi menggemari anak-anak, jadi lebih bijaksana, dan masih banyak lagi hal faktual yang lain yang dia pelajari dari Pha Pun Dao.



Karena, mirip tanaman, kita bisa berkembang dan berkembang (juga merasa senang) bila berada di kawasan yang tepat. Akhirnya Tian tahu yang beliau inginkan, adalah menjadi seorang guru. Awalnya sang ibu tidak baiklah, tetapi sehabis berdiskusi dengan suaminya, beliau merelakan anaknya mencar ilmu di bidang edukasi asalkan di Amerika.



Satu-satunya hal yang menahan Tian di Thailand yakni Phupa. Saat dokter Nam menikah di Bangkok, Tian sangat berharap untuk mampu berjumpa Phupa. Tapi, Phupa sengaja tidak membiarkan itu terjadi. Phupa berpura-pura telah pergi, padahal dia memperhatikan Tian dari jauh. Hal itu membuat Tian memutuskan untuk mengikuti kemauan ibunya mencar ilmu di Amerika.



Tian berpikir, Phupa memang betul-betul ingin Tian move on. Dan, beliau berharap, dengan jarak yang begitu jauh, ia bisa melupakan semuanya.



Saat scene Tian akan berangkat ke Amrik, beliau menggunakan jaket belel Phupa dan cincin pemberiannya, sambil meminum kopi yang dulu mereka minum berdua di desa. Tian bahkan menciptakan dua gelas dan melakukan cheers seolah-olah ada Phupa di sana. Itu ngena banget, sih.



Final Verdict







Melalui buku harian Torfun, Tian belajar wacana arti kehidupan, perihal perasaan cinta, serta keinginan untuk berkembang menjadi orang yang lebih baik. Keseluruhan drama ini sungguh cantik. Terlepas mungkin ada orang yang menyepelekan sebab drama ini berunsur LGBT, namun banyak banget pelajaran yang bisa penonton peroleh dari cerita ini, sungguh.



Serial ini menerangkan bahwa tidak butuhbanyak adegan ciuman dan adegan ranjang untuk mempesona penonton. Berinvestasi dalam dongeng yang indah, ditambah pemain film yang sangat baik, dapat menciptakan serial BL sukses.



Saya menggemari fakta bahwa cerita ini tidak hanya berfokus pada dongeng cinta Tian dan Phupha. Drama ini memberikan kepada penonton pentingnya memperoleh tujuan hidup, melindungi sumber daya alam, dan menjangkau komunitas yang jauh dari peradaban.



Semua pemain drama dalam serial ini layak diacungi jempol. Para pemain film dan aktris pendukung berakting dengan sangat bagus, dapat menciptakan setiap scene jadi lebih hidup. Terutama Mix, ini yaitu debut aktingnya namun dia sudah melakukan pekerjaan yang sangat baik.



Sedangkan Earth tadinya sempat ingin mundur dari dunia hiburan, namun alasannya adalah serial ini sangat berhasil dan bisa menandakan kualitas aktingnya, karirnya pun makin bersinar. Mix dan Earth juga menyanyikan OST drama ini dalam versi mereka, loh. Salut juga untuk semua kru yang bertugas, sutradara, penulis dialog, dan juga penulis cerita.



Untuk keseluruhan cerita, sinematografi, dan obrolan, aku memperlihatkan rating 8 untuk drama ini. Bagaimana menurutmu wacana drama Thailand A Tale of Thousand Stars ini? Yang telah nonton, sharing-sharing, yuk, di kolom komentar.







A Tale of Thousand Stars






class="rwp-overall-score rwp-only"
style="background: #f67f3e;"
property="reviewRating" typeof="http://schema.org/Rating"
>

8 / 10
Bacaterus.com





Rating









Sumber spurs.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama