Persahabatan antara wanita dan pria konon yaitu suatu mitos. Salah satunya pasti mencicipi cinta, tetapi di saat serentak merasa terhalang oleh banyak hal. Seperti cerita Emma dan Dexter pada film One Day yang tayang pada 2011 lalu ini. Tak bisa bersama sekaligus tak mampu berpisah, keduanya menjalin sebuah kekerabatan yang unik.
Pada tanggal 15 Juli setiap tahunnya, mereka mengagendakan untuk bertemu. Namun, perlu waktu belasan tahun agar masing-masing mengakui dan menyadari bahwa mereka saling memerlukan. Di dikala semua rasanya mulai berjalan baik, tiba-datang kejutan datang memukul kepala. Lalu apa yang mau terjadi berikutnya pada Emma dan Dexter? Kelanjutan film One Day hanya mampu Anda pahami saat menontonnya nanti tetapi sebelum itu baca sinopsis dan ulasannya yuk!
Sinopsis
- Tanggal/Tahun Rilis: 8 Agustus 2011
- Genre: Drama, Romantis
- Produksi: Random House Films, Film4 Productions, Color Force
- Sutradara: Lone Scherfig
- Pemeran: Anne Hathaway, Jim Sturgess, Rafe Spall, Romola Garai
Pada hari kelulusan sesudah keduanya menamatkan kuliah di Edinburgh University, yakni tanggal 15 Juli 1988, Emma Morley (Anne Hathaway) dan Dexter Mayhew (Jim Sturgess) berkenalan. Perkenalan mereka boleh dikatakan tidak dijadwalkan sebab sobat Emma yang bernama Tilly (Jodie Whittaker) dan Callum (Tom Mison), teman Dexter, malah asyik berciuman mengabaikan keduanya.
Di tengah kecanggungan Emma dan Dexter mulai bicara. Pemuda itu pun mengantarkan Emma pulang. Dexter yang memang flamboyan rupanya punya niat terselubung. Dia ingin mengajak Emma bercinta. Namun, Emma yang merasa gugup perlu waktu untuk meyakinkan diri. Dia mencari argumentasi dan membiarkan Dexter menanti dalam kondisi setengah telanjang.
Saat merasa sudah siap, Emma keluar dari kamar mandi namun dia terkejut alasannya adalah Dexter sudah kembali mengenakan celananya. Betul! Dexter telah kadung hilang kehendak dan memutuskan pulang. Tahu hal tersebut bukan sifat yang mengesankan, Dexter memutuskan tidak jadi pulang lalu keduanya berbincang di atas kawasan tidur sebagai sahabat.
Satu tahun kemudian di tanggal yang serupa, Dexter membantu Emma pindahan ke London. Dia meluangkan diri sebelum berangkat ke India. Walau terpisah jarak yang jauh, Dexter ingin Emma terus mengiriminya surat. Di London Emma bekerja menjadi penulis dan risikonya menjadi pelayan di suatu kedai makanan Meksiko.
Saat bekerja sebagai pramusaji itulah dirinya bertemu dengan Ian Whitehead (Rafe Spall), rekan kerja sekaligus komedian yang terlihat menyukainya. Ian mengundang Emma menyaksikan pertunjukannya tetapi gadis itu menolak. Emma masih terus berhubungan dengan Dexter, sama seperti hari itu. Dia menghubungi Dexter yang rupanya sudah ada di Paris selaku tenaga pendidik. Emma menceritakan banyak hal, sementara Dexter mendengarkan sambil ditemani seorang gadis lain.
Pada 15 Juli 1991, Dexter mendatangi Emma di daerah kerjanya. Lelaki yang gemar bermain wanita itu tampakmencium salah satu pelanggan di kedai makanan dan membuat Emma kesal. Sejurus lalu Dexter mengajak Emma berlibur. Dexter sendiri sebetulnya membenci bila Emma bekerja selaku pelayan. Dia ingin temannya itu menjadi penulis.
Emma tidak menyikapi alasannya merasa kurang yakin diri. Padahal Dexter melihat bakat yang besar pada diri gadis tersebut. Keduanya lalu pergi berlibur tetapi Emma punya beberapa peraturan yang harus dipatuhi. Pertama, tempat tidur mereka mesti dipisah, kedua dilarang saling menggoda, ketiga dihentikan tanpa busana. Nyatanya mereka malah mendatangi sebuah pantai yang didatangi para nudis
Di suatu klub, Emma terbawa suasana hingga mengungkapkan perasaannya pada Dexter. Gadis itu mengakui telah lama menyukainya bahkan sebelum mereka saling bicara. Emma juga suka membuat puisi sebab perasannya tersebut. Pernyataan ini tidak menciptakan Dexter terkejut alasannya dia sudah menyadarinya.
Lelaki ini lantas mengajak Emma berenang. Pertahanan Emma pun hancur dan gadis itu termakan untuk menggeluti ke bak renang tanpa pakaian sehelai pun. Di sana, Dexter mengungkapkan perasaan bahwa bergotong-royong semenjak peristiwa malam itu dia juga tidak berhenti menimbang-nimbang Emma, namun gundah. Oleh karena itulah beliau mengajak Emma berlibur. Sial, malam itu busana Dexter dicuri sehingga dia harus bertelanjang dada untuk sampai ke kamarnya. Pada liburan itu, semua aturan yang Emma buat, dilanggarnya sendiri.
Cerita berlanjut saat Dexter sudah menjadi seorang presenter televisi yang sukses. Dia pindah ke London dan hidupnya semakin sarat dengan hura-hura, pesta dan perempuan. Namun, sang ibu, Alison (Patricia Clarkson) tidak menggemari kehidupan anak lelakinya ini, terlebih Alison sedang sakit kanker.
Suatu hari Dexter mendatangi ibunya dalam keadaan mabuk. Dia mencoba menghabiskan waktu bareng Alison alasannya keterkaitannya dengan sang ayah, Steven (Ken Stott) tidak terlalu baik. Dia bahkan melarang Dexter menemui Alison atau datang ke rumah. Dalam kondisi hancur, Dexter menjajal menghubungi Emma. Sayangnya Emma yang kini berprofesi sebagai guru sedang menghabiskan waktu bersama Ian.
Berulang kali laki-laki itu meninggalkan pesan tapi Emma tak kunjung menghubunginya. Di tempat lain Emma dan Ian menikmati kebersamaan mereka. Emma kemudian memutuskan untuk menjalin kekerabatan dengan Ian walau sesungguhnya tidak mempunyai keterikatan emosi.
Tahun berlalu Alison diceritakan meninggal dunia. Hidup Dexter makin hancur di dalam. Dia terus menelepon Emma saat dirinya ada dalam kesulitan, tetapi perempuan itu juga tidak bisa banyak membantu terlebih berjumpa alasannya dirinya punya aktivitas. Setelah bertahun-tahun tidak berjumpa , Dexter dan Emma karenanya bisa kembali berjumpa. Namun, Emma tidak melihat ada perubahan memiliki arti pada diri Dexter yang masih saja hobi menarik hati dan tebar pesona.
Gara-gara hal itu keduanya terlibat perdebatan yang membuat Emma sungguh tersinggung dan murka. Dexter berusaha memburu tetapi Emma menolak alasannya ia tidak suka segala pergeseran yang terjadi di diri Dexter semenjak dia menjadi presenter. Emma mengungkapkan bahwa dia masih menyayangi tetapi tidak lagi menyukainya. Mereka pun berpisah dan mulai menjalani hidup sendiri-sendiri.
Karir Dexter tampakmulai meredup sementara itu dia mulai dekat dengan seorang perempua berjulukan Sylvie Cope (Romola Garai). Namun, kedua orangtua Sylvie tampaktidak menyukainya. Di segi lain kehidupan Emma dan Ian pun mulai ramai perkelahian. Lantas, apakah mungkin Dexter dan Emma kembali bersama?
Perubahan Penampilan Tiap Karakter Menguatkan Alur Cerita
Secara singkat, film One Day akan mengajak kita untuk menyaksikan persahabatan antara Emma dan Dexter dari 1988 sampai delapan belas tahun kemudian. Alur dalam film ini menceritakan bagaimana kondisi korelasi mereka setiap tahunnya. Dalam satu tahun, Emma dan Dexter mengkhususkan satu hari untuk bersama. Hal yang menawan dari alur ini adalah Anda akan menyaksikan terjadinya perubahan demi pergantian performa pada Emma dan Dexter.
Dimulai saat keduanya gres lulus kuliah, Anda akan menyaksikan performa Emma berambut curly dengan penggalan pendek dan berkacamata. Penggambaran tersebut menguatkan kepribadiannya yang canggung dan tidak percaya diri. Kemudian ada Dexter yang sudah tampil ganteng dan percaya diri sejak permulaan.
Tahun demi tahun berubah dan melalui tampilan mereka yang berubah jadi kian sampaumur Anda akan ngeuh bahwa korelasi mereka sudah berjalan beberapa tahun. Terutama dikala menyaksikan perubahan demi pergeseran pada abjad Emma; dari mulai rambut panjang, panjang berponi hingga pendek ala-ala Demi Moore.
Perubahan performa pada abjad Emma dan Dexter dalam film ini diiringi dengan pergeseran cara pandang mereka kepada cinta, wakau status antara keduanya tidak berganti dalam waktu usang. Secara keseluruhan Anda seperti diajak menjadi saksi perjalanan hidup kedua karakter utama dalam film ini.
Perlu Waktu Lama untuk Mantap Bersama
Melihat pertentangan-pertentangan atau korelasi Emma dan Dexter, sedikit banyak Anda mungkin akan bosan sekaligus gemas. Karakter Emma yang menjalin kekerabatan dengan Ian, terasa tidak mempunyai keterikatan emosional namun di sisi lain, Emma dan Dexter juga tidak mengalami pergantian yang memiliki arti. Mereka menghabiskan waktu satu tahun untuk berjumpa satu hari dan terasa berlalu begitu saja.
Perubahan berarti cuma tampakmelalui tampilan yang berganti-ganti serta konflik di kehidupan langsung masing-masing. Anda akan menyaksikan Dexter yang sukses kemudian tak lama karirnya meredup. Dia lalu jatuh lantas bangun lagi. Di sisi lain Emma perlahan mulai yakin diri dan sukses menerbitkan buku. Dari sana, terasa sekali bahwa dua aksara ini berproses. Sayangnya, saat alur kembali fokus pada korelasi Dexter dan Emma, Anda akan merasa sedikit jenuh.
Namun, alur ini pastilah memiliki pesan buat semua orang yang menontonnya. Anda diajak mengetahui bahwa sebuah perasaan mampu terhalang banyak hal, terutama ego. Cinta saja tidak cukup untuk menciptakan dua orang bersama. Namun, cinta juga yang membuat mereka bertahan dalam waktu lama untuk senantiasa ada bagi masing-masing.
Menyentuh dengan Akhir yang Tragis
Diadaptasi dari suatu novel bestseller berjudul sama karya David Nicholis, film One Day akan membekas di benak Anda sebab hasilnya yang tragis. Bukan plot twist yang memberi imbas kejut melainkan suatu kejutan yang menyesakkan.
Akhir film yang semacam ini seperti dibuat untuk menebus kebosanan selama film berjalan. Entah bagaimana, walau duka, selesai kisah yang demikian ialah alur terbaik yang bisa dihidangkan One Day. Jika Emma dan Dexter diceritakan selsai bahagia, tidak ada yang terlalu istimewa dari film ini. Hanya romansa antara dua orang yang terjalin selama belasan tahun dan keraguan mereka untuk hidup sama-sama.
Sebagai film romantis, One Day ialah tontonan dengan chemistry yang baik antara Anne dan Jim. Walau banyak yang mengeluhkan aksen British Anne, secara keseluruhan aktingnya bisa menutupi itu semua. Satu lagi, film ini punya soundtrack-soundtrack terbaik yang dibuat untuk menguatkan alurnya. Daripada makin ingin tau, Anda mampu menonton film secara eksklusif! Selamat menyaksikan!
One Day
class="rwp-overall-score rwp-only"
style="background: #f67f3e;"
property="reviewRating" typeof="http://schema.org/Rating"
>
7 / 10
Bacaterus.com
Sumber spurs.com