Manusia ialah mahluk sosial yang nggak bisa hidup sendiri. Dengan kata lain, manusia yang satu membutuhkan manusia lain untuk mampu berinteraksi, saling menolong dan memenuhi keperluan. Kehidupan insan secara sederhana mampu dilihat di sekeliling kita. Masing-masing orang pasti punya acara dan tujuan yang mau dicapai.
Sebagian besar orang nggak menggemari hidup sendiri. Ada keperluan dalam diri mereka untuk berbaur bersama lainnya. Tapi kadang keterbatasan dan kondisi memaksa kita untuk membatasinya. Seperti yang terjadi di film Rear Window dikala seseorang melihat kehidupan insan melalui jendela dan menemukan sebuah ketaknormalan. Yuk kita diskusikan sinopsis dan review filmnya!
Sinopsis
- Tahun Rilis: 1954
- Genre: Thriller, Mystery
- Produksi: Patron Inc.
- Sutradara: Alfred Hitchcock
- Pemain: James Stewart, Grace Kelly, Wendell Corey, Thelma Ritter, Raymond Burr
L.B. “Jeff” Jefferies adalah seorang fotografer tangguh yang kakinya sedang mengalami cedera. Hal itu memaksanya untuk duduk di bangku roda dan hanya tinggal di apartemennya di Greenwich Village, Manhattan. Dia punya hobi baru yakni memandangi halaman yang dikelilingi tembok beberapa apartemen dari jendela kamar.
Melihat jendela menciptakan Jeff mampu merasakan kehidupan. Terkadang dia memakai teropong agar mampu menyaksikan lebih terperinci. Dia mampu melihat orang-orang dengan sikap yang berbeda-beda. Ada seorang penari, seorang wanita yang dijulukinya Miss Lonely Hearts, pasangan yang anjingnya suka menggali di halaman apartemen, dan Lars Thorwald seorang pedagang berlian.
Hanya ada dua orang yang kerap mendatangi Jeff. Pertama, pacar Jeff, seorang sosialita bernama Lisa Fremont. Kedua, perawat Jeff, Stella namanya. Jeff sering bercerita pada Stella wacana kehidupan percintaannya dengan Lisa. Menurut Stella, ini telah waktunya Jeff menikahi Lisa. Jeff senantiasa menolak menikah dengan Stella karena mereka punya pola hidup yang berbeda.
Pada sebuah malam, angin kencang menerjang Manhattan. Jeff duduk di samping jendela sambil memandangi keluar. Dia mendengar suara wanita yang meminta tolong dan kaca pecah. Mulai merasa khawatir, ia memaksakan diri untuk tidur. Karena bingung, beliau pun bangun dan melihat Thorwald meninggalkan apartemen sambil membawa koper padahal sedang hujan deras di luar.
Pada malam yang serupa, Jeff menyaksikan Thorwald menjinjing koper keluar dari apartemennya untuk kedua kalinya. Pada pagi harinya, Jeff nggak menyaksikan istri Thorwald. Kecurigaan Jeff pada sosok Thorwald bertambah dikala ia melihat Thorwald mencuci pisau dan gergaji. Kemudian, beliau menyaksikan sampah dari apartemen Thorwald cukup banyak tetapi diikat menggunakan tali.
Jeff menceritakan kecurigaannya terhadap Thorwald pada Lisa dan Stella. Mereka berdua merasa bahwa Jeff bertindak berlebihan dan yang dilihatnya hanyalah khayalan. Jeff mendesak keduanya untuk mengamati sikap Thorwald. Mereka berdua pun mulai mempercayai Jeff setelah menyaksikan sikap Thorwald yang mencurigakan.
Berbagai sikap mencurigakan Thorwald membuat Jeff meyakini bahwa Thorwald telah membunuh istrinya. Jeff menghubungi Tom Doyle, detektif di NYPD kenalannya untuk melaporkan peristiwa. Doyle mengunjungi apartemen Jeff untuk menindaklanjuti laporan dari Doyle. Doyle memperoleh istri Thorwald membuang sampah yang mengambarkan tuduhan Jeff nggak benar.
Nggak usang lalu, anjing yang umum menggali di halaman ditemukan mati. Pemiliknya pribadi histeris saat memperoleh anjingnya mati. Semua penghuni apartemen melihat dari jendela untuk mengetahui apa yang terjadi. Dari semua penghuni, cuma sosok Thorwald yang nggak dilihat Jeff. Padahal Jeff bisa menyaksikan api dari cerutu yang dihisap Thorwald di apartemennya.
Jeff mulai menyusun planning untuk menciptakan Thorwald keluar dari apartemen. Dia menelpon Thorwald untuk janjian bertemu di kafe. Dia yakin Thorwald menyembunyikan barang bukti di halaman apartemen. Dia berasumsi bahwa anjing yang mati, dibunuh karena menggali sempurna di titik yang sama dengan Thorwald.
Thorwald pergi keluar, Lisa dan Stella menggali di titik yang sama. Tapi mereka berdua nggak memperoleh apa pun. Lisa kian terpacu untuk menolong Jeff. Mereka membuat planning, Lisa akan menyelinap masuk ke apartemen Thorwald untuk memperoleh bukti kejahatan yang dilaksanakan oleh Thorwald.
Rencana itu berlangsung mulus hingga Thorwald memergoki Lisa. Lisa pun dilaporkan pada polisi atas tuduhan masuk properti orang lain tanpa izin. Apakah Thorwald benar-benar melaksanakan kejahatan? Atau kecurigaan Jeff hanyalah suatu halusinasi? Dibangun dengan premis yang sederhana, film ini memperlihatkan keseruan yang membuat puas.
Satir ihwal Voyeur
Secara harfiah, voyeur yang berasal dari bahasa Inggris, bermakna kepuasan yang didapat seseorang saat mengintip orang lain. Walau seringkali dikaitkan dengan kepuasan seksual, namun voyeur di film Rear Window diterjemahkan selaku upaya untuk mengetahui urusan orang lain. Dalam film ini, Jeff yang butuh hiburan dan hiburan itu didapat dengan cara mengintip melalui jendela.
Hitchcok yang mengadaptasi film ini dari dongeng pendek Cornell Woolrich yang berjudul It Had to Be Murder, menjajal menabrakan sesuatu yang tabu dengan nilai sopan santun. Bagi penduduk barat, menjajal mengenali persoalan orang lain ialah sesuatu yang dilarang. Film ini membuatnya satir dengan melakukan hal yang tabu namun dimaksudkan untuk tujuan yang baik.
Jeff bukan hanya mengintip, tetapi juga mengirim Lisa untuk menyelinap masuk ke apartemen Thorwald. Tindakan itu mampu dikategorikan langkah-langkah kriminal berdasarkan aturan yang berlaku di Amerika. Hitchcock menimbulkan karyanya sebagai sebuah apresiasi atas hal tabu yang menenteng kebaikan. Terlebih hal itu diceritakan terjadi di keadaan penduduk yang individualistis.
Baca juga: Inilah Daftar Film Thriller Terbaik Sepanjang Masa
Minim Penggunaan Efek
Kalau diperhatikan lebih lanjut, di film ini akan terdengar suara-bunyi yang kadang terdengar tidak mengecewakan kencang dan kadang juga sunyi. Suara musik dari permainan piano atau radio betul-betul diambil dari lokasi apartemen Jeff tinggal. Oleh karena itu, volume yang berada di level berlawanan memang sebuah kesengajaan yang dibentuk oleh Hitchcock untuk membangun nuansa yang realistis.
Minimnya penggunaan efek merupakan cara Hitchcock untuk menempatkan penonton pada sudut pandang Jeff. Terkadang terdengar sayup-sayup bunyi dari luar ialah cerminan kehidupan sunyi yang sedang dihadapi Jeff. Begitu juga suara dari penghuni lain merupakan bukti konkret bahwa ada kehidupan di sekeliling Jeff walau nggak bisa dilihat melalui matanya secara langsung.
Suspense yang Apik
Ada dua hal yang menjadi kecanggihan Rear Window. Yang pertama adalah kemampuannya dalam membangun unsur ketegangan secara psikologis. Yang kedua ialah menyembunyikan solusi konflik di tamat film tetapi dengan membangun teka-teki yang sulit untuk ditebak. Penonton dibentuk bertanya-tanya dahulu sebelum diberi klimaks.
Ketegangan secara psikologis dibangun dengan cara-cara unik. Permainan kamera dan shot panjang dalam adegan seperti menciptakan kita berada di lokasi yang serupa dengan Jeff. Dengan begitu, kita mampu mencicipi kehampaan yang dirasakan oleh Jeff alasannya adalah harus duduk di bangku roda. Pun dengan pilihannya menyaksikan ke luar jendela yang dianggap mampu mengobati rasa hampa.
Dari segi dongeng, ketegangan diekspos dari abjad Jeff. Kecurigaan pada Thorwald yang hidup nggak jauh darinya, tentu membuat adanya resiko Thorwald akan tiba langsung ke apartemen Jeff. Bisa dibayangkan bagaimana rasanya kalau seorang pembunuh masuk, sementara Jeff nggak bisa berbuat banyak sebab cedera yang dialaminya.
Penyelesaian pertentangan ialah bukti kegemilangan Hitchcock dalam membuat suspense. Kita hanya dihadapkan pada dua kesimpulan, kecurigaan Jeff pada Thorwald itu benar atau salah. Jeff melaksanakan observasi pada sosok Thorwald, tapi nggak ada bukti besar lengan berkuasa. Hasilnya, hingga akhir film kita terus dibayangi rasa penasaran bagaimana konflik akan dituntaskan.
Rear Window ialah salah satu film klasik Hitchcock. Sutradara asal London itu dikenal dengan kemampuan briliannya dalam menciptakan suspense. Film rilisan tahun 1954 ini merupakan salah satu karya terbaik yang menampilkan ciri khasnya. Suka film-film klasik? Kalau punya anjuran film lain, bagikan di kolom komentar, yuk!
Sumber spurs.com