Sinopsis & Review We Bare Bears: The Movie, Seru & Epic!


Siapa yang tidak tahu tiga beruang yang gemesin ini? We Bare Bears yakni serial animasi bikinan Daniel Chong yang ditayangkan di Cartoon Network Studios. Selain di Cartoon Network, di televisi lokal kita bisa menontonnya di channel Net TV. Akan tetapi, yang satu ini bukan serial melainkan film layar lebar.



Menurut kabar, We Bare Bears: The Movie disebut-sebut menjadi epilog dari serial We Bare Bears, alasannya Daniel menetapkan kontraknya dengan Cartoon Network. Sedih, ya, padahal cerita-ceritanya seru banget. Mungkin Daniel akan membangun studionya sendiri di abad depan? Atau, Daniel sudah letih, mengingat serial ini telah ada sejak tahun 2015.



Anyway, film We Bare Bears: The Movie ini masih menggandeng Eric Edelstein, Demetri Martin, dan Bobby Moynihan selaku pengisi bunyi para beruang. Kaprikornus, vibe-nya masih sama, ya. Bacaterus bakal memberi tahu kamu sinopsis dan ulasan filmnya di bawah ini.



Sinopsis










  • Tahun rilis: 2020

  • Genre: Animation, Comedy

  • Produksi: Cartoon Network Studios

  • Sutradara: Daniel Chong

  • Pemeran: Eric Edelstein, Bobby Moynihan, Demetri Martin, Marc Evan Jackson, Keith Ferguson





Cerita dibuka dengan masa kecil Grizz, Panda, dan Ice Bear, juga bagaimana mereka mampu bertemu meskipun ialah jenis beruang yang berbeda-beda. Ternyata, itu ialah mimpi yang dialami Grizz. Kembali ke periode sekarang, di mana para beruang telah akil balig cukup akal.



Mereka bertiga sangat menggemari salah satu stall food truck yang memasarkan Poutine dan juga cita-cita untuk trend. Mereka kesulitan mendapatkan makanan dari food truck itu alasannya adalah pemiliknya malah melayani Nom Nom, si koala trend yang digemari semua warga Amerika. Padahal mereka lebih dulu datang.



Sementara itu, para warga juga berkumpul dan melaporkan unek-unek pada Officer Edgar Murphy ihwal para beruang yang mengganggu kehidupan mereka. Sebenarnya Officer Murphy yakni orang yang bagus dan simpel. Ia tidak keberatan akan keberadaan para beruang selama mereka mematuhi hukum dan tidak menjadikan pelanggaran.



Akan namun, laporan warga perihal para beruang bahkan telah bisa Murphy bukukan saking banyaknya. Para beruang berpikir bila mereka viral, menjadi internet sensation, maka mereka akan disukai oleh warga. Karena Nom Nom si koala pun sebenarnya mempunyai perilaku yang lebih buruk dari mereka, tetapi begitu digilai dan mampu lolos atas semua tindakan buruknya.



Sayangnya, usaha ketiga panda itu untuk menjadi sensasi internet malah memadamkan listrik di seluruh kota. Terjadi sidang besar-besaran dan datanglah Agent Buck Trout dari National Wildlife Control.



Ia mengompori para warga bahwa adanya beruang di lingkungan insan itu tidak wajar . Agent Trout berniat untuk mengembalikan semua beruang ke habitatnya, yang mempunyai arti ketiga beruang bersaudara itu mesti terpisah.



Namun, bala pinjaman tiba! Charlie dan hewan-hewan hutan, alias teman para beruang juga, menyabotase mobil polisi. Grizz, Panda, dan Ice Bear pun terselamatkan, namun mereka tetap tidak mampu pulang ke tempat tinggal. Mereka pun melakukan perjalanan ke Kanada alasannya adalah 'orang-orang Kanada menggemari beruang'. Maka, dimulailah petualangan Grizz, Panda, dan Ice Bear.



Dark Comedy







Alih-alih film komedi saja, saya pikir We Bare Bears tetap dalam komedi model mereka, adalah black humour. Karena, komedi-komedi yang ditonjolkan mengandung pokok bahasan yang tabu.



Atau sebetulnya merupakan info serius namun tidak berlangsung dengan baik, sehingga dijadikan gurauan. Ini yakni gaya komedi We Bare Bears banget sebetulnya, baik di serial maupun di filmnya tetap sama.



Dari awal sampai simpulan film, diselipi berita politik, ras, gender, dan kesetaraan yang lain. Mungkin semua itu terinspirasi dari apa yang sang sutradara sekaligus pencipta We Bare Bears, Daniel Chong, alami.



Daniel Chong merupakan keturunan Singapura-​Tiongkok yang lahir dan tinggal di Amerika Serikat. Kaprikornus, selaku kalangan minoritas dan adanya asumsi miring orang-orang sana wacana orang Asia, Daniel pasti pernah mengalami semuanya.



Toh, walaupun memiliki tema (terselubung) yang cukup berat, film ini masih mampu dicicipi oleh segala usia. Sebenarnya kalau kamu tidak aware atau mungkin sedang tidak 'ingin berpikir berat', film ini bisa dikategorikan sebagai 'film yang seru' saja.



Karena ada pembahasan serius yang bekerjasama dengan kehidupan sehari-hari, mirip politik dan aturan, juga insiden tidak mengenakan mirip deportasi yang sering terjadi di Amerika (digambarkan oleh PanPan yang hendak dikembalikan ke Cina dan Ice Bear ke Arktik).



Sebenarnya semua ini mampu jadi ajang pembelajaran yang baik buat bawah umur. Mereka jadi sedikit banyak mengetahui konsepnya semenjak dini.



Tapi, alasannya temanya terlalu mirip dengan serialnya, The Movie ini hanya seperti perpanjangan dari serial originalnya. Tidak terasa bumbu 'spesialnya.' Justru di film ini kita kehilangan momen para beruang dengan sobat-sobat lama mereka, alasannya mereka lebih banyak berinteraksi dengan karakter-huruf gres.



Untuk perbandingannya, serial televisi Spongebob Squarepants. Lalu, untuk The Movie-nya sungguh berbeda bukan cerita dan mutu gambarnya?



Nah, kalau We Bare Bears: The Movie ini tidak terasa perbedaannya antara film dengan serialnya. Kualitas gambarnya sama, cuma sedikit lebih tajam. Lalu, informasi yang diangkat masih sama hanya durasinya diperpanjang, begitu maksud saya.



Banyak Referensi Internet & Dunia Masa Kini







Style yang 'We Bare Bears' banget, selain menyelipkan isu-isu tabu, juga sering menjinjing tren internet kontemporer. Karakter Panda, yang kita semua tahu kerajingan media umum dan akun dating, ketiga beruang yang ingin viral demi 'diterima' penduduk , dan masyarakat yang gampang tergiring opini, itu mencerminkan budaya terbaru, bukan?



Tidak hanya tren kekinian, film ini juga memperlihatkan beberapa meme, orang, lagu, binatang, atau insiden trend yang lain. Itu semua ditampilkan dalam adegan perjuangan Grizz, Panda, dan Ice Bear yang ingin jadi sensasi internet.



Mereka melaksanakan Gangnam Style, memperlihatkan Grumpy Cat, dan acuan yang lain yang mungkin kita sebagai orang akil balig cukup akal pernah melaluinya juga. Jadi mirip nostalgia.



From Zero to Hero







Grizz, Panda, dan Ice Bear merasa jika mereka payah, tidak dicintai, tidak diterima di manapun. Sebenarnya Ice Bear tidak terlampau merasa begitu, sih, alasannya dia tidak terlalu peduli asumsi orang lain. Tapi, yang jelas dia peduli pada kakak-kakaknya, yakni Grizz dan Panda.



Di sini kita bisa menyaksikan kemajuan karakter ketiga beruang ini, utamanya Grizz selaku yang paling renta di antara Panda dan Ice Bear. Ia merasa bertanggung jawab atas kelangsungan hidup dan kebersamaan mereka semua.



Akhirnya, Grizz pun berdiri dari keterpurukan dan sukses menenteng kedua adiknya, juga semua beruang madu yang tersisa, pergi dari penangkaran yang terbakar.



Berkat agresi heroik dari Grizz, Panda, dan Ice Bear, masyarakat pun 'memaafkan' semua kesalahan mereka di abad kemudian dan menerima mereka kembali. Bahkan, semua beruang madu yang tak bisa berbicara juga diterima di society. Akhirnya para beruang dan manusia hidup berdampingan dengan tenang.



Sebagai peminat serial We Bare Bears, aku enjoy menonton The Movie ini. Walaupun ada beberapa juga yang menurut aku kurang setuju. Misalnya, The Movie ini lebih banyak memunculkan aksara gres alih-alih sobat usang dari para beruang.



Karakter-abjad mirip Chloe Park si gadis Korea, Charlie si Yeti, Ranger Dana Tabes si penjaga hutan, Lucy si pemilik perjuangan sayuran, dan teman-teman para beruang lainnya itu hanya muncul selaku kameo di awal dan selesai film.



Padahal beberapa di antara mereka bahkan ikut andil dalam pembebasan para beruang saat akan dideportasi. Di sisi lain, aku suka karena banyak aksara gres yang di-unlock.



Saya kembali mengatakan statement di permulaan, ialah The Movie ini seperti series We Bare Bears yang umum, cuma lebih panjang durasinya karena plot dan masalahnya sama dengan yang pernah kita tonton pada episode-episode series-nya. Tapi, apakah film ini menyenangkan untuk ditonton? Ya.



Apakah ada pesan moralnya? Banyak. Tapi, yang terpenting dan mampu kau tanamkan pada anak kecil yang menonton bersama kamu yaitu, kita mesti memperlakukan semua orang secara setara, bahkan jikalau mereka berlainan dari dirimu.



Jika terjadi perubahan atau sesuatu yang tidak sesuai dengan kebiasaan kita, tetapi itu bukanlah hal yang jelek, maka terima saja. Karena, "Alam menyesuaikan diri, mungkin kau juga harus melakukannya." - Grizz.



Untuk keseluruhan film ini, aku memberi rating 7,5. Apakah kamu pernah menonton filmnya juga? Apa tanggapanmu wacana We Bare Bears: The Movie? Share your thought di kolom komentar di bawah ini, ya.







We Bare Bear: The Movie






class="rwp-overall-score rwp-only"
style="background: #f67f3e;"
property="reviewRating" typeof="http://schema.org/Rating"
>

7.5 / 10
Bacaterus.com





Rating









Sumber spurs.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama