4 Konten Blog Yang Harus Dipunyai Untuk Membuat Blog Kita Jauh Lebih Mempesona

Baiklah, konten yakni raja. Ini tidak usah disangkal lagi. Setiap blogger pasti memahami ini. Konten selalu menjadi katalis yang menciptakan semuanya bisa menjadi aktual. Banyak blogger yang hasilnya menjadi buzzer karena kontennya yang konsisten dan tajam.


Buat internet marketer yang bermain di content marketing juga pasti paham betul. Tetapi buat internet marketer yang ‘abu-bubuk’, dengan gampang bakal mematahkan hukum baku yang dibuat oleh Google ini. Selalu ada cara untuk menciptakan konten kita menjadi unik dan terpercaya oleh big G. Ya kan? Hahaha


Tapi sudahlah, buat yang baru ingin mencar ilmu ngebog ataupun bagi blogger yang pengalamannya telah tahunan, ada beberapa hal yang selalu menjadi hukum di blog kita. Ada 4 (empat) tujuan dari setiap konten/goresan pena yang kita posting, (1) yaitu untuk menarik visitor baru, (2) untuk membangun relationship dengan pembaca, (3) mengedukasi pembaca sesuai dengan pendekatan yang kita pake di blog kita, dan (4) memberikan expertise dan leadership yang kita, blogger, punya. Keempat tujuan ini tidak mampu dicapai dengan sendirinya. Semuanya harus ada strategi yang diimplementasikan. Kalau dibahasa saya, semua harus ‘by design’, tidak terjadi dengan sendirinya.


water in a jug photo
Photo by Darron Birgenheier

Yang perlu dicatat yakni, tidak ada konten yang mampu menampung seluruhnya. Kita mesti bersabar dan terus konsisten dengan strategi yang kita terapkan. Konsistensi ini yang mampu membangun pembaca yang setia. Mereka suka dengan gaya bahasa, atau cantik lagi, mereka suka dengan isi konten yang memang menjawab pertanyaan yang ada di benak pembaca. Makara, ini ada taktik mengisi konten di blog. Tepatnya, beberapa macam konten yang perlu dimengerti oleh blogger :


1. Mark W Schaefer menyebutnya, evergreen content. Konten jenis ini senantiasa berkaitan dan berkhasiat dalam keadaan apapun, dimanapun dan kapanpun. Postingan di tahun 2012 misalnya, ternyata masih berhubungan dengan kondisi di tahun 2015 nanti. Evergreen content umumnya menjawab apa yang menjadi pertanyaan lazim pembaca. Untuk memiliki traffic yang berhubungan , evergreen konten yang anda punya harus agak banyak. Minimal dalam setahun anda bisa mengeluarkan 12 konten jenis ini. Bisa dipermudah dengan sebulan sekali di-publish.


Secara teknis, bertandingdi kata kuncievergreen konten cukup menantang. Konten ini bukan jenis yang ber-kata kuncilong tail. Walaupun dicari oleh jutaan pembaca, tetapi untuk merebut posisi pertama di Google bukanlah hal yang mudah. Okelah, bagi yang bermain dengan SEO (white ataupun black), kita masih mampu bergumul dengan backlinks, tetapi bagi blogger tulen, konten yang bermutu menjadi andalan. Karena dengan konten yang bermutu, tulisan kita akan menjadi rujukan yang pada jadinya menjadi backlinks juga. Dalam dunia corporate blogging, isi dari konten evergreen mampu merupakan kompilasi dari special project yang pernah dilaksanakan, tentu saja dengan isi yang mendalam.


2. Yang kedua, soul content. Saya menyebutnya begitu alasannya adalah di konten jenis ini menimbulkan karakteristik siapa penulis di belakang suatu konten. Ini akan membangun suatu relasi inter-personal yang kian usang menimbulkan sebuah iktikad antara penulis dan pembaca. Di konten ini yang mendorong setiap orang yang bertanggung jawab semoga setiap kata menjadi autentik. Di dalamnya tersembunyi kekuatan personal branding.


Menulis soul content tidaklah sulit. Ikuti value dan kata hati, maka anda akan mendapatkan konten yang hebat untuk blog anda. Pada sebuah corporate blog, menciptakan soul content bermakna mengembalikan apa yang semestinya, yakni nilai/value perusahaan itu sendiri. Perusahaan advertising contohnya, ketimbang mencari-cari konten teknikal yang menjemukan, lebih baik menjaring pengunjung dengan klarifikasi proses kreatif yang terjadi di setiap projek yang ada. Contoh terbaik soul content, berdasarkan saya, yaitu ketika Annita Roddick memilih mem-blog wacana janji perusahaannya, BodyShop, untuk selalu terlibat dalam usaha ‘menghijaukan’ kembali dunia. Quote-nya, bahwa dia ialah penggerak (dan bukan businesswoman) sangat memberi ide dunia.


3. Ini adalah jenis konten yang paling aku senangi, saya menyebutnya breakfast content. Kenapa menyebutnya begitu? Karena berdasarkan aku, breakfast adalah saat dimana kita pengen kuliner yang jujur, betul-betul dikehendaki, dan belum terkotori oleh bacin-bauan, persepsi mata atau sentuhan kuliner lain yang bisa memunculkan rasa ingin makan. Begitu juga breakfast content, dikala kita menceritakan apa yang terjadi dengan bahasa yang kita tahu. Konten ini menimbulkan sisi ‘insan’ dari penulis. Walaupun suatu corporate blog, konten ini tetap akan menguras persepsi mata alasannya adalah kejujuran dan keindahannya dalam bertutur kata.


Breakfast content menjamah banyak sisi sosial dan budaya. Bagaimana sebuah perusahaan meningkat misalnya, tetapi dari sudut pandang seorang pegawainya. Atau bagaimana kita melaksanakan pekerjaan seorang sampaumur, tapi dari pandangan mata seorang anak kecil. Sudut pandang yang berlainan ini adalah keunikan tersendiri. Breakfast content yang membedakan apakah tulisan ditulis dengan semangat atau sekedar mengisi suatu blog. Breakfast content bukan goresan pena yang bisa ditulis oleh eorang penulis konten lepas. Tetapi oleh seseorang yang benar-benar paham perihal apa yang ditulisnya.


4. Terakhir, Post-it content. Tau Post-it kan? Yang (lazimnya ) berwarna kuning dan suka ditempel dimana-mana. Blog kita juga perlu konten yang demikian. Pendek, ringan dan straight-to-the-point. Karena sifatnya yang ringan, konten ini mampu mengisi 60-70% konten blog. Biasanya bernuansa info yang up-to-date, konten ini tidak akan menciptakan blog anda menjadi lebih unik, tetapi akan menambah index di Google. Semakin banyak konten yang ter-index mempunyai arti makin besar kemungkinan traffic yang masuk.


Selamat nge-blog!



Sumber harus di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama